Sukses

Menengok JPO Pinisi Sudirman, Bisa Dilintasi Sepeda dan Ada Nama Nakes yang Gugur Akibat Pandemi

Ada 37 nama nakes yang gugur diukir pada prasasti di bagian tengah JPO Pinisi Sudirman, tapi kenapa JPO ini mendapat kritikan?

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Karet Sudirman bertema kapal Pinisi di Jalan Jenderal Sudirman, Karet Tengsin, Jakarta Selatan, 10 Maret 2022.  Selain untuk pejalan kaki, JPO Pinisi Karet Sudirman ini juga dirancang untuk memfasilitasi pesepeda di Jalan Jenderal Sudirman karena banyak pejalan kaki atau pesepeda yang tidak bisa menyeberang, kecuali di ujung utara Bundaran HI.

"Tempat ini tak sekadar dibangun untuk menyeberangkan, tapi juga untuk mempertemukan dan menyatukan. Alhamdulillah, Jembatan Penyeberangan Orang dan Sepeda (JPOS) Phinisi di Karet Sudirman resmi mulai digunakan sejak kemarin sore," tulis Anies Baswedan dalam unggahan di akun Instagramnya pada 11 Maret 2022.

Anies berharap, dengan adanya jembatan penyeberangan ini, para pengguna sepeda sebagai alat transportasi bisa punya akses untuk berpindah dari sisi barat ke timur atau sebaliknya. Keberadaan JPO atau JPS Pinisi juga diharapkan bisa menjadikan Jakarta sebagai kota tangguh, ulet, dan warganya mencerminkan budaya sebagai kota global yang diperhitungkan di kancah internasional.

Anies menjelaskan, JPO atau JPS ini dibangun dengan konsep modern, dilengkapi anjungan bertema kapal phinisi dan galeri apresiasi yang didedikasikan untuk mengenang perjuangan dan pengorbanan tenaga medis atau tenaga kesehatan (nakes) dalam menangani pandemi Covid-19. Ada 37 nama tenaga kesehatan yang gugur diukir pada prasasti di bagian tengah jembatan.

Model jembatannya yang terbuka kembali menghadirkan wajah baru Jakarta di ruang publik, sekaligus menjadi ruang ketiga bagi warga Jakarta di simpul utama aktivitas bisnis. JPO atau JPS ini juga memiliki desain unik karena ada dua jembatan lurus dan melengkung yang menghubungkan Jalan Jenderal Sudirman arah Blok M dan Monas.

Selain itu, JPO atau JPS ini sudah terintegrasi dengan Halte TransJakarta Karet, memiliki fasilitas lift untuk kelompok masyarakat disabilitas, lansia, ibu hamil dan sepeda. Fasilitas lainnya adalah sensor beban, kamera CCTV, Anjungan Pandang, serta lampu dekoratif dan artistik (RGB futuristik).

"Semoga dengan keberadaan JPOS Phinisi ini akan menjadikan Kota Jakarta sebagai kota yang warganya tangguh, ulet dan sebagai kota global yang diperhitungkan di kancah internasional," harap Anies.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Tidak Beratap

Meski mendapat banyak pujian, namun jembatan penyeberangan ini juga tak lepas dari kritikan. Banyak yang menyebutkan JPO Pinisi tidak ramah terhadap pejalan kaki karena tidak beratap. Kritikan itu langsung ditanggapi oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.

"Memang dibedakan, kan ada JPO yang ada penutup atapnya, ada yang outdoor. JPO ini selain difungsikan untuk penyeberangan orang dan jembatan, kemudian untuk sepeda. Memang didesain demikian, didesain terbuka agar lebih terbuka (udaranya)," kata Riza di Jakarta, Sabtu 12 Maret 2022, dikutip dari kanal News Liputan6.com.

Riza menambahkan, JPO ini juga dibangun sebagai monumen penghargaan bagi nakes yang banyak berkorban hingga nyawa saat menghadapi pandemi Covid-19.  JPO ini memang tak memiliki atap sehingga disebut tak ramah pejalan kaki karena tak bisa melindungi dari cuaca panas dan hujan yang turun. 

3 dari 5 halaman

Kamera dan Sensor

Seperti kejadian pada beberapa hari lalu, warga yang berswafoto di sayap JPO Pinisi berlarian saat hujan turun dan berpindah ke tengah tangga anjungan untuk berteduh. Warga berlarian karena JPO Pinisi Sudirman ini tidak beratap

Fasilitas lift dalam JPO Karet Sudirman juga dapat mengangkut delapan sepeda sekaligus pengendara, maupun penyandang disabilitas yang membutuhkan serta dilengkapi "bike lounge". Di tengah JPO terdapat ruang berkumpul bertema Kapal Pinisi masyarakat Anjungan Pandang Jakarta. JPO ini juga dilengkapi kamera tersembunyi dan sensor beban pada anjungan untuk keamanan.

4 dari 5 halaman

Pengalaman Baru

Sebelumnya, Anies Baswedan sudah menjawab alasannya mencopot atap JPO lewat video yang diunggah di akun Youtube miliknya. "JPO itu membuat orang ingin cepat-cepat turun, kenapa? Karena tidak memberikan pengalaman baru," kata Anies lewat unggahannya pada 15 Januari 2022.

Anies lantas meminta agar atap JPO dicopot dan menjadikan JPO ruang ketiga. Ruang ketiga yang dimakasud adalah ruang interaksi dan ruang mendapat pengalaman baru.

"Copot aja atapnya lalu dijadikan sebagai tempat orang bisa dapat pengalaman baru, lalu ada yang tanya, ‘Pak kalau hujan gimana?’ Loh, dia menghubungkan tempat yang tanpa atap ke tanpa atap, ya enggak perlu atap juga," jelas Anies.

Anies menyebut JPO menghubungkan dua tempat outdoor, sehingga tidak perlu ada atap. Berbeda kasus apabila JPO menghubungkan dua gedung. "Kalau dia menghubungkan gedung ke gedung maka perlu atap, kalau outdoor ke outdoor tidak perlu atap. Ini prinsip sederhana," tutup Anies.

5 dari 5 halaman

Simpang Susun Jembatan Semanggi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.