Sukses

Cappadocia, Destinasi Indah di Turki yang Bikin Thariq Halilintar Ingin Melamar Fuji

Thariq Halilintar ikut dalam rombongan keluarga besar berlibur ke Turki. Saat mengunjungi Cappadocia, ia sempat menelepon Fuji.

Liputan6.com, Jakarta - Sorotan publik kini tertuju pada kisah kedekatan Fuji dan Thariq Halilintar. Meski tidak menyatakan secara terbuka, perhatian yang diberikan satu sama lain tampak dengan jelas di berbagai unggahan. Salah satunya adalah momen saat adik Atta Halilintar menelepon adik ipar Vanessa Angel saat sedang mengunjungi Cappadocia, Turki.

Thariq bergabung dengan keluarga besarnya, termasuk pasangan Atta dan Aurel, dalam liburan akhir tahun ke Turki. Dalam perjalanan itu, mereka sempat singgah ke Cappadocia, tepatnya ke daerah Göreme. Lokasi itu populer dengan atraksi naik balon udara. Dari ketinggian, pengunjung bisa menikmati pemandangan dataran tinggi berbatu di utara Pegunungan Taurus.

Saat tiba di sana, situasi sedang bersalju. Thariq yang mengenakan jaket tebal berwarna oranye langsung mendaki ke atas, memisahkan diri dari rombongan keluarganya yang sibuk berfoto dengan latar balon udara. Atta yang melihat seketika menggoda adiknya yang sedang mencari sinyal untuk menghubungi Fuji.

Thariq mengabaikan godaan Atta dengan menghubungi Fuji via video call. Ia pun sempat bertanya, "Kamu kalau ke sini berani naik balon udara, nggak?"

"Enggak lah, gila," jawab Fuji.

"Jadi pengen ngelamar orang deh. Gimana menurut kalian?" tanya Thariq kepada pengikutnya saat itu.

Thariq pun menyebut ia akan membuktikan ucapannya kepada orang yang dia sayangi. Ungkapan hati Thariq itu didukung oleh Atta Halilintar. Dalam kesempatan berbeda, Atta bahkan menyebut sesama anggota keluarga harus saling mendukung. Ia juga sempat menyelamati Fuji yang kini sudah memiliki saluran YouTube pribadi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sejarah Awal Cappadocia

Dikutip dari laman Britannica, Senin (27/12/2021), Cappadocia merupakan distrik kuno yang berada di Anatolia timur Tengah. Kawasan itu memiliki lanskap yang indah yang mencakup hamparan dramatis batuan vulkanik lunak, yang dibentuk oleh erosi menjadi menara, kerucut, lembah, dan gua. Gereja-gereja batu dan kompleks terowongan bawah tanah dari era Bizantium dan Islam tersebar di seluruh pedesaan.

Tembikar dan peralatan neolitik yang ditemukan di Cappadocia membuktikan keberadaan manusia purba di wilayah tersebut. Penggalian kota modern Kültepe menemukan sisa-sisa kota Kanesh-Asyur Het, yang berasal dari abad ke-3 sebelum Masehi. Puluhan ribu lempengan tanah liat yang ditemukan dari sisa-sisa koloni pedagang Asyur di Kanesh adalah salah satu dokumen tertulis tertua yang ditemukan di Turki.

Kemunculan paling awal nama Cappadocia berasal dari abad ke-6 SM, ketika bangsawan feodal Cappadocia didominasi oleh satrapy Persia dan kultus Kuil Zoroaster tersebar luas. Karena medannya yang kasar dan hasil pertaniannya yang sederhana, daerah itu tetap terbelakang di zaman kuno, dengan hanya beberapa kota penting.

Alexander Yang Agung juga sempat menduduki Cappadocia lewat pasukan yang dipimpin Jenderal Perdiccas. Namun, kawasan itu akhirnya jatuh ke tangan Dinasti Seuleukia, meski bangsawan lokal keturunan Persia terus memerintah sambil terus mempraktikan agama Persia. 

Cappadocia lalu dikuasai oleh Romawi pada 190 sebelum Masehi hingga Kaisar Tiberius mencaploknya pada 17 Masehi. Kekuasaan Tiberius memulai kontak awal wilayah itu dengan agama Kristen. 

Cappadocia menikmati kejayaan pada abad 10 dan 11 yang ditandai banyaknya pembangunan gereja dan biara batu. Banyak gereja yang hidup pada periode ini didekorasi dengan mewah. Kekaisaran Bizantium kehilangan Cappadocia secara permanen ketika berada di bawah kendali Turki Seljuk pada saat mereka mengalahkan tentara Bizantium pada Pertempuran Manzikert pada 1071.

 

3 dari 4 halaman

Warisan Dunia UNESCO

Wilayah Cappadocia pada dasarnya terdiri dari batuan sedimen yang terbentuk di danau dan sungai serta endapan ignimbrit yang meletus dari gunung api purba kira-kira 9 hingga 3 juta tahun yang lalu, selama Era Miosen akhir hingga Pliosen. Pada 1985, Taman Nasional Göreme dan situs bebatuan lainnya dinyatakan sebagai situ Warisan Dunia UNESCO.

Cappadocia kini lekat dengan citra sebagai destinasi wisata andalan Turki. Wilayahnya membentang dari Kayseri hingga Aksaray, lokasi monumen terbesar berada. Dikutip dari Wikipedia, ada empat kota wisata utama di Cappadocia, yakni Nevşehir, Kayseri, Aksaray, dan Niğde. 

Museum Terbuka Göreme adalah situs komunitas monastik yang paling banyak dikunjungi di Cappadocia dan merupakan salah satu situs paling terkenal di Turki tengah. Kompleks ini berisi lebih dari 30 gereja dan kapel yang diukir dari batu, beberapa memiliki lukisan dinding yang luar biasa di dalamnya, yang berasal dari abad ke-9 hingga abad ke-11.

Di antara kota-kota bawah tanah yang paling banyak dikunjungi adalah Derinkuyu, Kaymakli, Gaziemir dan Ozkonak. Rumah-rumah bersejarah dan rumah gua terbaik yang dijadikan akomodasi bagi turis berada di Ürgüp, Göreme, Guzelyurt, dan Uçhisar.

4 dari 4 halaman

4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.