Sukses

Dinosaurus Spesies Baru yang Jejaknya Ditemukan di China Akhirnya Dinamai Nobita

Penamaan dinosaurus itu sebagai bentuk penghormatan kepada karakter kartun populer Nobita dari serial Doraemon.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah fosil jejak kaki dinosaurus spesies baru ditemukan di China tahun lalu. Para ilmuwan China akhirnya mengumumkan nama dari dinosaurus tersebut, Eubrontes nobitai, pada pekan lalu.

Dilansir dari South China Morning Post, Rabu (14/7/2021), penamaan itu sebagai bentuk penghormatan kepada karakter kartun populer Nobita dari serial animasi Jepang, Doraemon. Pengumuman itu dimuat dalam Journal of Palaeontology di China University of Petroleum di Beijing.  

Menurut laporan Kyodo News, fosil itu ditemukan pada Juli 2020 lalu di provinsi barat daya Cina, Sichuan. Mengenai alasan menamai fosil dengan karakter kartun, seorang profesor dari China University of Geosciences di Beijing, Xing Lida mengatakan, serial animasi Doraemon yang menampilkan dinosaurus sangat bagus dan mereka telah menjadi bagian dari kenangan masa kecil banyak orang di China.

Dia menyebutkan, episode Nobita's Dinosaur yang rilis pada 1980 telah membuat anak-anak menyukai dinosaurus dan ingin mencari tahu lebih banyak lagi, seperti dilansir laman News 18.

Jarak antara keempat jejak kaki yang ditemukan di situs tersebut sekitar 50 sentimeter dan panjang telapak kaki hampir 30 sentimeter. Peneliti memperkirakan panjang tubuh hewan itu bisa saja sekitar empat meter. Fosil jejak kaki itu diakui berhubungan dengan spesies dinosaurus karnivora Eubrontes di Zaman Kapur.  

Saksikan Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sukses di Banyak Negara

Menurut Profesor Xing, replika jejak kaki ini telah dikirim ke Museum Nasional Tokyo dan Fujiko Pro Co, perusahaan produksi serial Doraemon. Replika yang dikirim ke museum di Tokyo akan dipublikasikan pada 30 November 2021.

Serial manga populer Doraemon pertama kali ditulis dan diilustrasikan oleh Fujiko F. Fujio pada 1969. Ceritanya berkisar pada robot kucing biru bernama Doraemon yang melakukan perjalanan dari abad ke-22 ke dunia saat ini untuk membantu seorang anak sekolah dasar yang canggung bernama Nobita.

Cucu masa depan Nobita mengirim robot kembali ke masa lalu agar keturunannya bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Serial komik manga itu kemudian diputar dan diadopsi di berbagai film dan acara TV.

Doraemon mencapai status kultus di Jepang dan meraih sukses di banyak negara, termasuk Indonesia. Popularitasnya dapat dipahami dari fakta bahwa Doraemon ditunjuk sebagai 'duta anime' pertama pada 2008 oleh Kementerian Luar Negeri Jepang.

3 dari 4 halaman

31 Jejak Kaki

Pada tahun lalu, kumpulan fosil jejak kaki dinosaurus dari awal periode Jura ditemukan di Provinsi Guizhou, China barat daya. Penemuan itu diumumkan tim ilmuwan internasional yang berisi para pakar dari China, Amerika Serikat, dan Jerman dan juga diketuai Profesor Xing Lida.

Mereka menemukan sejumlah fosil yang mengandung beragam jejak dinosaurus pada batu pasir di Wilayah Hezhang. Fosil-fosil ini diyakini ditinggalkan beberapa Theropoda dan Sauropoda berukuran kecil dan sedang yang berasal dari awal periode Jura, menurut Xing Lida.

Empat jejak ditemukan dengan 31 jejak kaki theropoda dari dinosaurus karnivora berukuran antara 14 hingga 19 sentimeter. Mereka mengungkapkan bahwa seekor dinosaurus berlari dengan kecepatan 10 kilometer per jam dan tiga ekor lainnya berjalan dengan kecepatan masing-masing 3,6, 4, dan 6 kilometer per jam.

Sebuah jejak kaki Theropoda lainnya diyakini ditinggalkan oleh seekor dinosaurus pemakan tumbuhan. Selain itu juga ditemukan beberapa jejak yang terdiri dari sembilan jejak kaki Sauropoda dengan panjang rata-rata 26,8 sentimeter.

4 dari 4 halaman

Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.