Sukses

Deretan Fakta Alat Penurun Berat Badan yang Mengunci Rahang dengan Magnet

Kemunculan alat penurun berat badan ini telah menimbulkan kontroversi online.

Liputan6.com, Jakarta - Alat penurun berat badan yang mengunci rahang pemakainya dengan magnet telah diperkenalkan. Disebut sebagai "alat penurun berat badan pertama di dunia" dalam melawan obesitas, bagian dari kit ini menghentikan mulut pemakainya terbuka lebih dari dua milimeter (mm), lapor The Sun, Sabtu, 3 Juli 2021.

Penciptanya mengatakan, alat ini telah secara efektif membatasi pemakainya untuk menjalani "diet cair." Namun, alat yang dipasang di gigi geraham ini dipastikan membuat pemakainya masih bisa berbicara dan bernapas melalui mulut.

Enam peserta dalam uji coba yang berlangsung di Dublin, Irlandia, tercatat kehilangan rata-rata 6,36 kilogram (kg) dalam dua minggu, menurut British Dental Journal. Mengutip Sky News, selama waktu ini, mereka diberi "diet cair yang tersedia secara komersial," dan tidak bisa makan makanan padat.

Namun, catatan uji cobanya menyatakan bahwa para peserta mengalami ketidaknyamanan, bermasalah ketika berbicara, serta "merasa tegang dan sesekali malu." Juga, ditambahkan bahwa mereka "merasa kurang puas secara umum."

Salah satu peserta mengaku "curang" dengan mengonsumsi cokelat leleh dan minuman bersoda. Disebutkan bahwa ada fitur keamanan yang memungkinkan perangkat dilepaskan jika terjadi keadaan darurat, seperti serangan panik atau tersedak.

Wakil Rektor Ilmu Kesehatan Universitas Otago dan peneliti utama, Profesor Paul Brunton, mengatakan bahwa itu adalah alat yang efektif dan aman untuk membantu memerangi obesitas. Ia menambahkan bahwa pemasangannya akan dibantu dokter gigi karena membungkus gigi pengguna.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sebabkan Kontroversi

Menurut Brunton, "kelebihan" peralatan itu adalah pasien dapat melepaskan magnet hanya dalam beberapa minggu. Kath Fouhy, kepala eksekutif Dieticians NZ, percaya itu akan lebih cocok sebagai pembantu bagi orang-orang yang ingin menurunkan berat badan sebelum operasi.

Fouhy menambahkan, ia "tidak bisa membayangkan" itu digunakan di seluruh populasi sebagai metode penurunan berat badan.

Terlepas dari klaimnya, alat yang dikembangkan University of Otago dan peneliti Inggris ini kemudian menimbulkan kontroversi di jagat maya. ''Saya pikir ini benar-benar mengerikan. Sungguh merendahkan,'' tulis seorang pengguna Twitter.

''Ya, masalahnya adalah kami yang gemuk tidak bisa tutup mulut,'' sambung yang lain, sementara seorang pengguna berkomentar, "Apakah ini sindiran?"

 

3 dari 4 halaman

Konfirmasi Peneliti

Menanggapi kritik tersebut, pihak universitas menuliskan, "Untuk memperjelas, perangkat ini tidak dimaksudkan sebagai alat penurun berat badan yang cepat atau jangka panjang, melainkan membantu orang yang perlu menjalani operasi dan yang tidak dapat menjalani operasi sampai mereka kehilangan berat badan."

"Setelah dua atau tiga minggu, mereka dapat melepaskan magnet. Mereka kemudian dapat memiliki periode diet yang tidak terlalu membatasi dan kembali ke perawatan tersebut. Ini akan memungkinkan pendekatan bertahap untuk penurunan berat badan yang didukung saran dari ahli gizi," sambungnya.

Disebutkan bahwa metode ini lebih disukai daripada jaw wiring, cara lain untuk membatasi asupan makanan yang populer pada 1980-an. Cara tersebut berrisiko tinggi membuat pasien tersedak jika mencoba makan makanan padat atau muntah, ditambah dapat menyebabkan gangguan jiwa akut.

 

4 dari 4 halaman

Infografis 5 Alasan Diet Tidak Berjalan Lancar

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.