Sukses

Ashy Woodpecker, Hewan Endemik Sulawesi yang Jadi Daya Pikat Pengamat Burung

Sebagai burung endemik Sulawesi, Ashy Woodpecker dikenal juga sebagai burung pelatuk.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia termasuk negara yang memiliki spesies burung yang sangat kaya di dunia. Dari banyak di antaranya, ada ashy woodpecker atau biasa dikenal dengan sebutan pelatuk kelabu sulawesi.

Mengapa burung ini mematuk? Berdasarkan unggahan akun Instagran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan @kementerianlhk, 22 Juni 2021, burung ini menabuh batang pohon untuk memberi tanda wilayah jelajahnya atau menandai teritorialnya, karena patukannya menghasilkan suara khas yang menjadi sinyal bagi burung lainnya.

"Volume ketukannya pun memiliki makna. Ketukan perlahan merupakan pertanda awal kehadirannya," jelas akun tersebut.

Mematuk batang pohon juga ia lakukan untuk mencari makan. Burung ini merupakan pemakan tempayak. "Tempayak adalah anak serangga penyengat, seperti lebah dan semut. Anak serangga ini biasanya masih berupa larva," lanjut akun tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ciri-Ciri Ashy Woodpecker

Burung yang bulunya didominasi warna abu-abu ini juga memiliki kebiasaan memanjat pohon. Ia biasa mematuk sambil memanjat pohon.

"Untuk membedakan antara jantan dan betina cukup mudah. Karena hanya pada jantan terdapat mahkota depan berwarna merah," tulisnya.

Ciri-ciri umum panjang tubuh burung tersebut, yakni 39--40 cm, sedangkan penyebaran lokal mungkin di seluruh tempat di Taman Nasional Lore Lindu. Sementara, sebaran endemik di subkawasan Sulawesi, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan.

3 dari 4 halaman

Daya Pikat

Selain warnanya yang indah, burung ini juga memiliki suara khas. Suara ringkikan lembut, antara delapan hingga dua belas nada cepat pada satu nada.

Burung pelatuk jenis ini termasuk fauna endemik Sulawesi yang jadi daya pikat bagi pengamat burung. Mereka mencarinya untuk dipotret.

"Mengamati perilakunya di alam liar pun tak kalah serunya. Begitulah daya magis mengamati burung," kata akun tersebut. 

4 dari 4 halaman

Infografis Imbauan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Pandemi Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.