Sukses

Kasus Positif Covid-19 di Batam Naik Lagi, Bagaimana Rencana Pembukaan TCA dengan Singapura?

Salah satu pasien positif Covid-19 adalah Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad beserta istrinya. Lalu, bagaimana dengan rencana penerapan TCA pada 21 April 2021?

Liputan6.com, Jakarta - Berharap bisa segera menerima kembali turis mancanegara seiring rencana pengaktifan travel corridor arrangement (TCA) dengan Singapura, nyatanya Batam harus menerima fakta bahwa kasus positif Covid-19 naik lagi. Bahkan, Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad termasuk di dalam daftar pasien tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam yang juga Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Batam, Didi Kusmarjadi, mengonfirmasi kebenaran kabar tersebut. Didi mengatakan, Amsakar dinyatakan positif Covid-19 sejak akhir pekan lalu. "Sudah beredar duluan beritanya," kata Didi, Jumat, 16 April 2021, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com.

Didi menyebutkan, usai terkonfirmasi positif Covid-19, Amsakar langsung menjalani isolasi di Rumah Sakit Awal Bros. Selain dia, istrinya yang bernama Erlita Sari juga terpapar Covid-19. Keduanya menjalani perawatan isolasi sejak 10 April 2021.

Sementara itu, Tim Gugus Tugas Covid-19 Melayu Dinas Kominfo Kota Batam mengatakan, jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kota Batam kembali melonjak. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batam Azril Apriansyah menyebut, kasus Covid-19 di Batam yang meningkat lagi disebabkan kendornya kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Laporan Tim Satgas Pengawasan Covid-19 pada 14 April 2021 terdapat penambahan 90 kasus positif baru. Sedangkan untuk yang sembuh sebanyak 15 orang," katanya.

Dalam kesempatan berbeda, pertengahan Maret 2021, Amsakar saat itu mengatakan sektor pariwisata di Batam, termasuk Bintan, berkontribusi signifikan terhadap PAD, kurang lebih mencapai 30 persen sebelum pandemi melanda. Posisinya di bawah sektor manufaktur yang menyumbang sekitar 56 persen terhadap pendapatan daerah. Maka, pembatasan perjalanan sangat berdampak pada perekonomian daerahnya.

"Kalau seperti itu terus, Batam semakin sesak napas," ujarnya saat ditemui di Kepri Coral di sela Famtrip Batam bersama Dinas Pariwisata Provinsi Kepri.

Ia mengakui kepariwisataan Batam sangat ditopang kunjungan turis dari Singapura dan Malaysia. Ia menyambut baik rencana TCA dengan Singapura yang awalnya akan dibuka per 21 April 2021. Ia mengaku protokol kesehatan diperketat agar bisa kembali membuka pintu kunjungan wisatawan, meski terbatas di Nongsa Park dan Lagoi Bintan. Tetapi, dengan kenaikan angka positif Covid-19, bagaimana nasib TCA Batam/Bintan dan Singapura?

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Masih Dibahas

Rencana awal mulai goyah. Merujuk arahan Presiden Joko Widodo, penerapan TCA harus mempertimbangkan situasi yang ada. Jika semakin kondusif, rencana TCA bisa dilaksanakan. Sebaliknya, jika perkembangan kasus COVID-19 naik, akan ditinjau ulang.

"Gubernur Kepri mengusulkan penerapan TCA untuk kawasan Bintan Lagoi mulai 21 April 2021. Namun, hal itu tetap mempertimbangkan apakah vaksinasi dapat terselesaikan, Covid-19 sudah terkendali, serta respons dari pemerintah Singapura. Mereka menyiapkan beberapa skenario yaitu pada 21 April, kemudian 1 Mei, atau di 1 Juni 2021" ujar Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, R. Kurleni Ukar, awal pekan ini.

Meski begitu, persiapan terus berjalan. Kemenparekraf tetap menggelar rapat koordinasi bersama dengan kementerian dan lembaga serta industri terkait, untuk membahas strategi reaktivasi pariwisata di Kepulauan Riau. Rapat koordinasi ini digelar secara luring dan daring, dari Batam, Kepulauan Riau, Kamis, 15 April 2021.

"Kita ingin mengetahui mulai dari kedatangan wisatawan mancanegara, bagaimana first impression-nya. Namun, yang tidak kalah penting adalah ketika meninggalkan Kepri, seperti ketika kita menonton film yang paling diingat adalah ending from the story. Jadi, ini memang harus end to end," ujar Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya, saat memberikan sambutan.

Sementara, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Addin Maulana, menjelaskan langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan untuk reaktivasi pariwisata di Kepri. Pertama, kesiapan destinasi untuk menyusun peta zona dan rute aman berwisata karena tidak semua destinasi bisa dibuka untuk umum. Kedua vaksinasi, ia menuturkan Kemenparekraf akan berusaha semaksimal mungkin agar herd immunity dapat tercipta, baik untuk penduduk lokal, pekerja pariwisata, maupun tenaga kesehatan.

Terakhir, sertifikasi end to end, yang dimaksud adalah penerapan protokol kesehatan, mulai dari ketibaan di negara tujuan, proses imigrasi, pengambilan bagasi, penyewaan mobil, check in dan check out hotel, mengakses layanan-layanan di destinasi wisata, penerbangan pulang, dan ketibaan kembali di negara asal.

3 dari 4 halaman

Pembentukan PIC

Kemenparekraf, kata Addin, akan turun ke lapangan untuk memastikan protokol CHSE diterapkan dengan benar. "Karena kami perlu memastikan sertifikasi CHSE yang diberikan tidak hanya berupa sertifikasi saja, tetapi pelaksanaan dari CHSE tersebut dilakukan secara ketat dan disiplin," ujar Addin.

Kemenparekraf mengaku telah membentuk PIC daerah untuk Batam-Bintan dan PIC Kemenparekraf sendiri. Tujuannya untuk memudahkan komunikasi antara pusat dan daerah, serta dapat mengidentifikasi kendala yang dihadapi untuk segera dicarikan solusi terbaiknya.

Yang tidak kalah penting adalah persiapan dari sisi kesehatan. Masukan dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepri menyatakan ada indikator yang harus dipenuhi, tidak hanya zona tersebut termasuk zona hijau atau zona kuning, tapi juga rata-rata penambahan kasus mingguan menurun. Selain itu, bed occupancy di bawah 60 persen, sebagai jaminan jika ada wisatawan yang sakit maka akan ditangani dengan baik.

"Lalu, tempat tidur ICU occupancy rate juga dipantau, positivity rate juga harus di bawah 5 persen, serta penerapan prokes di ruang publik. Kami bekerja sama dengan Satpol PP setempat, karena mereka merupakan garda terdepan untuk mengawal ketaatan publik dalam menerapkan protokol kesehatan," kata Addin.

Sementara, Staf Ahli Menteri Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Kementerian Luar, Siti Nugraha Mauludiah, menekankan bahwa reaktivasi pariwisata ini hanya dapat dilakukan apabila Batam-Bintan telah memenuhi indikator siap dan aman. Hal ini dilakukan untuk mencegah peningkatan COVID-19.

4 dari 4 halaman

Imbas Setahun Pandemi Covid-19 terhadap Pariwisata

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.