Sukses

Alasan Kenapa Jaket Pelampung Baru Boleh Digembungkan Saat Keluar Pesawat

Jangan mengembangkan jaket pelampung Anda jika terjadi kecelakaan sampai Anda meninggalkan pesawat.

Liputan6.com, Jakarta - Dunia penerbangan punya berbagai macam rahasia. Namun hal itu bukan lagi hal yang tidak boleh diketahui oleh orang awam. Salah satunya adalah rahasia dibalik alasan kenapa penumpang tidak boleh mengembangkan jaket pelampung mereka, dalam situasi darurat saat pengevakuasian pesawat terbang.

Dilansir dari laman Daily Express, 27 Februari 2021, di Reddit sempat heboh setelah seorang pramugari menjelaskan beberapa rahasia yang tidak disadari oleh banyak orang. Misalnya saja tentang evakuasi darurat dan jaket pelampung yang dibutuhkan.

Selama ini, mungkin alasan kenapa kita tidak boleh menggembungkan jaket tersebut, adalah karena menghabiskan banyak ruang saat ingin menyelamatkan diri. Tapi ternyata hal itu tidak ada hubungannya. Alasan sebenarnya adalah karena bisa menyebabkan penumpang tenggelam kalau pesawat yang ditumpanginya itu masuk ke dalam air.

"Jangan mengembangkan jaket pelampung Anda jika terjadi kecelakaan sampai Anda meninggalkan pesawat. Kalau pesawat tenggelam dan Anda menggembungkannya, Anda akan ikut tenggalam sebelum keluar dari pesawat," terangnya.

Jika pesawat terisi air, penumpang yang lebih dahulu memilih mengembangkan jaket pelampungnya tidak akan bisa keluar dari pintu saat mengapung di dalam pesawat.

"Orang-orang panik dan ingin menggembungkannya begitu mereka memakai jaket pelampung, tetapi itu malah mengacaukan dirinya sendiri," ungkap sang pramugari.

Selain itu, menggembungkan jaket pelampung sebelum keluar dari pesawat juga bisa mempersulit kita untuk melewati pintu keluar sehingga jaket tersebut harus dirobek terlebih dahulu dan menjadi tidak berguna.

Menurut sebuah acara televisi, Air Crash Investigation, ada sebuah kecelakaan terjadi pada 1996 yang mengungkapkan apa yang terjadi saat menggembungkan jaket tersebut di dalam kabin. Saat itu, Ethiopian Airlines penerbangan 961 dibajak pada 23 November yang membuat pesawat tersebut melakukan pendaratan di air. Ada 125 orang tewas dari total 175 penumpang.

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pentingnya Demonstrasi Keselamatan di Pesawat

Hasil penyelidikan mengungkapkan kalau kebanyakan dari mereka yang tewas adalah karena menggembungkan jaket pelampung mereka saat masih berada di dalam pesawat dan akhirnya mereka terjebak oleh banyaknya air yang masuk.

Hal tersebut terjadi karena mereka terjebak di tempat duduk saat kabin mulai tenggelam dan terisi oleh air. Karena itu, demonstrasi keselamatan di pesawat sangat penting untuk diperhatikan dan bagi penumpang yang tidak memperhatikan, sebenarnya mereka adalah orang-orang yang paling tidak disukai oleh para pramugari.

Penumpang juga bisa menyelamatkan dirinya sendiri dengan berbagai cara, bahkan dengan cara yang tidak diperagakan oleh pramugari. Misalnya menghitung kursi antara tempat mereka duduk dengan pintu keluar darurat. Kalau misalnya terjadi kecelakaan dan lampu di dalam kabin padam, mereka bisa dengan mudah melarikan diri setelah mengetahui banyaknya kursi yang harus dilaluinya.

Menyelamatkan diri dari pesawat tidak selalu harus menyusuri lorong kabin, bisa saja mereka harus memanjat lewat kursi. Untuk itu, sangat penting mengetahui seberapa dekat kita dengan pintu keluar untuk menyelamatkan diri.

3 dari 3 halaman

6 Cara Hindari Covid-19 Saat Bepergian dengan Pesawat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.