Sukses

Mahasiswi Prancis Dikritik Rasis karena Unggah Pose Mata Sipit di Media Sosial

Bukannya meminta maaf, perempuan asal Prancis itu malah meminta warga Singapura yang menyebutnya rasis untuk berpikiran terbuka.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang perempuan Prancis yang tinggal di Singapura baru-baru ini dikritik rasis. Pangkalnya adalah sebuah potret yang diunggah di akun Instagramnya. Ia berpose dengan menarik matanya ke samping sehingga terlihat sipit dan mengunggahnya ke media sosial dengan menyertakan keterangan bertuliskan 'ching chong'.

Dalam potret tersebut, perempuan berambut pirang itu mengenakan cheongsam. Gestur mata sipit itu biasanya digunakan untuk mengolok-olok kalang etnis Asia Timur.

Potret tersebut diambil dengan latar Southbridge, sebuah bar yang berada di rooftop Boat Quay seberang gedung Pengadilan Mahkamah Agung. Diketahui potret tersebut diunggah 43 minggu lalu, atau sekitar musim perayaan Tahun Baru China.

Dikutip dari laman AsiaOne, foto tersebut menjadi viral baru-baru ini setelah seorang pengguna Instagram menunggah ulang potret perempuan Prancis. Ia menyebut perempuan itu sebagai seorang yang rasis dengan pose tersebut.

Alih-alih meminta maaf atas perilakunya, perempuan yang disebut seorang mahasiswi tersebut, membela diri. Ia bersikeras tidak ada yang salah dengan pose tersebut. Perempuan yang tidak disebutkan namanya itu bahkan menyuruh warga Singapura yang mengkritiknya agar berpikiran terbuka.

"Bila Anda menghargai komunitas Asia dan memang cukup pintar, Anda akan menghapus unggahan itu dan meminta maaf sebelum masalah ini membesar," komentar warga Singapura itu di Instagram.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Makin Menjadi-jadi

Dikomentari demikian, perempuan Prancis itu makin menjadi-jadi. Ia menyebut tak perlu diajari soal rasisme karena ia punya gelar master dan diploma dari Harvard tentang etnis di tempat kerja. Tetapi, ia membiarkan temannya menuliskan komentar yang menyindir ras tertentu.

"So chong!! So coronavirus!!" tulis teman perempuan Prancis tersebut.

Selanjutnya, warga Singapura tersebut menuliskan apa yang dilakukan perempuan Prancis tersebut sebagai tindak kejahatan menyebar kebencian.

"Aku benar-benar terkejut akhir rasisme ini tetap terjadi hingga sekarang, terutama di sekolah Anda," tulis dia. "Aku yakin kalian semua tidak akan memaafkan kejahatan menyebar kebencian yang tidak dewasa, rasis, dan xenophobic ini," sambungnya.

Direktur Hubungan Akademik universitas tersebut merespons unggahan tersebut dengan menyatakan sependapat bahwa unggahan tersebut tidak tepat. Ia meyakinkan bahwa komite disiplin akan menangani langsung mahasiswa tersebut.

3 dari 3 halaman

Infografis Nyinyir di Media Sosial

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.