Sukses

Cerita Akhir Pekan: Serba-serbi Paket Resepsi Pernikahan di Masa Pandemi

Paket pernikahan seperti apa yang diminati selama pandemi dan berapa kisaran harganya?

Liputan6.com, Jakarta - Resepsi pernikahan bukanlah pengecualian ketika berbicara soal adaptasi penyelenggarannya selama pandemi COVID-19. Pasalnya, menghindari kerumunan dan menjaga jarak antarindividu jadi salah dua upaya memutus transmisi virus corona baru.

Mau-tak mau, harus ada penyesuaian yang dilakukan, mengingat belum ada kejelasan kapan masa krisis kesehatan global ini akan berakhir. Konsep resepsi pernikahan lebih intim pun menjelma jadi alternatif terbaik.

"Bali sudah terbiasa dengan itu (konsep pernikahan intim). Sebagai destinasi pernikahan, jumlah tamu dalam sebuah pernikahan biasanya memang tak terlalu banyak. Jumlah tamu 20 orang sudah merupakan hal biasa bagi penyelenggara pernikahan di Bali," kata Founder Bali Wedding Easy (BWE), Yano Sumampow, melalui pesan pada Liputan6.com, Kamis, 12 November 2020.

Bahkan, sambung Yano, tren untuk pernikahan lokal Bali yang biasanya menjamu cukup banyak tamu pun akhirnya mengadopsi langkah serupa. Semula, resepsi pernikahan lokal di Bali umumnya mengundang 1,5 ribu tamu.

Namun, selama pandemi, salah satu rekan tempat menikah BWE melaporkan, orang lokal Bali pun mengundang tak lebih dari 150 tamu undangan. "Selain karena keterbatasan tempat yang diharuskan mengurangi kapasitas hingga 50 persen, para pengantin sadar akan protokol kesehatan yang diharuskan pemerintah dan diawasi satgas maupun pihak berwenang," tutur Yano.

Sejalan dengan ucapan tersebut, menurut Hermiawati selaku Sales Marketing Manager Leuweung Geledegan Ecolodge, Bogor, sekarang, calon pengantin lebih banyak mencari paket pernikahan sederhana nan simpel karena biasanya hanya mengundang sanak saudara, keluarga, dan para sahabat.

"Bagi beberapa calon pengantin yang memang memiliki budget ketat, ini merupakan hal positif sehingga mereka dapat menghemat pengeluaran," ungkapnya lewat pesan, Jumat, 13 November 2020.

Kecenderungan memilih outdoor venue, kata Head of Integrated Marketing Bridestory, Nathalia Isadora, menyesuaikan protokol kesehatan dari pemerintah juga jadi preferensi penyelenggaraan resepsi pernikahan selama pandemi.

"Selain itu, pasangan kini memilih mengadakan live stream pernikahan mereka agar tamu undangan yang tak bisa hadir bisa ikut menyaksikan hari bahagia mereka. Juga, mengirimkan souvenir dan konsumsi langsung ke rumah tamu undangan," paparnya melalui pesan elektronik, Jumat, 13 November 2020.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pilihan Paket Resepsi Pernikahan

Terkait biaya sesuai penyelarasan konsep tersebut, Nathalia menjelaskan, itu sebenarnya kembali ke preferensi masing-masing calon pengantin dan pilihan vendor yang digunakan. "Kalau jumlah tamu berkurang, otomatis budget pasti juga turun," ujarnya.

Tapi, dana tersebut bisa saja dialokasikan untuk detail-detail lain demi mewujudkan pernikahan impian, seperti dekorasi, gaun pengantin, maupun fotografi. Selain itu, sekarang banyak vendor yang menyiapkan paket dan penawaran khusus untuk membantu menurunkan biaya pernikahan.

"Paket dan penawaran khusus ini bisa ditemukan dengan mudah di aplikasi dan website Bridestory," imbuhnya. Di Bridestory sendiri, paket resepsi pernikahan sangat beragam, mulai dari Rp50 juta sudah termasuk tempat acara, wedding organizer saat hari H, dekorasi, sewa busana pengantin, dan jasa Makeup Artist (MUA).

Jenis paket pun berbeda-beda, tergantung kategori vendor. "Sebagai contoh wedding planning dan organizer dari Bridestory, yaitu Hilda by Bridestory, menawarkan paket intimate wedding dengan harga dan jumlah tim sesuai protokol kesehatan. Paket ini sudah termasuk venue, dekorasi, fotografi, gaun pengantin, dan entertainment," ujar Nathalia

Untuk vendor lain juga menawarkan beragam penawaran menarik, seperti diskon dan paket spesial di pameran pernikahan virtual Salah satunya di pameran pernikahan daring dari Bridestory, yaitu Wedding Week Salebration, pada 26 November--2 Desember 2020 di salebration.bridestory.com.

"Sebetulnya, yang paling diminati klien di masa pandemi bukan jenis paket, tapi ketentuan paket yang memperbolehkan pergantian tanggal pernikahan. Kami melihat peningkatan hampir di semua vendor Bridestory yang menawarkan Flexi Reschedule di platform kami," kata Nathalia.

 

Melihat perubahan ini, Leuweung Geledegan Ecolodge pun menawarkan paket #AkaddiLeuweungAja seharga Rp12,5 juta nett untuk 50 orang. Penawarannya memungkin para calon pengantin mendapat pelayanan sesuai protokol kesehatan.

Juga, sudah termasuk dekorasi standar, biaya listrik, menu buffet, ruang makeup, satu kamar, dan pilihan venue Instagram-worthy. "Tema pernikahan outdoor akan jadi pilihan banyak calon pengantin di masa pandemi dan salah satu keunggulan Leweung Geledegan Ecolodge adalah memiliki outdor venue yang indah," ungkap Mia, begitu sapaan akrabnya.

Untuk 2021, sambungnya, terdapat dua paket pernikahan yang ditawarkan, yaitu Paket Azalea dengan harga Rp8,75 juta nett untuk 50 orang. Harga tersebut sudah termasuk venue, entah outdoor, indoor, maupun restoran, durasi pemakaian selama empat jam, buffet menu terdiri dari appetizer, soup, main course, dan dessert, mineral water, soft drink maupun juice, satu kamar pengantin, standard sound system, 3000 watt electricity, dan food tasting untuk enam orang.

Kemudian, ada pula Paket Lavender dengan harga Rp55 juta, nett untuk 150 orang. "Sudah termasuk venue, baik outdoor, indoor, maupun restoran, durasi pemakaian selama empat jam, buffet menu terdiri dari appetizer, soup, main course, dan dessert, dekorasi standar, master ceremony, foto dan dokumentasi, entertainment berupa solo keyboard, mineral water, soft drink atau juice, satu kamar pengantin, standard sound system, 3000 watt electricity, serta food tasting untuk enam orang," jelas Mia.

Sementara di Bali, untuk paket resepsi pernikahan di tepi tebing, layanannya ermasuk katering, kue pengantin, tempat pernikahan, dekorasi standar, foto, video, celebrant, dan transportasi untuk pengantin, dengan tamu sebanyak 28 orang, semua sudah bisa dinikmati dalam satu paket.

Biaya yang dikeluarkan sekitar Rp125 juta di luar pajak dan servis. "Itu juga termasuk tinggal di vila untuk tiga kamar selama satu malam," kata Yano.

Paket lain yang juga banyak diincar calon pengantin, yaitu paket tempat menikah di pinggir pantai lengkap dengan menginap satu malam untuk seluruh tamu, katering, dekorasi pernikahan, seremonial, pengatur seremoni, kue pengantin, band, dan jasa WO, dengan tamu sebanyak 48 orang seharga Rp170 juta, belum termasuk pajak dan servis.

"Sedangkan untuk pernikahan yang bukan paket, yang semuanya tergantung pilihan calon pengantin, untuk 30 orang, range harganya diperkirakan antara Rp150 hingga 300 juta untuk semua pembiayaan yang diperlukan di hari pernikahan," kata Yano.

Biaya ini tentu bisa ditekan lebih banyak apabila diselenggarakan di tempat pernikahan yang biasa. Pasalnya, hampir setiap vila di Bali bisa menyelenggarakan pernikahan kecil hingga maksimum 50 orang. "Harga-harga di atas dapat berubah setiap saat karena saat pandemi seperti sekarang, semua serba dinamis," akunya.

3 dari 3 halaman

Menyiapkan Resepsi Pernikahan

Yano mengatakan, paket resepsi pernikahan sekarang disederhanakan jadi dua jenis, yaitu all inclusive dan hot package. All inclusive berarti semua kebutuhan pernikahan telah disediakan, pengantin tinggal datang membawa cincin dan baju pernikahan.

Sementara Hot Package merupakan paket-paket yang disediakan tempat-tempat menikah. "Biasanya sudah termasuk dengan katering. 

Paket paling laris sekarang adalah paket katering dan tempat menikah, di mana sudah bisa menginap selama periode tertentu. Jadi, bisa sekaligus bulan madu singkat di Bali sebelum melanjutkan perjalanan sesuai preferensi.

Nathalia menjelaskan, faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam penyelenggaraan resepsi pernikahan adalah kesehatan calon pengantin dan keluarga, serta memerhatikan protokol kesehatan dari pemerintah yang berlaku di masing-masing daerah.

Lokasi dan layout resepsi juga perlu diperhatikan, seperti melakukan resepsi di area outdoor, memastikan adanya tempat duduk, dan social distancing bagi tamu undangan. "Penyajian makanan juga dianjurkan dengan porsi per orang bukan prasmanan atau self-serving," katanya.

Yano menambahkan. usahakan mencari lokasi pernikahan dan katering yang sudah menerapkan protokol kesehatan atau sudah mempunyai sertifikat CHSE dari pemerintah, baik lokal maupun nasional.

"Karena dua vendor inilah yang sangat memegang peranan penting dalam protokol kesehatan. Tempat menikah yang sudah menerapkan protokol atau memiliki sertifikat biasanya lebih mudah mendapat izin dari otoritas setempat," Yano memaparkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.