Sukses

Cerita Akhir Pekan: Klinik Kecantikan Beradaptasi di Masa Pandemi

Upaya klinik kecantikan untuk bertahan turut dibarengi dengan penerapan beragam protokol kesehatan, baik untuk staf, dokter, hingga pelanggan.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 yang melanda seluruh dunia berimbas pada sektor bisnis, tak terkecuali klinik kecantikan. Di tengah masa krisis seperti saat ini, banyak para pelaku usaha harus beradaptasi dengan beragam kebiasaan baru.

Satu di antaranya adalah ERHA Clinic yang turut menerapkan protokol kesehatan dalam melayani para pelanggan setia, guna menekan transmisi Covid-19. Head of Customer Experience & Sales ERHA Clinic Indonesia Dian Edhi Kartikowati menyebut, ada beberapa perubahan yang diterapkan di masa pandemi ini.

"Perubahan tingkat kesadaran customer atau patient mengenai penerapan protokol Covid selama pelayanan," kata Dian kepada Liputan6.com, Kamis, 22 Oktober 2020.

Ia menambahkan, pelanggan kini sangat memperhatikan pelayanan yang diberikan apakah telah memberlakukan protokol pencegahan Covid-19 yang ketat. Hal tersebut meliput kebersihan, disinfeksi ruangan dan peralatan, hingga jarak antara sesama pengunjung dan staf selama pelayanan di klinik kecantikan ini.

Selain itu, pelanggan juga berfokus pada alat pelindung diri (APD) yang dikenakan staf dan tenaga medis yang melayani. Ada sederet protokol kesehatan yang dijalankan, baik ketika pelanggan konsultasi dan saat treatment.

Untuk konsultasi durasi layanan sekitar 10 menit dan pelanggan harus mengisi form screening dan adanya pengecekan suhu tubuh. APD yang dikenakan dokter dan perawat saat proses ini, yakni mengenakan masker surgical, face shield, hair cap, hand gloves, dan scrub atau gown.

"Untuk ruangan, jarak antara dokter dengan pasien sekitar 1,8 meter, disediakan pembatas acrylic pada meja dokter, dan pembatasan jumlah pasien yang berada dalam ruang konsultasi," tambahnya.

Sedangkan untuk tindakan treatment dilakukan sekitar 30 menit. Seperti saat konsultasi di klinik kecantikan, pelanggan juga diharuskan mengisi form screening, adanya pengecekan suhu tubuh, serta pengecekan kadar saturasi oksigen.

"APD customer terdiri dari kumur dengan povidone iodine 0,5 persen, mengenakan disposable gown, disposable hair cap, disposable masker mini, dan rapid test jika diperlukan," ungkap Dian.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Protokol Kesehatan hingga Layanan Inovatif

Ketika treatment, dokter dan perawat juga mengenakan APD seperti ketika tahap konsultasi. Protokol kesehatan dalam ruangan pun diterapkan untuk beberapa keperluan.

"Bed didisinfeksi dengan alkohol 70 persen setiap akan dan setelah dipergunakan oleh customer, alat medis terutama part yang menempel atau dekat pasien disterilkan atau disinfeksi setiap akan dan setelah tindakan, dan penggunaan kuas dan sponge disposable," lanjutnya,

Disebutkan Dian, untuk protokol kesehatan klinik sendiri, pihak ERHA Clinic meniadakan tindakan dengan durasi lebih dari 45 menit dan rapid test berkala untuk seluruh tenaga medis, baik dokter, perawat, dan terapis. Tak lupa, pembersihan dan disinfeksi ruangan medis atau nonmedis secara berkala.

"Perawatan yang mayoritas diambil di masa pandemi adalah perawatan yang waktu pengerjaan relatif cepat, non-ablative, dan hasilnya signifikan, seperti laser, immunity injection, therapy based ultrasound technology dan light therapy," kata Dian.

Soal tingkat kunjungan dari awal pandemi dari Maret hingga Mei, disebut Dian, terjadi penurunan hampir di semua klinik Erha di seluruh Indonesia. Namun sejak Juni, kunjungan sudah mulai normal.

"Malah untuk klinik di secondary city trennya kunjungan meningkat, jumlah kunjungan yang masih belum kembali ke normal adalah untuk ERHA Apothecary atau klinik di dalam mal di wilayah Jakarta yang memang sangat terpengaruh oleh kebijakan pemerintah tentang PSBB," ungkapnya.

Kendati demikian, ERHA Clinic tetap bertahan dan sejak Maret, pihaknya berinovasi untuk mempermudah pelanggan mendapat pelayanan. Sebut saja menghadirkan delivery untuk produk ERHA, telekonsultasi, ERHA hadir pada platform Halodoc dan GrabHealth, layanan home visit by ERHA, layanan drive thru untuk produk dan treatment ERHA, serta ERHA hadir pada hampir semua platform marketplace terkemuka.

3 dari 4 halaman

ZAP Clinic

Guna mencegah transmisi Covid-19, ZAP Clinic turut beradaptasi dan menerapkan protokol kesehatan dalam pelayanan pelanggan. Beberapa tindakan preventif turut dijalankan di klinik kecantikan ini.

"Protokol kesehatan internal sudah pasti karyawan kita serology test setiap dua minggu, kita memastikan kondisi staf kita tidak ada yang terjangkit atau reaktif, APD harus lengkap," kata Feriani Chung, Vice President Sales and Marketing ZAP Clinic kepada Liputan6.com, Kamis, 22 Oktober 2020.

Feriani menyampaikan, pihak ZAP tidak memperbolehkan staf untuk membeli makanan dari luar dan ketika di klinik, mereka diharuskan membawa makanan sendiri. Begitu pula dengan seragam yang harus diganti setiap hari.

"Untuk dokter pakai APD lengkap dan staf memakai handscoon, face shield, masker N95, dan masker kepala, itu untuk internal. Kalau eksternal, kita pakai mini masker untuk klien saat treatment jangan sampai ada droplet jadi kita siapkan mini masker," tambahnya.

Dikatakan Feriani, treatment yang dilakukan di ZAP Clinic dilaksanakan oleh dokter, mulai dari dokter estetika hingga dokter spesiali kulit. Lalu, protokol kesehatan lainnya adalah dengan menjaga kebersihan di klinik.

"Bed sheet itu diganti setiap klien, semprot disinfektan, handuk baru, semuanya baru dan steril juga. Setiap peralatan juga kita sterilisasi. Setiap minggu kita disinfektan, tapi yang daily kita lakukan kita make sure semua yang dipakai sama klien itu baru dan steril," ungkapnya.

Dari segi treatment di masa pandemi, masih didominasi dengan perawatan kulit wajah berjerawat. Namun di luar itu, ada beberapa treatment yang juga ditawarkan oleh ZAP Clinic.

"Mostly soal jerawat, Photo Facial kita paling laku. Masa-masa pandemi kebanyakan Active Acne Laser dan hair removal juga lebih laku," jelasnya.

"Kita di masa pandemi melihat opportunity sebenarnya juga jadi solusi, karena klien kita cewek semua kalau di ZAP, satu orang kita sediakan dokter anak sama obgyn sebagai tambahan service, dan kita punya ZAP Health sekarang, misalnya datang bisa vaksinasi dewasa, seperti flu shot, meningitis, vitamin C injection juga berpengaruh banget," lanjutnya.

4 dari 4 halaman

Hadirkan Kampanye Besar

Di sisi lain, memang tak dipungkiri tingkat kunjungan di awal pandemi pada Maret lalu berkurang sekitar 20--30 persen. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri, bagaimana pihaknya membuat klien kembali lagi ke klinik.

"Sekarang sudah getting better, masih 20 persenan, tapi spend-nya sudah mulai berani. Saat ini kita hampir kembali ke normal, orang-orang sudah mulai berani datang dan perawatan kulitnya," jelas Feriani.

ZAP Clinic melancarkan beberapa strategi guna beradaptasi di masa pandemi. Feriani menyebut, pihaknya turut membuat dan menyuarakan campaign besar yang mengusung tajuk NgeZAPAman.

"Di billboard kita pasang kalau kita safety, protokol kesehatannya very high. Walau kita klinik kecantikan treatment-nya semua dilakukan sama dokter. Saat klien datang, bisa untuk treatment kecantikan, imunisasi anak, vaksinasi dewasa, juga imunitas," kata Feriani.

Pihaknya juga memiliki corporate service yang dapat melayani perusahaan. Layanan ini menyediakan vaksin, vitamin, hingga infuse booster.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.