Sukses

Jepang Kembangkan Kantong Ramah Rusa yang Jadi Atraksi Wisata Populer

Rusa-rusa di sebuah taman populer di Jepang kerap mengunyah kantong plastik yang dibuang wisatawan.

Liputan6.com, Jakarta - Rusa-rusa liar di Taman Nara yang berlokasi di barat Jepang merupakan atraksi wisata andalan di sana. Mereka cukup ramah untuk didekati wisatawan yang penasaran, tetapi juga jadi korban pengunjung yang membuang sampah plastik sembarangan. 

Mereka kerap terlihat mengunyah kantong plastik yang ditinggalkan wisatawan. Untuk itu, sebuah perusahaan lokal mengembangkan kantong kertas yang aman bila dimakan hewan-hewan.

Kantong ramah rusa yang dikembangkan oleh tiga developer itu menggunakan kertas yang terbuat dari dedak padi. Dengan begitu, risiko kesehatan bagi hewan lebih rendah bila tak sengaja termakan. 

"Kami membuat kertas dengan membayangkan rusa-rusa itu," kata Hidetoshi Matsukawa, Presiden Direktur salah satu developer yang bernama Naraism, dikutip dari Japan Today, Selasa (20/10/2020). 

"Pariwisata di Nara didukung oleh rusa-rusa dan kami akan menjaga mereka, sekaligus mempromosikan tas-tas ini sebagai brand untuk ekonomi Nara," imbuh dia.

Selain dedak padi, kantong ramah rusa itu juga menggunakan bubur kertas daur ulang dari kemasan susu. Dengan karakter mudah larut dalam air, tas kertas itu jelas kurang tahan lama dibandingkan kertas biasa, menurut sebuah firma yang berbasis di Kota Tawaramoto, Prefektur Nara.

Karena tas didesain seaman mungkin bagi rusa, proses pengembangan produk itu menghadapi sejumlah kendala. Matsukawa menyebut, di antaranya mengatasi permukaan kertas yang kasar yang menyebabkan mesin cetak tersumbat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ancaman bagi Rusa

Bank Nara Chuo Shinkin yang berbasis di kota itu, setuju untuk membeli 3.000 tas ramah rusa untuk mendukung upaya perusahaan lokal tersebut. Eksekutif bank tersebut, Teruo Nakata mengatakan bank kemudian menyebarkan tas-tas tersebut ke klien mereka untuk membantu membawa dokumen.

"Tas itu menjadi item yang banyak dibicarakan di Nara," kata Nakata.

Lebih dari 1000 rusa yang berkeliaran di taman menjadi atraksi wisata utama bagi turis. Mereka diperbolehkan memberi mamalia itu makan berbentuk keripik rusa bebas gula dan aman dicerna yang disebut 'shika sembei'.

Keripik itu banyak dijual di toko-toko dekat taman dan tidak dibungkus plastik. Tetapi, sejumlah turis sepertinya memberi mereka kudapan lain yang dibungkus plastik. 

Kantong plastik yang ditinggalkan pengunjung merupakan ancaman bagi rusa yang tinggal dan berkeliaran di sekitar taman. Tahun lalu, sampah plastik terdeteksi ada di perut-perut rusa yang mati.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.