Sukses

Australia dan Selandia Baru Rancang Perjanjian untuk Bangkitkan Sektor Pariwisata

Perjanjian bermaksud sebagai fase awal kebangkitan sektor pariwisata ini masih dalam tahap diskusi dan belum diketahui bagaimana praktiknya bila disepakati pihak Australia dan Selandia Baru.

Liputan6.com, Jakarta - Selandia Baru dan Australia perlahan mengendurkan aturan lockdown setelah kasus corona COVID-19 konstan turun dalam beberapa minggu terakhir. Dalam praktiknya, dua negara tetangga ini disebut bakal membuat perjanjian perihal perjalanan wisata antar wilayah mereka.

Mengutip laman Lonely Planet, Sabtu (9/5/2020), aturan yang disebut travel bubble ini dimaksudkan membuat, baik Australia maupun Selandia Baru, membuka kembali perbatasan mereka dan memperbolehkan perjalanan non-esensial, sementara kunjungan turis dari negara lain tetap dilarang.

Kendati demikian, bagaimana kesepakatan ini berjalan masih terus didiskusikan kedua belah pihak. Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern dan PM Australia Scott Morrison mengungkap pertanyaan resmi pada Selasa, 5 Mei 2020, tentang kemungkinan adanya aturan travel bubble tersebut.

Sistem ini dikatakan akan mulai berlaku segera setelah kondisi dinyatakan aman. "Trans-Tasman Covid-safe travel zone sangat mungkin menguntungkan kedua belah pihak untuk memulai kembali geliat sektor wisata dan transportasi, bantu membangun ekonomi, serta menyatuhkan kembali keluarga," begitu bunyi di keterangan resminya.

"Kami perlu lebih hati-hati dalam menyusun inisiatif ini. Baik Australia maupun Selandia Baru tak ingin ada gelombang susulan penyebaran virus. Mengendurkan aturan perjalanan tentu akan memberi manfaat bagi dua negara dan sebagai demonstrasi mengapa pulih lebih cepat jadi strategi terbaik untuk membangun ekonomi," sambung pernyataan tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penanganan Corona COVID-19

Sekarang, Australia dan Selandia Baru masih menutup perbatasan mereka untuk non-residen atau pengunjung non-permanen setidaknya untuk enam bulan. Bila perbatasan nantinya buka dengan kesepakatan travel bubble, tak bakal ada isolasi mandiri saat sampai ke tujuan perjalanan.

Selandia Baru sendiri tercatat sebagai salah satu negara yang ketat memberlakukan lockdown pada pertengahan Maret. Seiring kasus COVID-19 turun, warga melayangkan keluhan betapa ketat aturan tersebut.

"Kami percaya diri bahwa tak ada transmisi komunitas di Selandia Baru," ucap Ardern perihal fase kedua lockdown di akhir April. Minggu lalu, bisnis non-esensial, termasuk takeaway makanan, layanan pendidikan, pabrik, dan proyek kembali buka di Selandia Baru.

Kesuksesan peredaman pandemi juga tampak serupa di Australia, seiring kebijakan membuka kembali taman dan pantai untuk olahraga, pun takeaway makanan dan toko dengan transaksi tanpa kontak.

Kendati demikian, larangan bepergian domestik masih berlaku di kedua negara, serta anjuran tetap berada di rumah terus digaungkan.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.