Sukses

Harga Elpiji Nonsubsidi Meroket, DPRD Jateng: Pertimbangkan Dulu

DPRD Jateng menilai saat ini masyarakat masih dipersulit dengan pandemi Covid-19

Liputan6.com, Semarang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah meminta kepada PT Pertamina (Persero) mempertimbangkan kembali soal kenaikan LPG nonsubsidi.

Sekretaris Komisi B DPRD Jateng Muhammad Ngainirrichadl menilai kenaikan harga LPG kian mempersulit masyarakat yang masih harus bergulat dengan situasi pandemi Covid-19.

"Tolong soal kenaikan harga LPG nonsubsidi ini bisa dipertimbangkan dulu, jangan dinaikkan dulu melihat kondisi masyarakat hari ini pasca dua tahun pandemi ini masih banyak menghadapi berbagai masalah persoalan, terutama pelaku usaha," kata Ngainirrichadl saat dihubungi Liputan6, Jumat(4/3/2022).

Ngainirrichadl menilai kenaikan harga LPG nonsubsidi dipicu beberapa faktor. Salah satunya naiknya harga Contract Price Aramco (CPA).

"Karena harga CPA-nya naik menyesuaikan kontrak harganya naik," ucapnya.

Mengingat saat ini CPA telah mencapai USD 775 (Rp11,1 juta) per metrik ton, artinya CPA mengalami kenaikan sebesar 21 persen dari harga rata-rata CPA sepanjang tahun 2021.

Sementara untuk LPG subsidi saat ini masih mengacu pada Harga Eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah daerah.

Faktor pemicu kenaikan harga yang kedua, menurut Ngainirrichadl, karena adanya penyesuaian tarif di setiap wilayah yang masih dilakukan oleh pemerintah.

"Antar wilayah jadi ada ketimpangan antara satu wilayah dengan wilayah yang lain. Ini yang menjadikan penyebab kenaikan. Ini akan diseragamkan sehingga tidak ada ketimpangan harga yang begitu tinggi antara daerah satu dengan daerah lainnya," tuturnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Upaya atasi ketimpangan

Guna tak menimbulkan ketimpangan berlebih, Ngainirrichadl menyarankan agar pemerintah bersedia mengambil harga yang paling rendah.

"Kalau ketimpangan di Jawa dan di luar Jawa, maka ambillah harga yang paling rendah, jangan ambil harga tertinggi. Kalau mengambil yang tertinggi atau tengah-tengah itu kan yang Jawa misalnya lebih rendah, maka ikut tinggi," pesannya.

Menimbang dua faktor tersebut, Pertamina seharusnya bisa bersikap arif untuk memutuskan suatu kebijakan yang tidak memberatkan masyarakat.

"Maka itu dengan dua penyebab ini pemerintah harus mengambil kebijakan yang tidak memberatkan masyarakat," pungkasnya.

PT Pertamina (Persero) secara resmi menaikkan harga LPG nonsubsidi. Upaya ini dilakukan seiring melambungnya harga minyak dunia yang menyebabkan ongkos produksi juga naik.

PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) menyesuaikan harga LPG nonsubsidi yang kini harganya dipatok Rp15.500 per kilogramnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.