Liputan6.com, Jakarta - Mendiang Ustadz Jefri Al Buchori atau yang lebih dikenal sebagai Uje pernah memberikan pencerahan melalui ceramah yang penuh makna.
Uje menekankan pentingnya melihat kehidupan dengan pandangan yang lebih dalam, terutama dalam hal kesuksesan dan pencapaian.
Menurutnya, sering kali manusia hanya terpaku pada hasil akhir tanpa memahami perjuangan yang ada di baliknya.
Advertisement
Dalam sebuah ceramah yang dipublikasikan di kanal YouTube @Risalahkata, Uje mengutip sebuah kalimat indah yang berbunyi, "Baiti janati, rumahku adalah surgaku."
Ungkapan tersebut menggambarkan sebuah rumah yang penuh kedamaian dan kebahagiaan. Namun, Uje menjelaskan bahwa keindahan rumah yang digambarkan sebagai surga tersebut tidak datang begitu saja, melainkan melalui proses panjang yang penuh perjuangan.
Uje mengingatkan bahwa dalam melihat segala sesuatu, orang sering kali hanya fokus pada keindahan yang tampak di permukaan.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Jangan Iri Lihat Orang Kaya, Lihat Prosesnya!
Namun, ketika kesulitan muncul, banyak yang tidak siap menghadapi kenyataan tersebut. "Kalau kita melihat segala sesuatu hanya nampak pada keindahannya, maka kita berharap akan keindahan itu. Tapi begitu kita melihat kesulitan di balik itu, mau nggak mau kita harus siap menghadapinya," ujar Uje dalam ceramahnya.
Mengambil contoh kehidupan orang kaya, Uje mengatakan bahwa orang sering kali hanya melihat kekayaannya, tetapi jarang melihat bagaimana proses seseorang mencapai kekayaan tersebut.
Ia mengingatkan untuk tidak mudah iri atau dengki terhadap pencapaian orang lain tanpa memahami perjalanan panjang yang mereka lalui.
Menurut Uje, melihat seseorang yang sudah berada di puncak kesuksesan tanpa memahami bagaimana mereka memulai dari bawah dapat menimbulkan perasaan iri.
Namun, jika kita melihat prosesnya, semangat dan motivasi akan muncul. "Kalau kita hanya melihat orang sudah matangnya saja, jadi raja, jadi orang kaya, maka kita akan sirik, kita akan iri, dan kita akan dengki. Tapi begitu kita melihat proses seseorang dari bawah sampai dia berhasil, di situlah muncul semangat," jelas Uje.
Dalam ceramahnya, Uje juga menekankan pentingnya belajar dari proses orang lain. Menurutnya, setiap keberhasilan yang besar pasti dimulai dari langkah kecil dan usaha yang konsisten.
Proses inilah yang sering kali terlewatkan oleh banyak orang ketika mereka hanya melihat hasil akhir.
Â
Advertisement
Begini Ajakan Uje
Uje mengajak para pendengarnya untuk selalu melihat ke belakang dan memahami bahwa kesuksesan bukanlah sesuatu yang instan.
Ia menekankan bahwa setiap langkah dalam proses tersebut merupakan bagian penting dari pencapaian yang lebih besar.
"Kalau kita lihat orang kaya, jangan lihat kayaknya dulu, tapi lihat bagaimana proses dia jadi kaya," tambah Uje.
Kesabaran dan ketekunan menjadi poin penting yang ditekankan Uje dalam ceramah ini. Menurutnya, dua hal tersebut adalah kunci utama dalam menjalani proses menuju kesuksesan.
Tanpa kesabaran, seseorang akan mudah menyerah di tengah jalan. Dan tanpa ketekunan, seseorang akan sulit mencapai hasil yang diinginkan.
Selain itu, Uje juga mengingatkan bahwa kesuksesan orang lain seharusnya menjadi inspirasi, bukan alasan untuk merasa rendah diri.
Ia mengatakan bahwa setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda, dan tidak ada gunanya membandingkan diri dengan orang lain tanpa memahami proses yang mereka lalui.
Dengan penuh semangat, Uje mengajak para pendengarnya untuk melihat diri sendiri dan bertanya apakah mereka siap untuk melalui proses yang sama seperti yang dilakukan oleh orang sukses.
"Apakah kita mau berjuang berjalan seperti itu atau tidak sama sekali?" tanya Uje kepada para pendengarnya.
Di akhir ceramahnya, Uje memberikan pesan penting bahwa setiap proses memiliki tantangannya sendiri. Namun, tantangan tersebut tidak seharusnya menjadi alasan untuk menyerah, melainkan harus dijadikan batu loncatan untuk terus maju dan berkembang.
Kesuksesan, menurut Uje, bukanlah tujuan akhir, melainkan perjalanan panjang yang harus dilalui dengan kesabaran dan ketekunan.
Uje juga menegaskan bahwa kebahagiaan sejati bukan hanya soal hasil akhir, tetapi tentang bagaimana kita menikmati setiap proses dalam hidup.
"Baiti janati, rumahku adalah surgaku," pungkasnya, menggambarkan bahwa kedamaian dan kebahagiaan sejati bisa diraih dengan perjuangan yang tulus.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul