Sukses

Mengunjungi Masjid Terapung An-Nur, Wisata Rohani Simbol Toleransi di Maumere NTT

Persaudaraan yang kental antar warga asli Maumere dengan warga pendatang di perkampungan nelayan ini, bisa dilihat saat berkunjung ke masjid terapung An-Nur

Liputan6.com, Jakarta - Maumere, Kabupaten Sikka, NTT tak hanya dikenal karena memiliki pantai yang eksotis atau wisata budaya tenun ikat, namun juga memiliki destinasi wisata rohani yang memukau.

Salah satu destinasi wisata religi yang dapat dikunjungi adalah Masjid Terapung An-Nur di perkampungan nelayan Wuring, Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Kota Maumere.

Masjid ini merupakan simbol toleransi dan sekaligus menjadi penanda bahwa orang-orang kabupaten Sikka sudah menjalin persahabatan sejak dahulu kala dengan para pedagang dari Kerajaan Gowa, Makasar, Sulawesi Selatan.

Persaudaraan yang kental antar warga asli Maumere dengan warga pendatang di perkampungan nelayan ini, bisa dilihat saat berkunjung ke masjid terapung An-Nur.

Di sini, tak ada lagi cerita orang pendatang dan orang asli atau Islam dan Katolik. Tetapi, warga meyakini, semua adalah orang Maumere.

Masjid Terapung juga menjadi simbol orang-orang Maumere menghargai sesama warga yang beragama Islam di tengah mayoritas warga kabupaten Sikka beragama Katolik.

Muhammad, salah satu pengurus Masjid Terapung An-Nur menuturkan, masjid terapung dibangun secara swadaya oleh warga kampung nelayan Wuring pada 2012 silam.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Punya 99 Tiang Penyangga

Sebelumnya, kata dia, warga menginisiasi membangun mushola tapi tidak bertahan lama karena dihempas gelombang keras setiap hari.

"Awalnya bangun mushola, tapi rusak tidak tahan lama," tuturnya kepada Liputan6.com, Rabu 1 Mei 2025.

99 Tiang Penyangga

Sejak rubuhnya mushola, warga kemudian bekerjasama patungan membangun masjid terapung yang jaraknya tak jauh dari mushola yang sudah rubuh tersebut.

"Dananya swadaya dari masyarakat," katanya.

Ia menjelaskan, masjid terapung An-Nur ditopang dengan 99 tiang penyangga yang melambangkan asmaul husna atau nama-nama baik Allah. Sementara tiga tiang utama di bagian dalam masjid berjumlah empat yang melambangkan empat sahabat Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, terdapat pula lima relief pada dindingnya yang melambangkan lima waktu sholat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.