Sukses

Geger Geden, Kisah Abu Nawas Kecoh Orang Sekampung dan Raja Sekaligus

Bukan Abu Nawas jika tak bisa bikin 'geger geden'. Abu Nawas dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik ia digambarkan sosok yang bijaksana sekaligus kocak

Liputan6.com, Jakarta - Bukan Abu Nawas jika tak bisa bikin 'geger geden'. Abu Nawas dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik ia digambarkan sosok yang bijaksana sekaligus kocak.

Alkisah, datanglah segerombolan prajurit dari istana atas perintah Raja Harun Ar-Rasyid untuk menangkap Abu Nawas di kediamannya.

Abu Nawas dikabarkan telah menghilang cukup lama entah ke mana, tidak ada satupun yang tahu keberadaannya saat itu, termasuk istrinya sendiri.

Kisah ini menjadi salah satu dari kumpulan cerita 'Kisah 1001 Malam'.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Abu Nawas Ketakutan akan Dihukum Berat Raja

Tiba-tiba ia muncul dari persembunyiannya itu dan pulang kembali ke rumah untuk menemui istrinya.

"Suamiku, para prajurit kerajaan tadi pagi mencarimu.”

"Ya istriku, ini urusan gawat. Aku baru saja menjual Sultan Harun Al Rasyid menjadi budak.”

"Apa?, Raja kaujadikan budak! Kenapa kau lakukan itu suamiku.”

"Supaya dia tahu di negerinya ada praktek jual beli budak. Dan jadi budak itu sengsara.”

"Sebenarnya maksudmu baik, tapi Baginda pasti marah. Buktinya para prajurit diperintahkan untuk menangkapmu.”

"Menurutmu apa yang akan dilakukan Sultan Harun Al Rasyid kepadaku.”

"Pasti kau akan dihukum berat.”

"Gawat, aku akan mengerahkan ilmu yang kusimpan,”

 

3 dari 5 halaman

Berita Itu Sampai ke Baginda Raja

Abu Nawas masuk ke dalam, ia mengambil air wudhu lalu mendirikan shalat dua rakaat. Lalu berpesan kepada istrinya apa yang harus dikatakan bila Baginda datang. Tidak berapa lama kemudian tetangga Abu Nawas geger, karena istri Abu Nawas menjerit-jerit.

"Ada apa?" tanya tetangga Abu Nawas sambil tergopoh gopoh.

"Huuuuuu .... suamiku mati....!" "Hah! Abu Nawas mati?" "lyaaaa....!"

Kini kabar kematian Abu Nawas tersebar ke seluruh pelosok negeri. Baginda terkejut. Kemarahan dan kegeraman beliau agak susut mengingat Abu Nawas adalah orang yang paling pintar menyenangkan dan menghibur Baginda Raja.

Baginda Raja beserta beberapa pengawai beserta seorang tabib (dokter) istana, segera menuju rumah Abu Nawas. Tabib segera memeriksa Abu Nawas. Sesaat kemudian ia memberi laporan kepada Baginda bahwa Abu Nawas memang telah mati beberapa jam yang lalu.

4 dari 5 halaman

Abu Nawas Meninggal Dunia

Setelah melihat sendiri tubuh Abu Nawas terbujur kaku tak berdaya, Baginda Raja marasa terharu dan meneteskan air mata. Beliau bertanya kepada istri Abu Nawas.

"Adakah pesan terakhir Abu Nawas untukku?"

"Ada Paduka yang mulia,” kata istri Abu Nawas sambil menangis.

"Katakanlah,” kata Baginda Raja.

"Suami hamba, Abu Nawas, memohon sudilah kiranya Baginda Raja mengampuni semua kesalahannya dunia akhirat di depan rakyat,” kata istri Abu Nawas terbata-bata.

"Baiklah kalau itu permintaan Abu Nawas.” kata Baginda Raja menyanggupi.

5 dari 5 halaman

Detik-detik Raja Memaafkan Abu Nawas

Jenazah Abu Nawas diusung di atas keranda. Kemudian Baginda Raja mengumpulkan rakyatnya di tanah lapang. Beliau berkata, "Wahai rakyatku, dengarkanlah bahwa hari ini aku, Sultan Harun Al Rasyid telah memaafkan segala kesalahan Abu Nawas yang telah diperbuat terhadap diriku dari dunia hingga akhirat. Dan kalianlah sebagai saksinya.”

Tiba-tiba dari dalam keranda yang terbungkus kain hijau terdengar suara keras,

"Syukuuuuuuuur ...... !"

Seketika pengusung jenazah ketakukan, apalagi melihat Abu Nawas bangkit berdiri seperti mayat hidup. Seketika rakyat yang berkumpul lari tunggang langgang, bertubrukan dan banyak yang jatuh terkilir.

Abu Nawas sendiri segera berjalan ke hadapan Baginda. Pakaiannya yang putih-putih bikin Baginda keder juga. "Kau... kau.... sebenarnya mayat hidup atau memang kau hidup lagi?" tanya Baginda dengan gemetar.

"Hamba masih hidup Tuanku. Hamba mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas pengampunan Tuanku.”

"Jadi kau masih hidup?"

"Ya, Baginda. Segar bugar, buktinya kini hamba merasa lapar dan ingin segera pulang.”

"Kurang ajar! Ilmu apa yang kau pakai Abu Nawas?

"Ilmu dari mahaguru sufi guru hamba yang sudah meninggal dunia...”

"Ajarkan ilmu itu kepadaku...”

"Tidak mungkin Baginda. Hanya guru hamba yang mampu melakukannya. Hamba tidak bisa mengajarkannya sendiri.”

"Dasar pelit !" Baginda menggerutu kecewa.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.