Sukses

Bisa Ganggu Puasa Ramadhan, Hindari Makanan Asin dan Lemak Jenuh saat Sahur dan Berbuka

Ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan dan diterapkan jika ingin puasa Ramadhan berjalan lancar selama sebulan penuh.

Liputan6.com, Jakarta - Ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan dan diterapkan jika ingin puasa Ramadhan berjalan lancar selama sebulan penuh. Salah satunya yakni menghindar makanan tinggi garam dan lemak jenuh saat makan sahur dan buka puasa.

Seperti disampaikan dokter spesialis gizi klinik RS PELNI dr Eva Kurniawati, M.Gizi, Sp.GK, mengonsumsi makanan asin atau tinggi garam pada saat sahur akan membuat seseorang merasa sangat haus di siang hari.

"Makanan yang tinggi garam dapat membuat Anda merasa sangat haus di siang hari. Makanan asin yang umum dimakan sahur antara lain mi instan, makanan olahan seperti keripik, makanan kaleng," ujarnya, dilansir Antara.

Hidangan tinggi lemak jenuh dan lemak trans juga perlu dihindari sebagai menu sahur dan buka puasa di bulan Ramadhan. Makanan tersebut seperti makanan yang diolah dengan cara digoreng serta mengandung santan yang dipanaskan berulang kali.

Menurut Eva, makanan tersebut dapat membuat perut kembung dan memperparah refluks asam di lambung.

"Makanan ini menyebabkan waktu transit di lambung lama, potensi menimbulkan kembung, memperparah refluks asam lambung dan jumlah kalori yang sangat besar, sehingga peningkatan risiko untuk kenaikan berat badan selama Ramadhan," jelasnya.

Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia itu mengatakan, gula sederhana dan makanan pedas pun masuk dalam daftar hidangan yang perlu dihindari jika ingin puasa lancar.

Eva menjelaskan, gula sederhana bisa membuat individu merasa lesu bahkan dalam waktu hanya satu atau dua jam selepas sahur. Sementara makanan pedas bisa mengiritasi lambung dan memicu masalah pencernaan ketika puasa.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Konsumsi Makanan Sehat dan Bergizi

Kemudian, mengenai konsumsi kafein selama Ramadhan, Eva menyarankan untuk menghindarinya karena memiliki efek diuretik sehingga meningkatkan risiko dehidrasi. Efek diuretik yakni membuat orang sering buang air kecil.

"Selain itu, Anda dianjurkan tidak makan berlebihan dengan porsi protein, vitamin, dan karbohidrat yang seimbang," ucap Eva.

Eva menyarankan agar masyarakat mengonsumsi makanan sehat dan bergizi selama sahur dan buka puasa. Caranya dengan memilih makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, serat, dan vitamin guna memberi energi dan nutrisi yang cukup selama puasa.

Sejumlah nutrisi tersebut bisa didapat dari misalnya roti gandum, oatmeal, sayuran, dan buah-buahan segar.

 

3 dari 3 halaman

Konsumsi Lemak Tak Jenuh

Sebagai pengganti lemak jenuh, seseorang bisa menggunakan sumber lemak yang lebih sehat dalam jumlah terbatas. Alternatif lemak yang lebh sehat yakni minyak zaitun dan alpukat, omega-3 dan omega06 dari ikan dan kacang-kacangan.

Lalu, invididu yang menjalankan puasa Ramadhan juga perlu memastikan minum air dalam jumlah yang cukup ketika sahur dan berbuka agar tubuh tetap terhidrasi selama berpuasa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.