Sukses

Al-Qur'an Surah Al-Hujurat Ayat 13 Dilantunkan pada Pembukaan Piala Dunia 2022, Ini Arti dan Tafsirnya

Seorang pemuda difabel bernama Ghanim Al-Muftah melantunkan salah satu ayat suci Al-Qur’an pada pembukaan Piala Dunia 2022. Ini tidak biasa, bisa dikatakan pembacaan ayat Al-Qur’an merupakan sejarah baru bagi ajang sepak bola 4 tahunan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pemuda difabel bernama Ghanim Al-Muftah melantunkan salah satu ayat suci Al-Qur’an pada pembukaan Piala Dunia 2022. Ini tidak biasa, bisa dikatakan pembacaan ayat Al-Qur’an merupakan sejarah baru bagi ajang sepak bola 4 tahunan ini.

Ghanim Al-Muftah yang juga Duta Piala Dunia Qatar membacakan surah Al-Hujurat ayat 13. Lantunan ini turut menjadi tanda perhelatan Piala Dunia 2022 dimulai. 

Berikut adalah surah Al-Hujurat ayat 13 yang dibacakan oleh Ghanim Al-Muftah.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ 

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (Ayat Al-Qu'ran terkait dapat dilihat di sini)

Ayat tersebut memiliki makna yang sangat dalam, berisikan prinsip dasar dalam hubungan antarmanusia. Jika melihat artinya, firman Allah SWT itu tidak hanya ditujukan kepada orang beriman, melainkan kepada seluruh umat manusia.

Ayat 13 dalam surah Al-Hujurat menegaskan kesatuan asal usul umat manusia dengan menunjukkan derajat kemanusiaan yang selalu sama di sisi Allah SWT. Ayat ini diturunkan dengan tujuan agar setiap manusia bisa saling mengenal.

Sebagai informasi, surah Al-Hujurat merupakan surah ke-49 dalam Al-Qur’an. Al-Hujurat tergolong sebagai surah Madaniyyah. Surah ini diturunkan setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah.

Baca Al-Qur'an lengkap dengan artinya, di sini:

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tafsir Tahlili Al-Hujurat Ayat 13

Mengutip situs NU yang bersumber dari Kemenag RI, ayat ini menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki (Adam) dan seorang perempuan (Hawa) dan menjadikannya berbangsa-bangsa, bersuku-suku, dan berbeda-beda warna kulit bukan untuk saling mencemoohkan, tetapi supaya saling mengenal dan menolong. 

Allah tidak menyukai orang-orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kepangkatan, atau kekayaannya karena yang paling mulia di antara manusia pada sisi Allah hanyalah orang yang paling bertakwa kepada-Nya. 

Kebiasaan manusia memandang kemuliaan itu selalu ada sangkut-pautnya dengan kebangsaan dan kekayaan. Padahal menurut pandangan Allah, orang yang paling mulia itu adalah orang yang paling takwa kepada-Nya. 

Diriwayatkan oleh Ibnu hibban dan at-Tirmidhi dari Ibnu 'Umar bahwa ia berkata: Rasulullah saw melakukan tawaf di atas untanya yang telinganya tidak sempurna (terputus sebagian) pada hari Fath Makkah (Pembebasan Mekah). Lalu beliau menyentuh tiang Ka'bah dengan tongkat yang bengkok ujungnya. Beliau tidak mendapatkan tempat untuk menderumkan untanya di masjid sehingga unta itu dibawa keluar menuju lembah lalu menderumkannya di sana. 

Kemudian Rasulullah memuji Allah dan mengagungkan-Nya, kemudian berkata, "Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah menghilangkan pada kalian keburukan perilaku Jahiliah. Wahai manusia, sesungguhnya manusia itu ada dua macam: orang yang berbuat kebajikan, bertakwa, dan mulia di sisi Tuhannya. Dan orang yang durhaka, celaka, dan hina di sisi Tuhannya. 

Kemudian Rasulullah membaca ayat: ya ayyuhan-nas inna khalaqnakum min dhakarin wa untsa¦ Beliau membaca sampai akhir ayat, lalu berkata, "Inilah yang aku katakan, dan aku memohon ampun kepada Allah untukku dan untuk kalian. (Riwayat Ibnu hibban dan at-Tirmidhi dari Ibnu 'Umar). 

Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Mengetahui tentang apa yang tersembunyi dalam jiwa dan pikiran manusia. Pada akhir ayat, Allah menyatakan bahwa Dia Maha Mengetahui tentang segala yang tersembunyi di dalam hati manusia dan mengetahui segala perbuatan mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.