Liputan6.com, Jakarta Dalam ajaran Islam, siddiq artinya jujur dan benar dalam ucapan, tindakan, serta isi hati. Sifat ini merupakan bagian dari empat sifat utama yang melekat pada para nabi dan harus dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Kejujuran bukan sekadar etika sosial, tapi juga bagian dari iman dan bukti ketakwaan seseorang kepada Allah SWT. Seorang yang bersifat siddiq akan menjaga lisannya dari kebohongan, amanah dalam bertindak, serta teguh dalam menyampaikan kebenaran meskipun berada dalam tekanan.
Menurut Dr. Muhammad Abdurrahman, M.Ed. dalam bukunya Menjadi Muslim Sejati: Tuntunan Akhlak Mulia (2020), disebutkan bahwa siddiq merupakan akhlak mulia yang memancarkan cahaya dari hati yang bersih, dan kejujuran itu adalah jalan terpendek menuju ridha Allah dan kecintaan manusia. Hal ini menunjukkan bahwa kejujuran adalah pondasi yang sangat penting dalam pembentukan karakter seorang Muslim. Dalam praktiknya, siddiq harus diterapkan dalam segala kondisi, baik di ranah keluarga, pekerjaan, pendidikan, hingga hubungan sosial.
Sementara itu, menurut Dr. Mahmud al-Mishri dalam Ensiklopedia Akhlak Rasulullah (2014), menegaskan bahwa kejujuran adalah jalan yang lurus menuju surga, dan kebohongan adalah jalan yang bengkok menuju neraka. Pernyataan ini memperkuat bahwa siddiq bukan hanya akhlak mulia, tapi juga jalan keselamatan akhirat.
Advertisement
Berikut ini Liputan6.com ulas selengkapnya, Jum’at (11/7/2025).
Seorang pemuda kembalikan uang nyasar di rekeningnya senilai ratusan miliar rupiah.
Sidiq Artinya
Siddiq berasal sari bahasa Arab yakni as-sidqu" atau "Siddiq" yang berarti benar, nyata, atau berkata benar. Lawan dari sifat siddiq adalah dusta atau dalam bahasa Arab-nya "Al-kazibu." Siddiq artinya berkata jujur atau benar yang dimiliki oleh Rasulullah SWT dalam menyampaikan wahyu yang datang dari Allah SWT. Untuk itu, para ulama berharap sifat siddiq artinya jujur atau benar juga diterapkan oleh umat Muslim dalam perkataanya sehari-hari.
Secara umum, siddiq artinya jujur atau benar yang sesuai dengan kenyataannya, baik berupa perkataan, sikap, ataupun perbuatan. Shiddiq artinya jujur yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat maupun bangsa. Rasulullah SAW bersabda,
“Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan membawa ke surga.” (HR. Bukhari)
Dalam hadits yang berkaitan, Rasulullah SAW bersabda,
“Empat perkara yang apabila ada padamu, tidak akan merugikan lepasnya segala sesuatu dari dunia dari padamu, yaitu: memelihara amanah, tutur kata yang benar, akhlak yang baik, dan bersih dari tamak.” (HR. Ahmad)
Advertisement
Ciri-ciri Orang yang Memiliki Sifat Siddiq
Berikut ini terdapat beberapa karakteristik orang yang memiliki sifat siddiq artinya jujur atau benar dalam setiap perbuatan, perkataan, dan keadaan:
- Mengikuti jejak keutamaan para Nabi yang mencakup perbuatan.
- Memiliki komitmen kuat terhadap Islam.
- Memiliki keimanan kepada Allah dan Rasulullah SAW, mendirikan salat, menepati janji, serta menunaikan zakat.
- Tidak ragu berjihad dengan harta dan jiwa.
- Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.
- Kesesuaian antara informasi dan kenyataan.
- Ketegasan dan kemantapan hati.
- Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan.
Cara Penerapan Siddiq dalam Kehidupan
1. Jujur dalam Perkataan
Salah satu bentuk paling nyata dari siddiq adalah berkata jujur dalam setiap situasi. Seorang Muslim dilarang keras berdusta, bahkan dalam hal-hal kecil atau bercanda. Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga."
Maksudnya kejujuran dalam lisan harus dibiasakan sejak dini, seperti mengakui kesalahan, tidak menambah-nambahi cerita, dan menyampaikan informasi dengan benar.
2. Jujur dalam Berdagang dan Bekerja
Dalam urusan muamalah (hubungan sosial), siddiq diwujudkan melalui kejujuran dalam bertransaksi. Islam menekankan agar pedagang tidak menipu timbangan, tidak menyembunyikan cacat barang, dan tidak melakukan manipulasi harga. Kejujuran ini juga berlaku bagi semua profesi, yakni guru, dokter, pemimpin, hingga pekerja harian dengan bekerja secara profesional, tidak curang, dan tidak memanfaatkan posisi untuk keuntungan pribadi yang batil.
3. Jujur dalam Menepati Janji
Menepati janji adalah salah satu ciri orang yang memiliki sifat siddiq. Dalam QS. Al-Mu’minun: 8, Allah menyebutkan bahwa orang yang menjaga amanah dan janjinya termasuk golongan orang yang beruntung. Seseorang yang menunda atau mengingkari janji, apalagi dengan sengaja, termasuk orang munafik. Penerapan siddiq dalam hal ini bisa dimulai dari hal sederhana seperti hadir tepat waktu, menyelesaikan tugas sesuai kesepakatan, hingga tidak mengingkari komitmen yang telah dibuat.
4. Jujur dalam Pendidikan
Bagi pelajar atau mahasiswa, siddiq diterapkan dengan tidak menyontek, tidak memalsukan data tugas atau skripsi, serta mengakui kekurangan diri dengan sportif. Sikap jujur dalam proses belajar akan melahirkan ilmu yang berkah dan karakter yang kuat. Guru dan dosen juga harus bersikap jujur dalam menilai, tidak memihak, dan menyampaikan ilmu secara benar dan bertanggung jawab.
5. Jujur dalam Keluarga
Dalam lingkungan keluarga, siddiq tercermin dalam keterbukaan antar anggota keluarga. Orang tua hendaknya jujur kepada anak, termasuk dalam membentuk karakter dan memberi nasihat. Sebaliknya, anak pun harus jujur kepada orang tua tentang keadaan dirinya. Kejujuran dalam keluarga menciptakan suasana saling percaya, saling menghargai, dan mencegah konflik yang timbul akibat kebohongan.
6. Jujur dalam Mengakui Kesalahan
Siddiq tidak hanya tentang berkata benar, tapi juga berani mengakui kesalahan. Banyak orang memilih berbohong atau menyalahkan orang lain demi menjaga citra. Padahal, Islam mengajarkan bahwa mengakui kesalahan dan bertaubat adalah bentuk kejujuran terhadap diri sendiri dan kepada Allah. Dalam QS. At-Tahrim: 8, Allah menyuruh orang-orang beriman untuk bertaubat dengan taubat yang sebenar-benarnya (taubat nasuha).
7. Jujur dalam Media Sosial dan Dunia Digital
Di era teknologi saat ini, siddiq juga harus diterapkan dalam dunia digital. Jangan menyebarkan informasi hoaks, membuat identitas palsu, atau menyebar fitnah dan kebohongan di media sosial. Islam mengajarkan agar setiap kabar dicek kebenarannya terlebih dahulu (QS. Al-Hujurat: 6). Maka, bersikap siddiq di internet adalah bentuk ibadah dan menjaga marwah sebagai Muslim.
8. Jujur dalam Hati
Penerapan siddiq juga berkaitan dengan kejujuran batin, tidak memamerkan kebaikan yang tidak dilakukan (riya), tidak berpura-pura dalam ibadah, dan tidak munafik. Seseorang yang tampak shalih di luar, tapi dalam hatinya berniat buruk, berarti belum menerapkan siddiq secara hakiki. Siddiq yang sejati adalah kejujuran yang menyatu antara hati, lisan, dan perbuatan.
9. Jujur dalam Mengelola Amanah Publik
Bagi para pejabat, tokoh masyarakat, dan pemimpin, siddiq adalah pondasi integritas. Menyampaikan laporan keuangan secara transparan, tidak korupsi, tidak memanipulasi data publik, dan tidak mengingkari sumpah jabatan adalah bentuk nyata kejujuran dalam posisi kekuasaan. Kepemimpinan tanpa kejujuran akan membawa kehancuran sosial dan hilangnya kepercayaan masyarakat.
10. Mendidik Anak untuk Bersikap Jujur
Cara lain menerapkan siddiq adalah dengan menanamkan nilai kejujuran sejak kecil. Orang tua, guru, dan lingkungan harus membiasakan anak berkata benar, menghargai kejujuran, dan tidak memberi hukuman berlebihan saat anak berkata jujur tentang kesalahan. Dengan begitu, generasi penerus akan tumbuh dengan karakter siddiq yang kuat dan menjunjung nilai-nilai Islam dalam hidup mereka.
Advertisement
QnA Seputar Siddiq
Q: Apa arti dari sifat siddiq dalam Islam?
A: Siddiq artinya jujur, benar, dan tidak berdusta, baik dalam ucapan, perbuatan, maupun niat. Sifat ini merupakan salah satu dari empat sifat utama yang wajib dimiliki oleh para nabi dan menjadi teladan bagi umat Islam.
Q: Mengapa sifat siddiq penting dalam kehidupan seorang Muslim?
A: Karena kejujuran adalah dasar dari iman dan akhlak yang baik. Seorang Muslim yang jujur akan dipercaya, dicintai Allah, dan dijauhkan dari sifat munafik. Rasulullah SAW bersabda: "Kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga." (HR. Bukhari dan Muslim)
Q: Apa contoh penerapan sifat siddiq dalam kehidupan sehari-hari?
A: Contohnya seperti berkata jujur kepada orang tua, tidak menyontek di sekolah, tidak menipu saat berdagang, menepati janji, dan tidak menyebarkan hoaks di media sosial. Sifat siddiq juga terlihat ketika seseorang berani mengakui kesalahan dan tidak menyalahkan orang lain.
Q: Apa akibat dari meninggalkan sifat siddiq?
A: Orang yang meninggalkan kejujuran akan mudah jatuh pada kebohongan, kehilangan kepercayaan orang lain, dan terjerumus dalam dosa. Dalam Islam, berbohong adalah salah satu ciri orang munafik dan dapat menyeret seseorang ke dalam neraka.
Q: Apakah siddiq hanya dalam bentuk ucapan?
A: Tidak. Siddiq mencakup tiga aspek utama, yakni jujur dalam ucapan, jujur dalam perbuatan, dan jujur dalam niat. Seorang yang berpura-pura baik padahal menyimpan niat buruk, juga tidak termasuk orang yang siddiq.
Q: Bagaimana cara melatih diri agar menjadi pribadi yang siddiq?
A: Dengan membiasakan diri berkata benar dalam hal apa pun, meskipun pahit. Selain itu, selalu memohon pertolongan kepada Allah agar dijauhkan dari dusta, menjaga lisan, dan bersahabat dengan orang-orang yang mencintai kebenaran juga merupakan cara efektif untuk melatih sifat siddiq.
Q: Apa hubungan antara sifat siddiq dan kesuksesan dunia akhirat?
A: Sifat siddiq adalah kunci kesuksesan di dunia karena melahirkan kepercayaan dan integritas, dan menjadi jalan menuju surga di akhirat. Dalam QS. Al-Ahzab: 70-71, Allah berjanji akan memperbaiki amal dan mengampuni dosa bagi orang yang berkata benar.
Q: Apakah anak-anak juga harus diajarkan sifat siddiq?
A: Ya, justru sejak kecil mereka harus dibiasakan untuk jujur, agar tumbuh menjadi pribadi yang terpercaya. Orang tua dan guru harus memberi teladan dan penghargaan atas kejujuran, serta tidak menghukum anak secara keras saat ia berkata jujur meski melakukan kesalahan.
Q: Apa bedanya siddiq dengan amanah?
A: Siddiq artinya jujur, sedangkan amanah berarti dapat dipercaya dalam memegang tanggung jawab. Meskipun keduanya saling berkaitan, seseorang bisa jujur tapi belum tentu mampu menjaga amanah, dan sebaliknya. Kedua sifat ini harus berjalan bersama dalam kepribadian seorang Muslim.
Q: Siapa teladan terbaik dalam sifat siddiq?
A: Rasulullah Muhammad SAW adalah contoh paling sempurna dalam menerapkan siddiq. Bahkan sebelum diangkat menjadi nabi, beliau sudah dikenal dengan gelar Al-Amin (yang terpercaya) oleh masyarakat Quraisy karena kejujurannya yang luar biasa dalam setiap aspek kehidupan.
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5380981/original/046199200_1760441878-klaim_link_magang_kemnaker.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5413265/original/060792600_1763118793-bansos_penerima.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5413226/original/046541900_1763117420-Cek_Fakta_Tidak_Benar_Ini_Link_Pendaftaran_-_2025-11-14T172823.946.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4458021/original/050263300_1686203280-sidang_aris_ashar_dan_fatia_dengan_saski_luhut_binsar_panjaitan-IMAM_10.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/avatars/2378469/original/055253400_1737413276-IMGE9883.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3978973/original/082484800_1648606902-happy-arab-woman-hijab-portrait-smiling-girl-posing-green-studio.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4762045/original/071350500_1709611264-medium-shot-women-holding-hands.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3377629/original/079741500_1613436248-pray-4536313_640.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3377628/original/075522100_1613436248-child-4758822_1280.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/avatars/1812256/original/005506700_1737367108-1655451995429.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5398908/original/086614100_1761900233-Lagidiskon__desktop-mobile__356x469_-_Button_Share.png)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5413217/original/016979500_1763117253-Blazer_Pria.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5409805/original/097393000_1762907774-Koko_Kurta.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5408885/original/051210600_1762838620-Armada_Vietjet__1_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5407768/original/070203800_1762753906-Fujifilm_Instax_Mini_LiPlay__02.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4767838/original/039381300_1710008223-Beige_Chino___Tapered_Cotton_Stretch_Trouser_-_ASKET.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4700848/original/089505300_1703763117-sandals-4273243_640.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2255977/original/087039700_1529581269-Sofo_Olive__1_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3948052/original/092439800_1646031798-waldemar-brandt-UP9DtTjRYpI-unsplash.jpg)