Sukses

Lesi Adalah Kerusakan Jaringan Kulit, Ketahui Penyebab dan Jenis-Jenisnya

Lesi adalah berupa luka, perubahan fisik akibat penyakit, atau luka terbuka.

Liputan6.com, Jakarta - Lesi adalah perubahan atau kerusakan pada jaringan kulit, bisa berupa luka, perubahan fisik akibat penyakit, atau luka terbuka. Salah satu jenis umumnya adalah luka fisik, bisa dari trauma, gesekan, hingga luka bakar dengan berbagai bentuk, dari goresan kecil hingga luka serius.

Ada luka terbuka yang terinfeksi, seperti luka bernanah atau abses. Ini biasanya akan menunjukkan peradangan dengan pembentukan nanah, akan terlihat merah, bengkak, dan memerlukan drainase medis untuk pengobatan yang tepat.

Infeksi pada lesi kulit bisa menjadi serius dan berpotensi menyebar jika tidak diobati. Mereka dapat mengakibatkan kerusakan jaringan yang luas atau bahkan kondisi medis serius seperti sepsis.

Setiap jenis lesi kulit memiliki karakteristik dan penyebab yang berbeda, sehingga penting untuk mengamati dengan cermat dan memahami kondisi kulit guna mengidentifikasi jenis lesi dan memilih perawatan yang sesuai. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan untuk penanganan yang tepat.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang lesi, penyebab lesi, dan jenis-jenis lesi, Senin (27/11/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kerusakan Jaringan Kulit

Lesi adalah perubahan atau kerusakan pada jaringan kulit. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan lesi adalah luka, khususnya pada kulit yang pecah atau terkena infeksi. Ini juga bisa berupa perubahan fisik pada bagian tubuh karena suatu penyakit atau luka. Lesi ada banyak jenisnya, termasuk luka fisik, iritasi, atau masalah kulit lainnya yang mengakibatkan perubahan pada struktur dan penampilan kulit.

Salah satu jenis lesi yang umum terjadi adalah luka fisik. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma, gesekan, atau luka bakar. Lesi dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari goresan kecil hingga luka yang lebih serius.

Luka terbuka

Lesi pada kulit yang pecah atau terinfeksi umumnya merujuk pada luka terbuka yang mengalami kerusakan atau infeksi pada kulit. Salah satu contoh utamanya adalah luka bernanah. Luka bernanah terjadi ketika bakteri atau mikroorganisme lainnya masuk ke dalam luka terbuka, menyebabkan peradangan dan produksi nanah sebagai respons tubuh terhadap infeksi.

Luka bernanah

Luka bernanah sering kali terlihat sebagai luka yang merah, bengkak, dan berisi nanah. Nanah terbentuk sebagai respons alami tubuh dalam melawan infeksi. Ini adalah campuran dari sel darah putih, bakteri, dan jaringan mati. Luka bernanah dapat terjadi pada berbagai jenis luka, mulai dari luka goresan kecil hingga luka bakar yang lebih luas.

Berupa abses

Selain itu, abses juga merupakan bentuk lesi yang terjadi akibat infeksi pada kulit. Abses adalah kantong berisi nanah yang terbentuk di dalam jaringan tubuh yang terinfeksi. Ini bisa terjadi di bawah kulit, di dalam otot, atau di sekitar organ dalam. Abses pada kulit biasanya terasa nyeri, merah, dan terasa hangat saat disentuh. Mereka sering kali memerlukan drainase medis untuk menghilangkan nanah yang terkumpul.

Infeksi pada luka dapat menjadi serius jika tidak diobati dengan benar. Mereka dapat menyebabkan penyebaran infeksi ke jaringan yang lebih dalam, menyebabkan kerusakan jaringan yang lebih luas, atau bahkan menyebabkan kondisi medis yang lebih serius seperti sepsis, di mana infeksi menyebar ke seluruh tubuh.

Penting untuk diingat bahwa setiap lesi kulit memiliki karakteristik dan penyebab yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pengamatan dan pemahaman yang cermat terhadap kondisi kulit menjadi kunci dalam mengidentifikasi jenis lesi dan menentukan langkah-langkah perawatan yang sesuai. Dalam banyak kasus, konsultasi dengan profesional kesehatan dapat membantu dan sangat direkomendasikan.

3 dari 4 halaman

Penyebab Munculnya Lesi

Medical News Today menjelaskan penyebab munculnya lesi sebagai berikut:

  1. Infeksi Sistemik: Infeksi seperti cacar air, yang disebabkan oleh virus Varicella zoster, adalah contoh infeksi sistemik yang dapat menyebabkan lesi kulit. Cacar air ditandai dengan munculnya ruam merah dan berisi cairan di seluruh tubuh.
  2. Genetika Keluarga: Beberapa lesi kulit, seperti tanda lahir, tahi lalat, atau bintik-bintik tertentu, cenderung bersifat turun-temurun. Contohnya adalah nevus melanocytic, yang merupakan tahi lalat atau bintik-bintik kecil yang mungkin sudah ada sejak lahir atau muncul dalam beberapa tahun pertama kehidupan.
  3. Human Papillomavirus (HPV): HPV dapat menyebabkan kutil pada kulit. Kutil adalah lesi yang umumnya tidak menyakitkan, tetapi bisa menjadi tidak nyaman secara estetik. Mereka dapat menular melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.
  4. Virus Herpes Simpleks: Virus ini menyebabkan luka dingin di area sekitar mulut dan herpes genital pada daerah genital. Luka dingin sering kali terlihat sebagai lesi kecil yang berisi cairan dan dapat kambuh secara periodik. Virus ini dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.
  5. Reaksi Alergi: Eksim alergi dan dermatitis kontak adalah contoh reaksi alergi yang dapat menyebabkan lesi pada kulit. Eksim alergi dapat muncul dalam bentuk bintik merah, kering, dan gatal, sementara dermatitis kontak dapat menghasilkan ruam atau bengkak akibat kontak dengan alergen tertentu.
  6. Kondisi Medis Lainnya: Kondisi medis seperti sirkulasi darah yang buruk atau diabetes dapat menyebabkan lesi pada kulit akibat sensitivitas kulit yang berkurang. Misalnya, luka pada kulit pada penderita diabetes (ulkus diabetik) sering kali sulit sembuh dan berpotensi mengalami infeksi karena gangguan dalam proses penyembuhan.

 

4 dari 4 halaman

Lesi Kulit Primer

Masih mengutip dari sumber yang sama, lesi kulit primer adalah kondisi-kondisi kulit yang mengalami perubahan atau abnormalitas pada kulit, baik itu pada saat kelahiran atau berkembang seiring bertambahnya usia seseorang. Mereka merupakan kelainan yang muncul secara langsung pada kulit, tanpa adanya intervensi atau perkembangan lanjutan yang bersifat sekunder.

Terdapat berbagai jenis lesi kulit primer yang dapat terjadi, dan beberapa di antaranya termasuk:

  1. Lepuh: Merupakan lesi kulit yang berisi cairan bening. Mereka muncul akibat gesekan atau trauma yang menyebabkan terlepasnya lapisan atas kulit dari lapisan di bawahnya, sehingga terbentuk ruang yang diisi oleh cairan bening.
  2. Makula: Adalah bintik-bintik kecil yang muncul pada kulit dengan berbagai warna seperti coklat, merah, atau putih. Makula dapat berkembang seiring waktu dan dapat menjadi tanda dari berbagai kondisi kulit.
  3. Nodul: Merupakan pertumbuhan yang terjadi di bawah permukaan kulit, dan beberapa di antaranya mungkin berupa kista tertentu. Nodul bisa terasa seperti benjolan yang teraba di bawah kulit.
  4. Papula: Lesi kulit yang menonjol dan dapat berkembang dengan berbagai ukuran dan bentuk. Mereka bisa berwarna merah, putih, atau sesuai dengan warna kulit sekitarnya.
  5. Pustula: Lesi kecil yang berisi nanah. Mereka biasanya timbul akibat peradangan atau infeksi, dan seringkali terasa nyeri atau gatal.
  6. Ruam: Merupakan lesi yang menutupi area pada kulit. Ruam bisa muncul dalam berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat menjadi tanda dari berbagai kondisi kulit.
  7. Wheals: Lesi kulit yang disebabkan oleh reaksi alergi. Mereka biasanya terlihat seperti benjolan kecil dan terasa gatal.

Lesi Kulit Sekunder

Lesi kulit sekunder, di sisi lain, adalah hasil dari perubahan yang terjadi pada lesi kulit primer yang mengalami cedera, iritasi, peradangan, atau perubahan bentuk. Mereka merupakan respons terhadap lesi primer yang telah mengalami transformasi atau perubahan.

Beberapa jenis lesi kulit sekunder meliputi:

  1. Kerak atau Keropeng: Adalah darah kering yang terbentuk di atas lesi kulit yang tergores atau teriritasi. Mereka terbentuk sebagai bagian dari proses penyembuhan luka.
  2. Sisik: Terjadi ketika sel-sel kulit menumpuk dan mengelupas dari kulit. Hal ini bisa terjadi pada berbagai kondisi kulit seperti psoriasis atau eksim.
  3. Bekas Luka: Merupakan hasil dari goresan atau luka yang telah sembuh. Bekas luka dapat berupa perubahan warna kulit atau peningkatan ketebalan pada area yang terkena.
  4. Atrofi Kulit: Terjadi ketika area kulit menjadi tipis dan mungkin terlihat keriput. Ini bisa menjadi hasil dari berbagai kondisi medis atau penggunaan obat-obatan tertentu.
  5. Urtikaria: Lesi berbentuk bentol yang muncul akibat reaksi alergi atau iritasi pada kulit.
  6. Hiperpigmentasi: Merupakan kondisi di mana terdapat area kulit yang menggelap, berbeda dari warna kulit sekitarnya. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk paparan sinar matahari atau kondisi medis tertentu.
  7. Hipopigmentasi: Sebaliknya, hipopigmentasi adalah kondisi di mana terdapat area kulit yang lebih putih daripada warna kulit sekitarnya. Ini juga dapat menjadi hasil dari berbagai kondisi kulit tertentu atau trauma pada kulit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.