Sukses

Penelitian Ini Buktikan Sifat Malas Adalah Tanda Kecerdasan, Ini Temuannya

Hasil penelitian terkini dari Florida Gulf Coast University.

Liputan6.com, Jakarta Penelitian terkini dari Florida Gulf Coast University membawa pandangan baru terkait aktivitas fisik dan tingkat kecerdasan. Sebuah temuan mengejutkan mengungkap bahwa orang-orang dengan IQ tinggi mungkin tidak terlalu aktif secara fisik. Bukan karena malas, melainkan karena mereka lebih sering terlibat dalam kegiatan berpikir. 

Penelitian ini didasarkan pada kuesioner 'kebutuhan akan kognisi' yang menggali sejauh mana seseorang menikmati pemecahan masalah dan seberapa keras mereka berpikir. Dengan mengeksplorasi hubungan antara kecerdasan dan aktivitas fisik, penelitian ini membuka diskusi tentang bagaimana cara berpikir tinggi mungkin menggantikan kebutuhan untuk aktivitas fisik.

Penelitian ini menunjukkan bahwa sifat malas sebenarnya berkaitan dengan kecerdasan seseorang. Untuk hasil lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Selasa (21/11/2023). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hubungan tingkat kecerdasan dan aktivitas fisik

Penelitian terbaru yang dilakukan di AS menunjukkan adanya hubungan antara tingkat kecerdasan dan kecenderungan untuk beraktivitas fisik. Para peneliti dari Florida Gulf Coast University melakukan penelitian dengan menguji sekelompok mahasiswa menggunakan kuesioner "kebutuhan akan kognisi." 

Kuesioner ini meminta peserta untuk menilai sejauh mana mereka menikmati tugas yang melibatkan solusi baru terhadap masalah dan sejauh mana mereka hanya berpikir sesuai dengan kebutuhan. Dari hasil kuesioner, peneliti memilih 30 individu yang dinyatakan sebagai 'pemikir' dan 30 individu sebagai 'non-pemikir.' 

Selama tujuh hari, kedua kelompok tersebut menggunakan perangkat di pergelangan tangan mereka untuk melacak pergerakan dan tingkat aktivitas fisik. Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok yang dianggap 'pemikir' cenderung kurang aktif dibandingkan dengan kelompok 'non-pemikir' selama hari kerja.

3 dari 3 halaman

Hasil Temuan

Hasil penelitian ini dianggap "sangat signifikan" dan "kuat" dari segi statistik. Para peneliti mengemukakan bahwa orang dengan tingkat kecerdasan yang tinggi cenderung tidak mudah bosan, sehingga mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk berpikir. Di sisi lain, orang yang aktif mungkin memilih melakukan aktivitas fisik untuk menghindari kebosanan atau membebaskan diri dari pemikiran tingkat tinggi.

Namun, peneliti juga mencatat bahwa akhir pekan tidak menunjukkan perbedaan signifikan antara kedua kelompok, yang masih menjadi misteri yang belum dapat dijelaskan.  Meskipun temuan ini menarik, para peneliti menekankan bahwa generalisasi perlu dilakukan dengan hati-hati karena sampel peserta yang digunakan relatif kecil.

Meskipun temuan menarik bahwa orang dengan IQ tinggi cenderung kurang aktif secara fisik, penulis utama penelitian, Todd McElroy, menyoroti dampak negatif dari gaya hidup yang tidak banyak bergerak. McElroy menyarankan bahwa orang yang kurang aktif, meskipun memiliki kecerdasan tinggi, sebaiknya meningkatkan tingkat aktivitas fisik mereka secara keseluruhan untuk meningkatkan kesehatan mereka.

Dalam konteks ini, kesadaran akan kecenderungan untuk menjadi kurang aktif dan pemahaman akan dampak kesehatan yang mungkin timbul menjadi faktor penting. McElroy menekankan bahwa individu yang lebih bijaksana mungkin memilih untuk menjadi lebih aktif sepanjang hari sebagai respons terhadap kesadaran tersebut. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.