Sukses

Apa Itu Amblyopia? Ketahui Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Amblyopia dikenal sebagai lazy eye atau mata malas yang membuat penderitanya mengalami penurunan kemampuan untuk melihat.

Liputan6.com, Jakarta Apa itu amblyopia adalah kelainan mata yang terjadi pada bayi yang baru lahir hingga usia tujuh tahun. Amblyopia dikenal sebagai lazy eye atau mata malas yang membuat penderitanya mengalami penurunan kemampuan untuk melihat.

Amblyopia dapat terjadi akibat ganguan penglihatan pada anak-anak. Biasanya kondisi ini hanya terjadi pada satu mata saja, Namun dalam keadaan tertentu, penglihatan di kedua mata bisa terpengaruh. 

Gejala umum yang muncul pada kelainan mata amblyopia adalah mata yang juling ke dalam atau ke luar, gerakan mata yang tampak tidak seragam, hingga memiliki kelopak mata yang sedikit turun ke bawah. Dengan mengenali gejala amblyopia akan dapat memberikan penanganan secara cepat untuk si kecil.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai apa itu amblyopia beserta penyebab, gejala, dan pengobatannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (24/8/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Penyebab Amblyopia

Dikutip dari Mayo Clinic, penyebab terjadinya amblyopia adalah pengalaman penglihatan abnormal di awal kehidupan yang mengubah jalur saraf antara lapisan tipis jaringan (retina) di bagian belakang mata dan otak. Mata yang lebih lemah menerima lebih sedikit sinyal visual. Akhirnya, kemampuan mata untuk bekerja sama menurun, dan otak menekan atau mengabaikan masukan dari mata yang lebih lemah.

Apa pun yang mengaburkan pandangan anak atau menyebabkan mata juling atau membelok dapat mengakibatkan mata malas. Penyebab umum dari kondisi ini meliputi:

1. Ketidakseimbangan otot (strabismus amblyopia)

Penyebab paling umum dari amblyopia adalah ketidakseimbangan otot-otot yang mengatur posisi mata. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan mata juling ke dalam atau memutar, dan mencegah keduanya bekerja sama.

2. Perbedaan ketajaman penglihatan antar mata (amblyopia bias)

Perbedaan yang signifikan antara resep pada masing-masing mata, sering kali disebabkan oleh rabun dekat, namun terkadang karena rabun jauh atau lengkungan permukaan mata yang tidak rata (astigmatisme) juga dapat menyebabkan amblyopia.

Kacamata atau lensa kontak biasanya digunakan untuk memperbaiki masalah refraksi ini. Pada beberapa anak, amblyopia disebabkan oleh kombinasi strabismus dan masalah refraksi.

3. Perampasan

Masalah pada salah satu mata seperti area keruh pada lensa (katarak) dapat menghalangi penglihatan yang jelas pada mata tersebut. Amblyopia deprivasi pada masa bayi memerlukan penanganan segera untuk mencegah kehilangan penglihatan permanen. Kondisi ini merupakan jenis amblyopia yang paling parah.

3 dari 5 halaman

Gejala Amblyopia

Kelainan amblyopia bisa memiliki beberapa gejala yang dapat dikenali oleh para orang tua. Namun pada beberapa kasus, kelainan mata ini tidak menimbulkan gejala. Terlepas dari itu, berikut ada beberapa gejala umum amblyopia yang dapat anda kenali adalah:

  1. Mata yang juling ke dalam atau ke luar.
  2. Gerakan mata yang tampak tidak seragam.
  3. Penglihatan yang buruk.
  4. Melihat dengan memiringkan kepala.
  5. Memiliki kelopak mata yang turun.
  6. Hasil tes skrining penglihatan yang tidak normal.
  7. Terkadang amblyopia tidak terlihat jelas tanpa pemeriksaan mata.

Jika anda melihat mata anak anda muncul gejala-gejala di atas, segera periksakan ke dokter spesialis mata untuk mendapatkan penanganan secara tepat.

4 dari 5 halaman

Pengobatan Amblyopia

Pengobatan amblyopia tergantung pada penyebabnya dan seberapa parah kondisinya. Perawatan amblyopia bertujuan untuk merangsang pengembangan mata yang lemah dan memperbaiki penglihatan secara keseluruhan. Berikut beberapa metode pengobatan yang mungkin digunakan:

1. Kacamata atau Lensa Kontak

Jika amblyopia disebabkan oleh masalah refraksi, seperti rabun jauh atau rabun dekat, menggunakan kacamata atau lensa kontak dapat membantu mengoreksi masalah refraksi dan merangsang pengembangan mata yang lemah. Selain kacamata, terapi tempel juga diperlukan pada mata yang dominan, dan terkadang juga akan diberikan obat tetes mata.

2. Penutup Mata (Occlusion Therapy)

Metode ini melibatkan menutup mata yang memiliki penglihatan yang lebih baik untuk memberikan peluang mata yang lemah untuk berkembang. Pengobatan ini sering dilakukan dengan menggunakan penutup mata selama beberapa jam setiap hari. Penutup mata mengalihkan otak untuk lebih mengandalkan informasi dari mata yang lemah dan merangsang perkembangannya. Dalam kasus yang jarang terjadi, penggunaan penutup mata terlalu lama dapat menyebabkan timbulnya amblyopia pada mata yang ditutup.

3. Terapi Bantu Visual (Vision Therapy)

Terapi ini melibatkan latihan mata dan aktivitas visual yang dirancang untuk meningkatkan koordinasi mata, fokus, dan pengolahan visual. Ini bisa menjadi pilihan tambahan atau pengganti untuk penutup mata terutama pada kasus amblyopia yang kompleks.

4. Obat-Obatan Atropin

Pada beberapa kasus, penggunaan tetes mata atropin (Isopto Atropin) dapat dilakukan pada mata yang memiliki penglihatan lebih baik untuk membuatnya kabur, sehingga memaksa mata yang lemah untuk aktif secara lebih intensif. Biasanya diresepkan untuk digunakan pada akhir pekan atau setiap hari. Penggunaan tetes mata ini mendorong anak untuk menggunakan mata yang lebih lemah. Efek sampingnya termasuk kepekaan terhadap cahaya dan iritasi mata.

5. Terapi Penglihatan Komputer (Computer Vision Therapy)

Metode ini menggunakan perangkat lunak atau program komputer yang dirancang untuk melatih mata dalam mengatasi masalah amblyopia.

6. Pembedahan

Dalam beberapa kasus, jika amblyopia disebabkan oleh strabismus yang parah, pembedahan pada otot-otot mata dapat diperlukan untuk memperbaiki penyimpangan mata dan merangsang perkembangan mata yang lemah. Jika mata anak terus menyilang atau menyimpang dengan kacamata yang sesuai, dokter mungkin merekomendasikan pembedahan untuk meluruskan mata, selain perawatan mata malas lainnya.

5 dari 5 halaman

Faktor Risiko Amblyopia

Berikut ini terdapat beberapa faktor risiko peningkatan kelainan mata amblyopia adalah:

  1. Lahir prematur
  2. Ukuran tubuh kecil saat lahir
  3. Riwayat keluarga dengan kondisi serupa atau faktor genetik.
  4. Ganggungan perkembangan
  5. Defisiensi vitamin A
  6. Tidak terdiagnosis secara cepat atau mendapatkan penanganan yang lambat.
  7. Kurangnya paparan pada berbagai jenis stimulus visual pada tahap awal perkembangan anak

Jika tidak ditangani dengan baik, maka amblyopia atau mata malas dapat menyebabkan kehilangan penglihatan secara permanen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.