Sukses

Ulama Adalah Orang yang Berilmu, Berikut Posisinya Dalam Ajaran Islam

Para ulama adalah seorang yang memiliki pengetahuan yang luas tentang Al-Quran, Hadis, sejarah Islam, hukum Islam, teologi, filsafat, dan berbagai bidang lain yang berkaitan dengan agama.

Liputan6.com, Jakarta Ulama adalah sosok yang banyak menjadi tujuan bagi umat Muslim belajar tentang persoalan agama. Dengan begitu, seorang ulama memiliki posisi yang cukup penting dalam Islam baik dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyarakatan. 

Para ulama adalah seorang yang memiliki pengetahuan yang luas tentang Al-Quran, Hadis, sejarah Islam, hukum Islam, teologi, filsafat, dan berbagai bidang lain yang berkaitan dengan agama. Oleh sebab itu ulama sangat dihormati dalam masyarakat Islam.

Rasulullah SAW pun pernah bersabda, “Muliakanlah ulama (orang-orang yang mengerti ilmu syariat dan mengamalkannya), karena mereka itu orang-orang mulia (orang-orang pilihan Allah) dan yang dimuliakan pula (di kalangan malaikat).”

Berikut ulasan Liputan6.com tentang ulama adalah seorang yang menguasai ilmu agama, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (2/8/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ulama Sebagai Pemuka Agama

Ulama adalah kata dalam bahasa arab yang artinya seorang yang berilmu. Dalam konteks penggunaan bahasa arab ulama mengacu pada ilmuan atau peneliti dalam disiplin ilmu apapun. Kata ulama kemudian diserap kedalam Bahasa Indonesia dan terjadi pergeseran makna menjadi seorang yang ahli dalam ilmu agama Islam.

Ulama dalam konteks seorang ahli agama adalah orang yang paham betul tentang agama Islam, khususnya dalam hal fiqih (hukum Islam). Ulama menjadi rujukan dan pembimbing bagi umat Islam dalam memahami dan menghadapi persoalan kehidupan, terutama yang berkaitan dengan agama.  Mereka juga dihargai karena integritas moral dan akhlak baiknya serta keterlibatannya dalam masyarakat.

Ulama dianggap sebagai pewaris nabi, karena mereka memegang tanggung jawab untuk menyampaikan ilmu dan petunjuk agama dari generasi ke generasi. Menghormati dan menghargai ulama adalah cara untuk mendapatkan keberkahan ilmu. Mereka adalah orang-orang mulia di sisi Allah dan juga mendapat penghormatan dari malaikat.

Ulama yang baik adalah mereka yang tidak terlalu tergila-gila dengan kekayaan dan kesenangan dunia. Mereka berfokus pada akhirat dan mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada umat.

3 dari 3 halaman

Kedudukan Ulama dalam Islam

Ulama dalam Islam memiliki kedudukan yang mulia dan dihormati karena ilmu dan amalannya. Mereka adalah orang-orang berilmu dan berpegang teguh pada ajaran agama Islam, sehingga menjadi rujukan dan teladan bagi umat Muslim.

Allah SWT memberikan kedudukan tinggi bagi ulama di dunia dan akhirat. Mereka ditinggikan derajatnya di antara orang beriman karena ilmu yang mereka miliki. Firman Allah ini tercantum dalam surat Al-Mujadalah ayat 11.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan didalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

Dalam ajaran Islam ulama adalah orang-orang yang paling takut kepada Allah. Kecerdasan dan keilmuan mereka menghasilkan rasa takut yang menghindarkan mereka dari kemaksiatan dan mengarahkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Seperti yang tertulis dalam dalam surah Fathir ayat 28.

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَاۤبِّ وَالْاَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ كَذٰلِكَۗ اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ

Artinya:Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun.

Ulama juga digambarkan sebagai orang yang sangat peduli terhadap umat. Mereka berusaha menyampaikan ajaran Islam dengan baik, menyuruh yang baik dan mencegah yang buruk, serta beriman kepada Allah, seperti yang dijelaskan dalam surah Ali Imran ayat 110.

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ

Artinya: Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.

Ulama memiliki pandangan yang jauh ke depan. Mereka bisa membaca tanda-tanda fitnah atau gangguan yang mungkin terjadi di masyarakat dan memberikan panduan untuk menghadapinya, seperti yang dijelaskan dalam surat al-Qashash ayat 79.

فَخَرَجَ عَلٰى قَوْمِهٖ فِيْ زِيْنَتِهٖ ۗقَالَ الَّذِيْنَ يُرِيْدُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا يٰلَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَآ اُوْتِيَ قَارُوْنُۙ اِنَّهٗ لَذُوْ حَظٍّ عَظِيْمٍ

Artinya; Maka keluarlah dia (Karun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, “Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Karun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.”

Menghilangnya ulama dari tengah-tengah umat merupakan kehilangan besar karena itu menandakan berkurangnya ilmu agama. Mereka adalah penjaga ilmu dan agama Islam. Ketika para ulama pergi, kemudian digantikan oleh pemimpin yang kurang berilmu, maka kemungkinan kesesatan dan keliru dalam fatwa akan muncul.

Rasulullah SAW mengancam orang-orang yang tidak menghormati para ulama, karena menghormati ulama adalah bagian dari agama. Ketika kita menghormati para ulama, kita menyayangi orang tua, dan mengetahui hak-hak mereka sebagai pembimbing dan pemuka agama.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.