Sukses

Sholat Idul Adha Sebaiknya Makan Dulu atau Tidak? Begini Sunnahnya

Sunnah Rasulullah SAW menunjukkan anjuran untuk tidak makan sebelum melaksanakan sholat Idul Adha.

Liputan6.com, Jakarta - Idul Adha adalah hari raya haji yang jatuh setiap tanggal 10 sampai 13 Dzulhijah yang disertai dengan penyembelihan hewan kurban (seperti sapi, kambing, atau unta) bagi yang mampu.

Pertanyaan yang sering dianjukan umat Muslim menjelang hari raya kurban adalah Idul Adha sebaiknya makan dulu atau tidak?

“Rasulullah SAW tidak keluar pada hari Idul Fitri sebelum makan dan tidak makan pada hari Idul Adha hingga beliau menyembelih kurban.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Sunnah Rasulullah SAW menunjukkan anjuran untuk tidak makan sebelum melaksanakan sholat Idul Adha. Meski sebenarnya ada pula yang berpendapat bahwa sunnah tidak makan sebelum sholat Idul Adha paling utama berlaku bagi yang akan berkurban.

Selain itu, perlu dipahami juga bahwa tidak makan sebelum sholat Idul Adha, pada hakikatnya hanya berlaku untuk sementara waktu dan bukan sebagai niat berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang jawaban pertanyaan Idul Adha sebaiknya makan dulu atau tidak, Sabtu (27/5/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sunnah Tidak Makan Dulu

Idul Adha sebaiknya makan dulu atau tidak?  Rasulullah SAW memiliki kebiasaan untuk tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sebelum makan dan tidak makan pada hari Idul Adha hingga beliau menyembelih hewan kurban. Ini dicatat dalam Hadis Riwayat Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah.

“Rasulullah SAW tidak keluar pada hari Idul Fitri sebelum makan dan tidak makan pada hari Idul Adha hingga beliau menyembelih kurban.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Idul Adha sebaiknya makan dulu atau tidak, ditafsirkan oleh Abduh Zulfidar Akaha dalam buku berjudul 165 Kebiasaan Nabi SAW, bahwa sunnah tidak makan sebelum sholat Idul Adha berlaku bagi semua Muslim, terutama bagi mereka yang berkurban.

ا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

"Tidak ada amalan yang diperbuat manusia pada Hari Raya Qurban yang lebih dicintai Allah selain menyembelih hewan. Sesungguhnya hewan kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulu, dan kuku-kukunya. Sesungguhnya sebelum darah qurban itu mengalir ke tanah, pahalanya telah diterima di sisi Allah. Maka tenangkan lah jiwa dengan berqurban." (HR Tirmidzi)

Namun, bagi yang tidak berkurban, mereka dapat memilih untuk makan terlebih dahulu atau menunda makan hingga setelah sholat Idul Adha. Namun, mengikuti kebiasaan Nabi Muhammad SAW atau sunnah Rasulullah merupakan pilihan yang lebih baik dan utama.

Menurut mayoritas ulama, jawaban dari Idul Adha sebaiknya makan dulu atau tidak, Rasulullah tidak makan sebelum sholat Idul Adha agar beliau dapat makan dari hewan kurban setelah sholat. Selain itu, beliau juga ingin memberikan waktu yang cukup bagi umat Muslim untuk menyembelih hewan kurban mereka dan menikmati dagingnya.

"Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)." (QS. al-Kautsar ayat 2)

3 dari 3 halaman

Perbedaan Pendapat Para Ulama

Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama RI, ulama Syafiiyah menghubungkan anjuran untuk tidak makan saat Idul Adha dengan pelaksanaan shalat Idul Adha. Oleh karena itu, anjuran ini berlaku bagi semua Muslim, baik yang berkurban maupun yang tidak.

Di sisi lain, ulama Hanafiyah dan Hanabilah mengaitkan anjuran untuk tidak makan dan minum pada hari raya Idul Adha dengan kurban, bukan dengan pelaksanaan shalat Id. Oleh karena itu, jika seseorang tidak berkurban, maka anjuran ini tidak berlaku baginya, meskipun ia bermaksud melaksanakan shalat Idul Adha.

Ibnu Hazm rahimahullah berkata:

وإن أكل يوم الأضحى قبل غدوه إلى المصلى فلا بأس، وإن لم يأكل حتى يأكل من أضحيته فحسن، ولا يحل صيامهما أصلا

“Jika seseorang makan pada hari Idul Adha sebelum berangkat shalat ‘ied di tanah lapang (mushalla), maka tidak mengapa. Jika ia tidak makan sampai ia makan dari hasil sembelihan qurbannya, maka itu lebih baik.  Tidak boleh berpuasa pada hari ‘ied (Idul Fithri dan Idul Adha) sama sekali.” (Al Muhalla, 5: 89)

Namun, penting untuk dicatat bahwa dalam modul Institut Teknologi Bandung atau ITB, tidak makan sebelum sholat Idul Adha hanya berlaku untuk sementara waktu dan bukan sebagai niat berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam.

Dalam penjelasan Imam Ahmad yang dikutip dari Ibnu Qudamah yang masih menjadi perdebatan para ulama, Idul Adha sebaiknya makan dulu atau tidak jawabannya sunnah tidak makan sebelum sholat Idul Adha hanya berlaku bagi orang yang memiliki hewan kurban agar mereka dapat makan dari hasil sembelihannya sebagaimana dijelaskan sebelumnya.

“Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (qurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya, dan berilah kabar gembira pada orang-orang yang tunduk (patuh) pada Allah.” (QS. Surat al-Hajj ayat 34)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.