Sukses

Cara Penularan Cacar Monyet Menurut WHO, Ketahui Gejala dan Bahayanya

Liputan6.com, Jakarta Penyakit cacar monyet mulai menjadi perhatian masyarakat sejak ditemukannya kasus penyakit ini di Singapura, bahkan penyakit ini mulai menyebar ke belahan benua Eropa, Amerika bahkan Australia sejak Mei 2022. Perlu diketahui, cacar monyet atau monkeypox merupakan penyakit infeksi langka yang disebabkan oleh virus monkeypox dari golongan Orthopoxvirus.  

Monkeypox pertama kali ditemukan pada tahun 1958, di mana ada dua wabah penyakit mirip cacar yang terjadi pada kelompok kera yang dipelihara untuk penelitian. Itulah sebabnya, penyakit ini kemudian diberi nama ‘monkeypox’.

Pada tahun 1970, kasus monkeypox pertama kali ditemukan pada manusia di Kongo, Afrika. Sejak saat itu, penyakit cacar monyet menyebar di beberapa negara di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa kasus cacar monyet sudah menyebar di 12 negara yang biasanya tidak memiliki riwayat kasus tersebut.

Untuk lebih rinci, berikut Liputan6.com ulas mengenai cara penularan cacar monyet beserta gejala dan bahayanya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (23/5/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mengenal Penyakit Cacar Monyet atau Monkeypox

Dikutip dari laman resmi WHO, cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit langka yang disebabkan virus monkeypox, bagian keluarga Orthopoxvirus. Cacar monyet merupakan zoonosis, yakni penyakit yang menular dari hewan ke manusia. Meski disebut cacar monyet atau monkeypox, virus ini tidak serta-merta berasal dari monyet.

Penyematan kata "monyet" lantaran pada 1958, virus ini pertama kali ditemukan pada monyet yang dipelihara untuk kepentingan penelitian. Seseorang yang terinfeksi penyakit ini, biasanya akan muncul gejala klinis, seperti demam, ruam, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Penderita juga bisa mengalami berbagai komplikasi medis, termasuk dehidrasi, infeksi bakteri, dan infeksi paru-paru. Namun demikian, WHO menyebut infeksi cacar monyet sebagai penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala klinis yang bertahan kurang lebih 2-4 minggu. Cacar monyet adalah penyakit menular yang dapat menginfeksi dari orang ke orang, tetapi sumber utamanya primata dan hewan pengerat, seperti monyet, tikus, dan tupai yang terinfeksi.

Penyakit penyakit virus langka yang jarang terdeteksi di luar Afrika Tengah dan Barat telah dilaporkan di setidaknya 12 negara dalam seminggu terakhir. Infeksi dikonfirmasi di Italia, Swedia, Spanyol, Portugal, AS dan Kanada, serta Inggris, setelah laporan kasus pertama di Eropa.

3 dari 5 halaman

Cara Penularan Cacar Monyet Menurut WHO

Dikutip dari laman resmi WHO, cara penularan cacar monyet adalah lewat kontak fisik tau sentuhan dengan orang yang menderita cacar monyet. Sentuhan atau kontak fisik dengan luka atau lesi akibat virus cacar monyet ini dengan cepat menularkan virus yang berasal dari hewan monyet ini.

Bahkan, dijelaskan juga penularan cacar monyet dapat terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin (cacar monyet bawaan) atau selama kontak dekat selama dan setelah kelahiran.

Penemuan kasus baru pada Mei 2022, WHO menemukan fakta infeksi virus cacar monyet banyak dialami oleh mereka yang mengidentifikasikan diri sebagai gay, laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki. Begitu pula fakta bahwa mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan baik dan produk hewani lain dari hewan terinfeksi meningkatkan faktor risikonya.

“Kami melihat penularan di antara pria yang berhubungan seks dengan pria,” kata Asisten Direktur Jenderal WHO Dr. Soce Fall dalam siaran persnya kepada media.

Meski teridentifikasi pada pasien dengan pasangan gay, tetapi Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mencatat fakta wabah cacar monyet yang terjadi sebelumnya bukan penyakit menular seksual meski penularkannya bisa dari kontak langsung saat berhubungan seksual.

4 dari 5 halaman

Gejala Penyakit Cacar Monyet

Orang yang terinfeksi virus monkeypox akan mulai menunjukkan gejala pertamanya setelah 6-16 hari setelah paparan. Periode ketika virus belum aktif memperbanyak diri di dalam tubuh ini dikenal dengan masa inkubasi. Masa inkubasi virus cacar monyet bisa berkisar antara 6-13 hari. Namun, bisa juga terjadi dalam rentang yang lebih panjang, yakni 5-21 hari.

Namun, selama tidak memunculkan gejala seseorang tetap bisa menularkan virus cacar monyet kepada orang lain. Gejala awal penyakit ini sama dengan cacar air yang disebabkan infeksi virus, yaitu memunculkan gejala mirip penyakit flu.

Dikutip dari laman resmi WHO, kemunculan gejala cacar monyet terbagi dalam dua periode infeksi, yaitu periode invasi dan periode erupsi kulit. Berikut penjelasannya:

1. Periode invasi

Periode invasi terjadi dalam 0-5 hari setelah terinfeksi virusnya pertama kali. Saat seseorang berada dalam masa invasi, dirinya akan menunjukkan beberapa gejala cacar monyet, seperti:

a. Demam

b. Sakit kepala hebat

c. Limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening)

d. Sakit punggung

e. Nyeri otot

f. Lemas parah (asthenia)

g. Panas dingin

Pembengkakan kelenjar getah bening itulah yang menjadi ciri pembeda antara cacar monyet dengan jenis cacar lainnya. Infeksi cacar non-variola, seperti cacar air dan cacar api, tidak menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening.

Pada kasus gejala yang parah, orang yang terinfeksi bisa saja mengalami masalah kesehatan lainnya di masa awal infeksi. Seperti kasus yang diteliti dalam studi Clinical Manifestations of Human Monkeypox. Kelompok pasien yang terpapar virus melalui mulut atau saluran pernapasan menunjukkan gangguan pernapasan seperti batuk, radang tenggorokan, dan hidung berair. Sementara itu, pasien yang tergigit langsung oleh binatang yang terinfeksi juga mengalami mual dan muntah selain demam.

2. Periode erupsi kulit

Periode ini terjadi pada 1-3 hari setelah demam muncul. Gejala utama dalam fase ini adalah munculnya ruam kulit. Ruam pertama kali muncul di wajah dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Wajah dan telapak tangan serta kaki adalah area yang paling terdampak ruam ini.

Kemunculan ruam juga bisa ditemukan pada membran mukosa yang terletak di tenggorokan, area alat kelamin, termasuk jaringan mata dan kornea. Ruam yang terbentuk biasanya diawali dengan bintik-bintik hingga berubah menjadi vesikel atau lenting, yaitu lepuhan kulit yang berisi cairan. Dalam waktu beberapa hari, ruam akan berubah mengering membentuk kerak (keropeng) di kulit.

Perkembangan ruam mulai dari bintik hingga menjadi keropeng di kulit umumnya terjadi dalam waktu kurang lebih 10 hari. Butuh waktu sekitar tiga minggu hingga seluruh keropeng pada kulit tubuh bisa mengelupas dengan sendirinya.

5 dari 5 halaman

Bahayanya Wabah Cacar Monyet bagi Dunia

WHO menegaskan fakta terbaru wabah cacar monyet ini meski kasusnya baru-baru ini banyak ditemukan di Afrika, tetapi dunia harus mewaspadainya. Awal kemunculan infeksi virus monkeypox adalah menjangkit anak laki-laki usia 9 tahun pada tahun 1970 di Congo.

Menghimpun data penularan terbaru wabah cacar monyet dari WHO, Cacar monyet telah dilaporkan pada pelancong dari Nigeria ke Israel pada September 2018, ke Inggris pada September 2018, Desember 2019, Mei 2021 dan Mei 2022. Kemudian ke Singapura pada Mei 2019, ke Amerika Serikat pada bulan Juli, dan November 2021. Pada Mei 2022, beberapa kasus cacar monyet diidentifikasi di beberapa negara non-endemik.

Pada kondisi tubuh dengan sistem kekebalan yang baik, seperti dijelaskan sebelumnya cacar monyet akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2-4 minggu. Itu artinya infeksi virus cacar monyet dalam kondisi ini tidak berbahaya. Penyakit cacar monyet bukanlah SARS-CoV-2, virus corona yang bertanggung jawab atas pandemi COVID-19. Akan tetapi, infeksi virus cacar monyet tidak boleh dianggap remeh apalagi jika penyebaran terjadi begitu cepat. 

General Manager Ciputra Mitra Hospital, dr. Sony Prabowo dalam keterangan tertulisnya mengungkap komplikasi cacar monyet dapat mencakup infeksi sekunder, radang paru-paru, infeksi berat (sepsis), radang otak, dan infeksi pada kornea mata yang diikuti dengan kehilangan kemampuan melihat.

Begitu pula CDC mengungkap kasus di Afrika, cacar monyet telah terbukti menyebabkan kematian pada 1 dari 10 orang yang terjangkit penyakit tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.