Sukses

Begini Situasi COVID-19 di Indonesia Saat Varian KP.1 dan KP.2 Tingkatkan Kasus di Singapura

hingga Mei 2024, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengonfirmasi bahwa COVID-19 varian KN.1 dan KN.2 belum ditemukan di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - COVID-19 varian KP.1 dan KP.2 rupanya tak hanya melanda Singapura, melainkan juga ditemukan di negara-negara lain di ASEAN seperti Malaysia, Thailand dan Kamboja.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan subvarian turunan dari Omicron JN.1 ini--khususnya KP.2-- sebagai Variant Under Monitoring (VUM).

Belum Ditemukan di Indonesia

Meski demikian, hingga Mei 2024, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengonfirmasi bahwa varian KN belum ditemukan di Indonesia.

"Sampai Mei 2024, kasus COVID-19 yang beredar di Indonesia didominasi oleh subvarian Omicron JN.1.1 dan JN.1 dan JN.1.39. Kalau subvarian KP, belum ditemukan," tutur Juru Bicara Kemenkes dr Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu, (22/5).

Diakui Syahril, kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia hingga Mei 2024 mengalami peningkatan pada minggu ke-18 sebesar 11,76 persen dibandingkan minggu sebelumnya.

Merujuk data GISAID Indonesia 2024, saat ini sebagian besar kasus masih didominasi varian JN.1.

Kasus Rawat Inap Tidak Meningkat

Meski terjadi peningkatan kasus COVID, Syahril menekankan, hal itu tidak diikuti dengan peningkatan angka rawat inap (hospitalisasi) dan kematian.

Data Laporan Mingguan Nasional COVID-19 Kemenkes RI periode 12-18 Mei 2024 mencatat, terdapat 19 kasus konfirmasi, 44 kasus rawat ICU, dan 153 kasus rawat isolasi. Tren positivity rate mingguan COVID-19 di Indonesia di angka 0,65% dan nol kematian. Tren orang yang dites per minggu mencapai 2.474 orang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Strategi Indonesia Hadapi COVID-19

Pemerintah Indonesia telah mempunyai strategi penanggulangan COVID-19 yakni mengintensifkan kapasitas mencakup manajemen klinis, surveilans, imunisasi, promosi kesehatan dan sebagainya.

“Upaya yang telah disiapkan adalah rumah sakit sudah memiliki peringatan dini (early warning) dalam konversi tempat tidur, adanya tenaga cadangan, kesiapan perbekalan kesehatan seperti oksigen, obat-obatan serta vaksinasi, terutama bagi kelompok berisiko,” kata Juru Bicara Syahril.

Menurutnya strategi tersebut tak lepas dari pembelajaran ketika terjadi lonjakan kasus saat pandemi.

 

3 dari 4 halaman

Kemenkes Pantau Pola Penyebaran Penyakit

Hingga saat ini, Kemenkes terus memantau pola penyebaran penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB), termasuk COVID-19. Diketahui kini telah terbentuk jejaring pada lebih 15.000 fasilitas kesehatan, laboratorium, dan Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) di seluruh Indonesia guna memantau penyerbaran penyakit potensial tersebut.

 

4 dari 4 halaman

Integrasi Surveilans

Selain itu, Syahril menyebut Kemenkes pun telah melakukan integrasi surveilans influenza dan COVID-19.

“Selain itu, integrasi surveilans influenza dan COVID-19 sudah dilakukan sesuai dengan rekomendasi global. Rumah sakit-rumah sakit di Indonesia sudah siap jika memang ada potensi peningkatan kasus,” terang Syahril.

“Ini terus kami pantau melalui laporan Bed Occupation Rate (BOR) ruang isolasi dan/atau ICU, baik itu secara harian/mingguan.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini