Sukses

6 Tanda Pasien Asam Urat Perlu Batalkan Puasa Ramadhan Menurut Dokter

Beberapa kondisi tertentu membuat pasien asam urat sebaiknya membatalkan puasa Ramadhan.

Liputan6.com, Jakarta - Puasa Ramadhan bagi pengidap asam urat sebenarnya boleh-boleh saja. Sebab, penelitian menyebut hampir tidak ada risiko yang signifikan untuk orang yang punya asam urat akan mengalami asam urat tinggi atau masalah ginjal akibat berpuasa.

Namun, beberapa kondisi tertentu memang membuat pasien sebaiknya tidak berpuasa dulu.

“Misalkan, saat gout sedang kambuh dan menyebabkan nyeri yang sangat hebat, Anda sebaiknya tidak berpuasa. Sebab, pada saat ini Anda mungkin saja butuh minum obat,” kata dokter spesialis penyakit dalam Eka Hospital Permata Hijau Gladys Sudiyanto mengutip keterangan pers, Senin (1/4/2024).

Orang yang telah mengalami komplikasi berupa penyakit ginjal kronis akibat asam urat yang tinggi juga sebaiknya tidak berpuasa. Sebuah penelitian menunjukkan orang yang memiliki penyakit ginjal kronis stadium tiga mengalami perburukan fungsi ginjal akibat berpuasa.

Ini bisa jadi disebabkan kurangnya asupan cairan dan keseimbangan elektrolit yang terganggu selama berpuasa.

Bukan cuma itu, pengidap asam urat juga sebaiknya segera membatalkan puasanya jika muncul tanda-tanda dehidrasi, seperti:

  • Sangat haus.
  • Mulut, bibir, dan lidah kering.
  • Kliyengan, terutama saat berubah posisi dari duduk ke berdiri.
  • Sakit kepala.
  • Tidak buang air kecil.
  • Urine berwarna gelap.

“Sebab, selain berbahaya bagi tubuh, dehidrasi juga dapat meningkatkan risiko perburukan pada pasien asam urat,” jelas Gladys.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Konsultasi Jadwal Minum Obat dengan Dokter

Jika ingin tetap berpuasa, pasien asam urat perlu memerhatikan jadwal minum obat selama Ramadhan.

“Saat memutuskan hendak berpuasa, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu. Dokter mungkin akan mengizinkan Anda berpuasa jika kadar asam urat tinggi yang Anda alami bersifat sementara dan dapat membaik hanya dengan mengubah pola makan,” tutur Gladys.

Terutama, jika asam urat tinggi yang dialami sudah menahun bahkan menyebabkan komplikasi ke ginjal, konsultasi dokter bersifat wajib.

Dokter akan membantu menentukan jadwal minum obat pada penderita asam urat. Dokter mungkin mengubah dosis atau mengganti jenis obatnya agar pasien tetap dapat berpuasa.

3 dari 4 halaman

Hindari Makanan Tinggi Purin

Sebelumnya, Gladys menjelaskan, agar asam urat tidak memburuk selama Ramadhan, pasien asam urat perlu menjaga pola makan saat sahur dan berbuka.

Pasien asam urat sebaiknya menghindari makanan tinggi purin saat berpuasa. Beberapa makanan dan minuman yang perlu dihindari yakni:

  • Makanan dan minuman tinggi gula, terutama mengandung fruktosa yang terdapat dalam jus buah atau sirup jagung.
  • Jeroan, seperti hati, paru, babat, otak, dan ginjal.
  • Daging merah, seperti daging domba, sapi dan kambing.
  • Daging buruan, seperti angsa, daging sapi muda, dan daging rusa.
  • Makanan laut tertentu, seperti teri, kerang, sarden, tiram, ikan kod, kepiting, scallop, lobster, dan tuna.
  • Makanan tinggi lemak, termasuk gorengan.
  • Makanan mengandung ragi tinggi.
  • Makanan olahan, seperti makanan kalengan, daging olahan, sosis.

Beberapa jenis makanan di atas merupakan makanan tinggi purin sehingga bisa meningkatkan risiko kadar asam urat dalam darah jadi naik. Jadi, pastikan memilih makanan berbuka dengan hati-hati.

4 dari 4 halaman

Makanan yang Aman bagi Pasien Asam Urat

Untuk orang yang memiliki kadar asam urat tinggi, makanan untuk sahur dan berbuka puasa yang dianjurkan adalah makanan yang rendah purin.

Selain itu, karena pengidap asam urat tinggi harus menjaga berat badan idealnya, penting bagi mereka untuk memilih makanan yang tinggi serat, rendah lemak, dan mengandung protein tinggi.

Berikut ini adalah beberapa rekomendasi makanan yang baik dimakan pengidap asam urat saat sahur dan berbuka puasa:

  • Protein, seperti ikan salmon, kedelai, dan telur.
  • Buah dan sayur, seperti ceri, jeruk, stroberi, sayuran hijau. Walau beberapa sayuran hijau mengandung tinggi purin, penelitian menyebutkan hal ini tidak berdampak pada kandungan asam urat dalam tubuh dan punya manfaat yang lebih banyak.
  • Karbohidrat kompleks, seperti nasi merah serta roti dan pasta gandum utuh.
  • Produk susu rendah lemak, seperti yogurt dan keju.
  • Sementara itu, minuman yang baik dikonsumsi oleh pengidap asam urat saat sahur dan berbuka adalah air putih dan susu tanpa lemak (skimmed milk).

“Penting untuk mengkonsumsi air putih kurang lebih 2 liter setiap hari. Hal ini mencegah terjadinya pemekatan kristal asam urat di ginjal sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit asam urat di kemudian hari,” pungkas Gladys.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.