Sukses

Dokter Sadi Hariono Menginspirasi Masyarakat dan Lansia Hidup Sehat dengan Gowes 1.000 Km Jakarta - Malang

Dr Sadi Hariono, MMRS bersemangat mengayuh sepeda lintas provinsi sejauh 1.000 km jelang tutup tahun 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Memiliki tubuh bugar dan tetap bisa berkarya serta bersenang-senang ketika memasuki usia lanjut bukanlah hal yang mustahil. Ini dibuktikan oleh dr Sadi Hariono, MMRS yang bersemangat mengayuh sepeda lintas provinsi sejauh 1.000 km jelang tutup tahun 2023.

Ditemani oleh istri tercinta, Endang Sadi dan ketiga rekannya yakni dr Santoso Yuwono, dr Johan Bastian, dan Tri Subagio, Sadi mengawali perjalanan bersepeda dari Monumen Nasional (Monas), Jakarta menuju Malang, Jawa Timur pada Sabtu, 30 Desember 2023 pagi.

Setidaknya ada tiga hal yang melatarbelakangi aksi gowesnya. Pertama, ini merupakan cara Sadi dan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya angkatan '82 menyambut dan memeriahkan Dies Natalis ke-50 almamaternya tercinta. Kedua, para alumni tersebut ingin mempromosikan kesehatan pada masyarakat Indonesia lewat olahraga bersepeda. Lalu yang ketiga, menginspirasi individu lanjut usia untuk tetap aktif dan optimistis agar bisa terus berkarya.

“Kami ingin mempromosikan kesehatan agar Masyarakat Indonesia tetap menjaga kesehatan, salah satunya dengan konsisten berolahraga. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan bisa memberi motivasi bahwa para usia lanjut harus tetap semangat dan optimis agar tetap bisa berkarya,” jelas dr Sadi yang kini genap berusia 60 tahun di Jakarta, Sabtu (30/12).

Mengambil rute Jakarta – Bandung – Purwokerto – Yogyakarta – Trenggalek – Malang, akan ada titik pemberhentian setiap 200 km. Kegiatan gowes ini ditargetkan dapat dirampungkan dalam lima hari dan mencapai tujuan pada 3 Januari 2024.

Pelepasan dr Sadi dan tim gowes 1.000 km dari Jakarta ke Malang pada Sabtu pagi turut dihadiri komunitas Jelajah Bike serta sebagian alumni FKUB yang kini bertugas di Jakarta, seperti misalnya di RSPAD Gatot Subroto. Suasana akrab dan hangat para alumni yang juga tergabung dalam komunitas Jelajah Bike begitu terasa, menyemangati dan mendoakan agar dr Sadi beserta tim dapat menyelesaikan misi dengan selamat dan tepat waktu.

Sehari sebelumnya (Jumat, 29/12), dr Sadi dan Ibu Endang Sadi pun sempat berkunjung ke RSPAD Gatot Soebroto dan mendapat sambutan hangat.  

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bersepeda Bukan Olahraga Instan

Sadi mengakui bahwa olahraga bersepeda bukanlah jenis olahraga yang instan, terlebih jika dikaitkan dengan jarak tempuh yang panjang dan usia yang tak lagi muda. Oleh karena itu, untuk kegiatan “Alumni Tangguh 1000 Km Kaki Mengayuh” ini dipersiapkannya sejak setahun lalu. Sedangkan olahraga gowes sendiri sudah ditekuninya selama kurang lebih empat tahun terakhir.

"Olahraga sepeda itu bukan olahraga yang instan, jadi harus berprogres," tuturnya.

Kini Komisaris Utama RS Prima Husada ini mampu konsisten gowes sejauh 250 km dalam sehari. Hal terpenting yang perlu diperhatikan ketika akan gowes jarak jauh menurutnya adalah memastikan tubuh dalam kondisi sehat dan memantau denyut jantung (heart rate).

Adapun kendala yang mungkin akan dihadapinya bersama tim kala gowes jarak jauh pada di penghujung tahun, kata Sadi, adalah hujan dan macet. 

"Dinikmati saja karena sudah diniatkan," ucapnya. 

 

 

3 dari 4 halaman

Bermula kala Pandemi COVID-19

Pengalaman selama Pandemi COVID-19 turut menjadi pemicu dr Sadi dan lingkup terdekatnya mulai rutin olahraga bersepeda guna menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Memiliki enam orang anak berprofesi sebagai dokter yang menjadi garda terdepan dalam menghadapi pandemi, keluarga ini menyadari mereka rentan terinfeksi sehingga perlu meningatkan daya tahan tubuh dengan berolahraga.

“Kami memilih bersepeda karena bisa dilakukan mandiri, menghirup udara pagi hari,” tutur Ibu Endang, istri dr Sadi.

Bersepeda di kala pandemi dilakukan pada dini hari, sekitar pukul 04.30, dengan tetap mengenakan masker. Olahraga ini dinilai paling aman karena bisa dilakukan sambil tetap menerapkan protocol kesehatan seperti mengenakan masker dan tidak melibatkan interaksi dengan orang lain.

 

4 dari 4 halaman

Tularkan Kebiasaan Bersepeda

Diakui Ibu Endang, kebugaran tubuh dan kemampuan gowes pun meningkat seiring mereka rutin bersepeda. Bermula dari gowes dalam jarak pendek hingga kini mencapai ratusan kilometer dalam sehari. Bahkan, setelah rutin bersepeda, berbagai keluhan penyakit yang semula dirasa kini telah lenyap. 

“Artinya sebenarnya tubuh kita diciptakan untuk kuat, tapi manusia yang tidak bisa mengelola dengan baik. Akhirnya satu kalimat: Menjaga raga dengan baik sama dengan menghormati Dia Yang Menciptakan raga ini. Motivasi kami kemudian adalah sehat dan bahagia di usia lanjut, muda kerja keras, tua sehat bahagia terus dengan suka cita,” tuturnya.

Kebiasaan baik bersepeda ini pun kemudian mereka tularkan pada keluarga, rekan, dan lingkungan sekitar. 

Agenda gowes Jakarta-Malang ini juga tak lepas dari peran komunitas bersepeda RS Prima Husada yang didirikan dr Sadi, PCC (RS Prima Husada Cycling Club). Sebagian besar anggota PCC merupakan tenaga kesehatan yang berupaya menyeimbangkan antara kesibukan melayani pasien dengan menjaga kesehatan diri pribadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.