Sukses

Remaja Belum Kunjung Haid meski Sudah Masuk Usia Pubertas, Kenapa Ya?

Dalam beberapa kasus ada remaja perempuan yang belum mengalami haid pertama padahal usianya sudah memasuki masa puber.

Liputan6.com, Jakarta Remaja perempuan pada umumnya akan mengalami masa pubertas pada rentang usia 10 hingga 14 tahun.

Masa pubertas biasanya ditandai dengan perubahan fisik, emosional, hingga fungsi reproduksi. Pada perempuan, tanda masuknya masa pubertas identik dengan terjadinya menstruasi atau haid pertama.

Namun, dalam beberapa kasus ada pula remaja perempuan yang belum mengalami haid pertama padahal usianya sudah memasuki masa pubertas.

Terkait hal ini, Guru Besar Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Andon Hestiantoro memberi penjelasan. Menurutnya, yang terpenting pada masa pubertas bagi seorang remaja perempuan hingga usia 14 tahun adalah perubahan fisik. Ini merujuk pada pertumbuhan payudara dan tumbuhnya rambut kemaluan.

“Sementara untuk menstruasi pertama dapat ditunggu sampai usia 16 tahun,” katanya dalam keterangan tertulis di laman resmi FKUI, dikutip Sabtu (30/12/2023).

Andon juga menjelaskan, siklus menstruasi pada remaja perempuan sejak menstruasi pertamanya memang masih belum teratur.

“Dalam hal ini, sejak menstruasi pertama siklusnya akan menjadi 90 hari sekali. Pada tahun kedua akan berubah menjadi maksimal 45 hari. Kemudian pada tahun ketiga siklus tersebut akan normal menjadi 21-30 hari.”

Namun jika sudah menstruasi teratur kemudian berhenti selama enam bulan, itu disebut dengan amenorrhea sekunder.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dapat Dipengaruhi Tinggi Badan

Dokter Konsultan Fertilitas-Endokrinologi Reproduksi dari Divisi Imunoendokrinologi dan Reproduksi Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo juga menjelaskan penyebab terlambatnya menstruasi.

Menurutnya, salah satu penyebab seseorang terlambat menstruasi pertama dapat dipengaruhi oleh tinggi badan.

“Jadi memang prosesnya tumbuh dahulu tinggi badannya seperti itu. Nah, kalau yang harus kita waspadai adalah tinggi badannya dibandingkan dengan teman-teman sekolahnya lebih rendah dan tidak ada pertumbuhan payudara dan rambut kemaluan. Nah, itu harus diwaspadai,” sebut Andon dalam Instagram Live bertajuk “Remaja Putri Tidak Pernah Haid, Mengapa?” pada Selasa, 12 Desember 2023.

3 dari 4 halaman

Bisa Mengarah pada Sindrom Turner

Tinggi badan yang rendah atau short stature dapat dikenali dengan tanda-tanda yang disebut dengan sindrom turner.

Sindrom turner adalah suatu kondisi yang memengaruhi seorang perempuan ketika salah satu kromosom X (kromosom seks) absen atau rusak parsial. Pada kasus ini, dokter spesialis anak dan dokter spesialis kandungan saling berkomunikasi untuk mengatasi masalah ini.

“Di samping kita bantu menumbuhkan payudara, kita harus secepatnya membantu agar tinggi badannya bertambah,” kata Andon.

Menumbuhkan payudara bisa dibantu dengan pemberian hormon. Prosedur ini dapat dilakukan sebelum lempeng epifisis tertutup.

Lempeng epifisis adalah tempat utama pertumbuhan tulang memanjang yang ada di ujung-ujung tulang. Jika lempeng epifisis tertutup, maka tulang tidak bisa lagi memanjang dan berhenti tumbuh.

“Dalam hal ini, tinggi badan remaja tidak dapat bertambah lagi dan menjadi tinggi badan tetap atau permanen. Jadi sebelum lempeng epifisis itu tertutup kita harus upayakan agar bisa bertambah panjang, karena ini lumayan, bisa bertambah 5 cm atau 10 cm kalau ditangani dengan baik,” jelas Andon.

4 dari 4 halaman

Penyebab Lain Keterlambatan Haid Pertama

Selain itu, keterlambatan haid pertama juga dapat dipengaruhi oleh penyakit salah satunya sindrom kallmann.

Seseorang yang mengalami sindrom kallmann akan mengalami tinggi badan yang normal, hanya saja pertumbuhan payudara dan pertumbuhan rambut kemaluan terlambat serta tidak mengalami menstruasi.

Andon menjelaskan, jika ada kekhawatiran belum mengalami menstruasi pertama sampai usia 16 tahun, maka dapat melakukan pemeriksaan kromosom.

Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat apakah keterlambatan haid merupakan gangguan pertumbuhan rahim atau sebenarnya memang ada kaitan dengan gangguan kromosom.

“Namun, jika rahimnya normal, tetap harus diperiksa juga karena kemungkinan adanya kelainan kromosom sindrom turner.”

Maka dari itu, Andon mengingatkan para orangtua untuk memerhatikan pertumbuhan badan anaknya sejak lahir. Selain tinggi badan yang menjadi salah satu penyebab gangguan menstruasi, berat badan juga menjadi salah satu penyebab lainnya.

Perempuan dengan berat badan yang terlalu berat atau terlalu ringan berpotensi mengalami gangguan menstruasi.

“Oleh karena itu, harus diperhatikan pola hidup dan pola makanannya untuk menjaga kesehatan organ reproduksinya,” tutup Andon.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.