Sukses

Tingkatkan Keterampilan 1.300-an Relawan Muda, PMI Gelar Jumbara Nasional di Kalianda Lampung

Palang Merah Indonesia (PMI) akan menggelar Jumpa-Bakti-Gembira atau Jumbara ke IX di Kalianda, Lampung Selatan, Provinsi Lampung mulai 2 hingga 10 Juli 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Palang Merah Indonesia (PMI) akan menggelar Jumpa-Bakti-Gembira atau Jumbara Nasional IX di Kalianda, Lampung Selatan, Provinsi Lampung mulai 2 hingga 10 Juli 2023 mendatang.

Ajang jumpa lima tahunan ribuan Palang Merah Remaja (PMR) perwakilan seluruh provinsi se-Indonesia ini digelar untuk meningkatkan keterampilan relawan muda PMI. 

Acara Jumbara Nasional terakhir digelar pada tahun 2016 lalu dan seharusnya kembali digelar pada tahun 2021. Akan tetapi, akibat pandemi COVID-19 Jumbara ke-IX baru berhasil digelar pada tahun ini.

Menurut Ketua Bidang Relawan PMI Pusat Sasongko Tedjo, peserta PMR yang resmi mengikuti Jumbara ke-IX ini adalah 1.380 orang.

“Peserta PMR yang resmi mengikuti Jumbara adalah 1.380 orang terdiri dari 34 provinsi seluruh Indonesia semuanya ikut. Kalau dengan panitia yang terlibat perkiraannya total semuanya sampai dengan 2.850 orang,” jelas Sasongko pada Jumpa Pers Virtual Jumbara 2023 pada Selasa, (27/06/2023).

Sejumlah peserta tersebut terdiri dari PMR Mula (SD/sederajat), PMR Madya (SMP/Sederajat), dan PMR Utama (SMA/Sederajat) yang sebelumnya sudah lolos tahap seleksi.

Selain itu, sejumlah negara sahabat juga hadir dalam kegiatan ini, di antaranya Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, Italia, Tiongkok, dan Timor Leste. Sasongko mengungkap jumlah peserta luar negeri adalah 55 orang. 

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PMI A.M. Fachir, acara Jumbara IX ini akan dibuka oleh Ketua Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla, layaknya Jumbara-Jumbara sebelumnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kegiatan Jumbara

Jumbara berasal dari tiga kata, yaitu jumpa, bakti dan gembira. Menurut Sasongko, semua kegiatan yang akan dilakukan di Jumbara berdasar atas tiga kata tersebut.

Untuk mewakili kata jumpa, kegiatan yang akan dilakukan di antaranya travelling kepalangmerahan, jurnalistik remaja, life skill station, dan ngobrol bareng PMR.

“Untuk mewakili kata bakti, ada bakti masyarakat, donor darah, bakti lingkungan dengan menanam pohon mangrove di pantai. Selain itu, kita akan melakukan pengecatan rumah-rumah penduduk miskin. Intinya, semua berkegiatan,” jelas Sasongko.

Untuk gembiranya, terdapat parade budaya, Jumbara Got Talent, wisata edukasi, olahraga persahabatan, dan lain-lain.

"Semua aktivitas tersebut dilakukan untuk membina relawan PMR menjadi relawan yang profesional dan memiliki empati dalam berbakti kepada masyarakat," kata Fachri.

3 dari 4 halaman

Mengapa Harus Ada Jumbara?

Jumbara merupakan salah satu wujud mandat PMI sesuai undang-undang nomor 1 tahun 2018, yakni pembinaan relawan.

"Para peserta yang terlibat nanti adalah calon profesional dan pemimpin bangsa. Jumbara adalah salah satu upaya PMI menyiapkan orang muda yang 'Cerdas, Kreatif, dan Berkarakter," kata Sasongko.

Relawan di beberapa negara mayoritas adalah orangtua dan jumlahnya terus berkurang. Sementara, Indonesia memiliki keunggulan untuk selalu membantu sesama, bahkan sejak SD.

Menurut Sasongko, hal ini perlu terus dijaga dan menjadi alasan mengapa Jumbara sangat penting untuk dilakukan.

“Inilah yang perlu kita terus jaga. Melalui Jumbara ini, kita akan memberikan bukan hanya skill, tetapi juga kembanggaan bahwa ini merupakan prinsip hidup kita untuk membantu orang lain dengan gembira,” lanjutnya.

4 dari 4 halaman

Harapan untuk Tumbuhkan Jiwa Relawan Sejak Muda

Dengan adanya Jumbara ke-IX ini, Fachir berharap bahwa para remaja mampu mengembangkan passion sebagai relawan sejak muda.

“Harapannya sudah kami tumbuh kembangkan sejak muda. Jadi, passion mereka untuk menjadi relawan sudah tumbuh,” jelas Fachir.

Menurut Fachir, ada perbedaan dalam mewariskan jiwa relawan antara generasi Z dan generasi-generasi sebelumnya.

“Kita harus mewariskan dengan cara mereka, karena bahasa generasi Z dan generasi yang dulu itu beda. Jadi, mungkin kontennya yaitu keikhlasan, kemanusiaan, dan kerelawanannya akan sama. Akan tetapi, pendekatan dan instrumennya yang berbeda,” lanjutnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.