Sukses

Influenza Bukan Selesma, Kenali 10 Perbedaan Gejalanya

Influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan yang tidak bisa dianggap remeh karena berbeda dengan selesma atau common cold.

Liputan6.com, Jakarta Influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan yang tidak bisa dianggap remeh. Keparahannya berbeda dengan selesma atau common cold.

Setidaknya ada 10 hal yang membedakan kedua penyakit ini. Perbedaan-perbedaan itu adalah:

  • Dilihat dari gejalanya, selesma cenderung bertahap sedangkan influenza gejalanya muncul mendadak.
  • Kedua penyakit ini memiliki gejala-gejala yang mirip tapi tingkat kemunculannya berbeda. Pada selesma, gejala demam jarang terjadi, sedangkan pada influenza cenderung biasa terjadi.
  • Gejala nyeri otot pada selesma tingkat kejadiannya sedikit, tapi pada influenza biasa terjadi.
  • Gejala menggigil tidak umum ditemukan pada orang yang selesma, tapi cukup umum pada influenza.
  • Gejala letih dan lesu kadang-kadang terjadi pada orang selesma tapi pada orang influenza biasa terjadi.
  • Gejala bersin pada selesma umum terjadi, sedangkan pada influenza kadang-kadang.
  • Gejala hidung tersumbat pada pasien selesma adalah hal yang umum terjadi, tapi pada pasien influenza kadang terjadi, kadang tidak.
  • Gejala sakit tenggorokan pada selesma juga umum terjadi sedangkan pada influenza kadang-kadang saja.
  • Gejala sakit dada dan batuk pada orang selesma biasanya terjadi dengan tingkat ringan sampai sedang, sedangkan pada pasien influenza ini menjadi gejala umum.
  • Gejala sakit kepala cenderung jarang terjadi pada pasien selesma, tapi pada pasien influenza umum terjadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Influenza Lebih Berbahaya

Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) Samsuridjal Djauzi mengatakan bahwa influenza lebih berbahaya dari selesma.

Hal ini dibuktikan dengan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengatakan bahwa influenza menyebabkan kematian hingga 650.000 orang setiap tahun.

“Anggapan bahwa influenza itu penyakit ringan dan akan sembuh sendiri ini sebenarnya benar untuk orang yang punya kekebalan tubuh baik. Namun, WHO mengingatkan kita bahwa orang yang meninggal karena influenza itu sekitar 500 ribu orang, 70 persen di antaranya adalah usia lanjut,” kata Samsuridjal dalam temu media bersama PT Kalventis Sinergi Farma di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (11/5/2023).

Pasalnya bukan cuma batuk pilek, influenza juga bisa mengakibatkan komplikasi seperti radang paru (pneumonia), infeksi telinga, infeksi sinus dan memburuknya kondisi medis kronis. Seperti gagal jantung, asma, dan diabetes.

3 dari 4 halaman

Picu Infeksi Otak

Samsuridjal juga menyampaikan, influenza juga bisa menimbulkan infeksi pada otak yang berujung pada kondisi disabilitas.

Menurutnya, kasus disabilitas akibat influenza sangat jarang terjadi, tapi jika otak terinfeksi maka kemampuan otak pun terganggu.

“Jarang sekali, tapi dia (influenza) bisa menimbulkan infeksi pada otak sehingga berpengaruh pada kemampuan berpikir dan sebagainya. Ada, tapi jarang sekali,” jelas Samsuridjal.

Ia menambahkan, jika pun disabilitas akibat influenza terjadi, maka biasanya pada kelompok lanjut usia (lansia) bukan remaja atau usia muda.

“Pada usia lanjut biasanya,” katanya.

4 dari 4 halaman

Dampak Gangguan Otak Akibat Influenza

Dampak dari gangguan pada otak ini pun berbeda-beda tergantung kasusnya. Ditambah, para lanjut usia sudah memiliki potensi-potensi stroke dan pembekuan darah atau masalah kesehatan lain.

“Mereka sebelum kena influenza itu sebenarnya tidak dalam keadaan fisiologis yang stabil, sehingga ketika influenza itu datang jadi berantakan.”

Untuk itu, ia menganjurkan masyarakat umur 18 tahun ke atas untuk mendapatkan vaksin influenza satu tahun sekali. Vaksin ini bisa didapat di fasilitas kesehatan, tapi memang masih berbayar di kisaran Rp400.000. 

“Vaksin influenza sudah terbukti aman dan efek sampingnya (demam, sakit di area suntikan) ringan serta jarang terjadi,” tutup Samsuridjal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.