Sukses

Kemenkes Targetkan Imunisasi Anak di Atas 95 Persen di 2023, Yakin Tercapai?

Target cakupan imunisasi anak di atas 95 persen pada tahun 2023, yakinkah akan tercapai atau tidak?

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menargetkan cakupan imunisasi anak mencapai di atas 95 persen pada tahun 2023. Kejar target cakupan imunisasi ini melanjutkan upaya yang dilakukan pada Bulan Imunisasi dan Pekan Imunisasi pada tahun 2022.

Lantas, apakah target capaian Kemenkes untuk imunisasi anak akan terkejar pada tahun ini?

Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Hartono Gunardi mengatakan, ketercapaian terget imunisasi anak tergantung pada beberapa faktor. Mulai dari penerimaan masyarakat sampai kerja sama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

"Tergantung banyak faktor, yaitu penerimaan masyarakat, upaya Pemerintah dan juga Kemenkes tadi perlu dibantu oleh pemerintah daerah ya," terang Hartono kepada Health Liputan6.com saat ditemui usai acara Press Conference Kalventis Vaccine Summit di PT Kalventis Sinergi Farma, Pulo Gadung, Jakarta, Senin (8/5/2023).

"Kalau pemerntah daerah aktif, ya kabupaten/kota tertentu itu tercapai. Jadi tergantung itu tadi."

Pengaruh Ulama dan Tokoh Masyarakat

Selain itu, Hartono juga menekankan, ada pula pengaruh ulama dan tokoh masyarakat terhadap keberhasilan capaian imunisasi anak di daerah. Utamanya soal vaksin anak, yang mana problem masih terjadi soal haram dan halal.

"Ulama juga berpengaruh, tokoh masyarakat juga berpengaruh dalam hal penerimaan vaksin. Kalau semua menerima kan gampang, Kemenkes tinggal melakukan imunisasinya," ucapnya.

"Tapi kalau penerimaannya sulit ya susah juga, kan perlu berbagai pihak untuk meningkatkan penerimaan vaksin."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Target Imunisasi dari WHO Capai 99 Persen

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menargetkan untuk cakupan imunsasi anak setidaknya mencapai 99 persen. Namun, hal ini sempat terkendala lantaran pandemi COVID-19 melanda.

Perwakilan WHO Indonesia, Dr N. Paranietharan menyebut, selama pandemi COVID-19 sebanyak 1,1 juta anak Indonesia tidak mendapatkan imunisasi dosis lengkap. Kini sekitar 94,9 persen anak-anak Indonesia telah diimunisasi.

Dengan hasil yang dicapai Indonesia saat ini, ia pun mengapresiasi kerja keras Pemerintah Indonesia yang mampu meningkatkan kembali cakupan imunisasi nasional seperti sebelum pandemi COVID-19.

Bantu Indonesia untuk Imunisasi Rutin

Terkait target Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan cakupan imunisasi nasional, WHO mengaku siap mendukung dan membantu Indonesia agar seluruh anak, tanpa terkecuali mendapatkan imunisasi rutin lengkap sesuai dengan usianya.

“Untuk mencapai cakupan Imunisasi sekitar 99 persen itu sangatlah mungkin, kami sangat mengapresiasi kerja keras Pemerintah Indonesia termasuk pemerintah daerah, Puskesmas dan Posyandu untuk mencapai target tersebut," kata Paranietharan saat acara Pekan Imunisasi Dunia 2023 di Gedung Kemenkes RI Jakarta, Minggu (7/5/2023).

3 dari 4 halaman

Fokus Imunisasi Dasar Lengkap Anak

Situasi pandemi COVID-19 yang terkendali di Indonesia, menjadi landasan bagi Kementerian Kesehatan untuk fokus pada program dan kebijakan lainnya yang masih harus mendapatkan perhatian. Salah satunya, adalah imunisasi dasar lengkap pada anak.

“Masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan, yang utama adalah melindungi generasi kita dari kecacatan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan cara yang paling efektif yaitu dengan Imunisasi” jelas Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril, Rabu (11/1/2023).

Capaian Imunisasi nasional tahun 2022 belum mencapai target, utamanya disumbang oleh provinsi di luar regional Jawa dan Bali, di mana capaian per provinsi masih di bawah 35 persen. Dampaknya, ditandai dengan adanya Kejadian Luar Biasa Polio (KLB) di salah satu Kabupaten di Aceh.

Kebijakan Pemberian Vaksinasi

Adapun kebijakan dalam pemberian vaksinasi, Kementerian Kesehatan berpegang pada rekomendasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI), termasuk juga pertimbangan vaksinasi COVID-19.

Kementerian Kesehatan mengapresiasi gerak cepat BPOM dalam mengeluarkan EUA untuk jenis vaksin Comirnaty Children untuk vaksinasi COVID-19 bagi anak usia 6 bulan sampai 11 tahun.

ITAGI juga sudah memberikan persetujuan vaksinasi dengan tetap memperhatikan cakupan imunisasi dasar dan lanjutan pada anak. Selanjutnya, untuk pelaksanananya, Kementerian Kesehatan masih mempertimbangkan dari berbagai aspek dan hal teknis lainnya.

4 dari 4 halaman

Lindungi Bayi dan Balita agar Tidak Sakit Berat

Imunisasi merupakan perlindungan penting bagi anak untuk merangsang kekebalan spesifik dan mencegah berbagai risiko penyakit. Diperlukan imunisasi lengkap guna memberi perlindungan pada anak.

Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang anak ini dan anggota Satgas Imunisasi IDAI, Soedjatmiko.

“Imunisasi bisa melindungi bayi atau balita agar tidak sakit berat kalau menderita sakit. Itu manfaat imunisasi,” kata Soedjatmiko dalam Talk Show Radio Kesehatan: Pentingnya untuk Melengkapi Imunisasi Anak pada Rabu (3/5/2023).

Imunisasi diperlukan sejak bayi baru lahir sampai anak sampai anak berada di tahap sekolah dasar.

Tetap Perlu Imunisasi Saat Usia Sekolah

Menurut Soedjatmiko, tak sedikit orangtua yang melewatkan imunisasi saat anak berada di tahap sekolah.

Banyak yang berpikir bahwa imunisasi saat anak bayi atau balita sudah cukup. Padahal, kekebalan tubuh anak akan kembali menurun ketika memasuki usia sekolah, sehingga masih dibutuhkan imunisasi.

“Tetap perlu imunisasi karena kekebalannya akan menurun lagi pada usia sekolah. Meski saat bayi sudah lengkap, kalau mau lebih lengkap lagi maka saat SD juga harus dapat imunisasi,” jelasnya.

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini menyarankan anak untuk mendapatkan imunisasi di sekolah apabila ada. Namun, apabila sekolah tidak mengadakan imunisasi, disarankan untuk orangtua dan anak datang ke rumah sakit atau posyandu terdekat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini