Sukses

Garut KLB Difteri, Kemenkes Minta Segera Gelar Imunisasi Massal

Merespons KLB Difteri di Garut, imunisasi massal segera dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta Kabupaten Garut, Jawa Barat yang dilanda KLB Difteri diminta untuk segera melakukan imunisasi massal atau Outbreak Response Immunization (ORI). Imunisasi massal yang dimaksud merupakan imunisasi tambahan sebagai bentuk merespons Kejadian Luar Biasa (KLB).

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Pemerintah Daerah Kabupaten Garut dapat berupaya meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap, termasuk imunisasi difteri.

Dalam hal ini, pencegahan penyakit difteri dapat dilakukan dengan imunisasi. Upaya ini juga agar mencegah difteri tidak meluas.

"Penanganan difteri dengan melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) di wilayah Garut sesuai arahan komite ahli. Kemudian melakukan koordinasi dengan lintas sektor dalam penanganan kasus difteri," kata Nadia dalam pesan singkat yang diterima Health Liputan6.com pada Rabu, 22 Februari 2023.

Demi kelancaran pelaksanaan imunisasi difteri, Kemenkes juga meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Garut dapat mensosialisasikan pentingnya imunisasi kepada masyarakat.

"Sosialisasi tentang penyakit difteri dan pentingnya imunisasi kepada masyarakat serta meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap," terang Nadia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bentuk Tim Khusus untuk Imunisasi Massal

Merespons KLB Difteri, Pemerintah Kabupaten Garut telah membentuk tim khusus yang akan melakukan imunisasi massal terhadap warga Desa Sukahurip serta mengisolasi dan pengobatan warga yang terjangkit difteri di RSUD dr Slamet Garut. 

"Termasuk juga untuk yang terlibat kontak erat yang jumlahnya mencapai 72 orang, kita juga akan berikan pengobatan agar tak terkena," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman dalam keterangan pada Rabu, 22 Februari 2023.

Sebelumnya, ada enam warga Kampung Sukahurip Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan meninggal dunia diduga akibat penyakit difteri. Kemudian dilakukan pemeriksaan lebih lanjut kepada warga yang sakit.

"Saat ini, baru dua orang yang hasil pemeriksaan sampelnya sudah keluar dan dinyatakan positif difteri," lanjut Helmi, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com.

Kepala Dinas Kesehatan Garut, Maskut mengaku kecolongan hadirnya kasus difteri yang terjadi di Desa Sukahurip setelah lama menghilang. Kasus itu terungkap, setelah dilakukan pemeriksaan terhadap dua pasien baru dengan gejala difteri.

"Ini temuan baru, kita kecolongan karena pasien berobat ke klinik swasta. Mereka meninggal pun (yang diduga difteri) kami tidak mengetahuinya," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Imunisasi Massal Sasar Usia 15 Tahun ke Bawah

Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinkes Jawa Barat Dewi Ambarwati menjelaskan, kedua warga Garut yang sekarang positif difteri sedang dirawat intensif untuk proses pemeriksaan.

Penanganan lebih lanjut, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat juga sedang menelusuri kasus difteri serupa yang dikhawatirkan terjadi di daerah lainnya.

"Nah setelah itu kita cari di kota-kota lainnya, diperiksa dan dalam proses pemeriksaan. Tapi saya belum hapal harus lihat data dulu. Di tahun kemarin memang sudah ada, tapi yang baru-baru ini yang sedang hangat itu di Garut," ungkap Dewi kepada wartawan pada Selasa, 21 Februari 2023.

Adapun status KLB difteri di Garut ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Nomor 100.3.3.2/KEP.91-DINKES/2023. Status KLB ini ditetapkan dalam jangka waktu 10 bulan dari Februari sampai November 2023.

Dinkes Jawa Barat pun sudah berkoordinasi dengan Dinkes Garut untuk memaksimalkan imunisasi difteri pada anak-anak di usia 15 tahun ke bawah.

Dewi berharap imunisasi tersebut bisa massif dilakukan supaya mencegah penyebaran difteri makin meluas di Kabupaten Garut.

"Sebenarnya, sudah ada respons juga dari bupati dan dari kementerian. Kami sudah seminggu ini maraton turun ke lapangan melaksanakan outbreak response namanya ORI," ucapnya.

"Jadi anak-anak di usia 15 tahun ke bawah di desa tersebut (lokasi KLB), kami akan suntikan imunisasi difteri semuanya. Kami sekarang sedang pendekatan ke tokoh masyarakat, tokoh agama di lapangan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.