Sukses

Bentuk Self Love Wanita, Salah Satunya dengan Deteksi Dini Kanker Payudara

Ibu berperan penting bagi sebuah keluarga. Jika ibu sakit, maka anggota keluarga lainnya akan ikut sedih. Oleh karena itu, lakukan deteksi dini untuk jaga kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga.

Liputan6.com, Jakarta - Ibu memainkan peran penting dalam keluarga. Bagi seorang ibu, kebahagiaan dan kesehatan anak dan keluarga adalah hal yang paling utama. Sebaliknya, kebahagiaan suatu rumah itu ditentukan oleh ibu.

Jika ibu sakit, maka anggota keluarga lainnya ikut sedih dan khawatir. Oleh karena itu, sehatkan dulu diri sendiri, baru bisa menyehatkan keluarga.

"Happy mother itu akan menjadi happy family," ucap Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Ida Rachmawati Gunadi Sadikin dalam acara Keluarga Sehat bertajuk "Ibu Sehat, Keluarga Tangguh" pada Senin (20/12/2022).

Inilah mengapa penting bagi ibu untuk mencintai diri sendiri (self love). Salah satu upaya untuk mencintai diri sendiri adalah dengan memastikan tubuh sehat dan tidak terserang penyakit, misalnya kanker payudara.

Menurut Ida, penting bagi wanita untuk melakukan deteksi dini kanker payudara, sebab kanker ini telah memakan banyak korban yang membuatnya menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

"70 persen dari wanita-wanita yang sudah terdeteksi kanker payudara, itu datang sudah dalam kondisi stadium tinggi," tutur Ida.

Hal ini sangat disayangkan sebab kanker payudara sebenarnya dapat dicegah dan dihindari.

"Apabila, misalnya orang sudah terdeteksi dalam kanker stadium tinggi, 9 dari 10 akan berujung dengan wafat 5 tahun setelah terdeteksi dari tahun pertama," ucap Ida.

Namun, apabila ketika diperiksa orang tersebut masih dalam stadium yang rendah (stadium 1 atau 2), maka kemungkinannya hanya 1 dari 10 yang wafat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Takut Memeriksakan Diri

Kanker payudara adalah jenis kanker yang menimbulkan kematian paling tinggi, ucap Ida. Meskipun demikian, Ida menuturkan bahwa masih banyak wanita yang enggan memeriksakan kesehatan payudaranya sebab takut jikalau ia terdeteksi mengalami kanker payudara.

Ibu-ibu itu katanya takut untuk periksain diri, ujarnya. Takut menghadapi kenyataan bahwa memang ada benjolan di payudaranya.

"Kadang-kadang mungkin denial. Tidak mau menerima  ada benjolan."

Inilah yang menyebabkan masih banyak orang yang memilih untuk menunda-nunda pemeriksaan.

"Padahal, sebenarnya kalau kita merasa itu ada benjolan dan memeriksakan masih dalam stadium awal, itu sama sekali enggak akan sakit kok pengobatannya."

Sebaliknya, jika seseorang datang memeriksakan diri ketika kankernya sudah berada di stadium tinggi, maka akan jauh lebih sakit, biayanya lebih mahal, belum lagi kualitas hidup juga akan jauh lebih rendah.

Terlebih, bagi orang yang memiliki risiko kanker yang lebih tinggi, misalnya perokok aktif dan pasif, perempuan yang tidak menikah atau perempuan menikah yang tidak memiliki anak, seseorang yang pernah operasi tumor jinak payudara serta riwayat kanker dalam keluarga.

Meskipun demikian, tidak ada salahnya bagi orang yang tidak berisiko tinggi untuk rutin skrining dan melakukan pemeriksaan mandiri di rumah.

3 dari 4 halaman

SADARI

Perlu diingat, ketika seseorang terkena suatu penyakit, yang sedih bukan hanya orang tersebut saja. Apabila seorang ibu ternyata menderita kanker payudara stadium akhir, misalnya, tentu seluruh anggota keluarga yang lain akan sedih dan khawatir akan kesehatan sang bunda.

Itulah mengapa penting untuk melakukan SADARI dan SADANIS. 

Pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI adalah cara termudah untuk mendeteksi kelainan pada ukuran, tekstur, serta bentuk payudara.

"Periksa hari ke tujuh sampai 10 dari menstruasi pertama jangan sampai ada benjolan," ujar Ida.

Pemeriksaan ini juga bisa membantu proses deteksi dini kanker payudara maupun kelainan lainnya sejak dini. Semakin dini kanker terdeteksi, semakin tinggi pula tingkat kesembuhannya.

SADARI sangat mudah dilakukan. Anda hanya perlu berdiri di depan cermin dan kemudian mengamati bentuk, ukuran dan warna payudara. Kelainan yang mungkin ditemukan adalah adanya benjolan, kerutan, posisi puting tidak normal, struktur kulit, atau kemerahan.

4 dari 4 halaman

SADANIS

Selain SADARI, ada pula SADANIS. Sementara SADARI adalah pemeriksaan payudara yang dilakukan secara mandiri dengan berdiri di depan cermin, SADANIS atau pemeriksaan payudara klinis merupakan pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh petugas kesehatan seperti dokter.

SADANIS penting dilakukan sebab bisa jadi wanita yang melakukan SADARI tidak menemukan benjolan yang masih kecil, sehingga umumnya benjolan yang ditemukan sudah berukuran tergolong besar.

Sebaliknya, SADANIS dilakukan oleh dokter yang kompeten. Dengan demikian, benjolan atau kelainan pada payudara dapat segera diketahui, bahkan bila benjolan masih berukuran sangat kecil.

“Dokter akan memeriksa dan melakukan perabaan pada payudara sesuai dengan sistematika pemeriksaan secara medis. Bila ada benjolan, perubahan kulit payudara, atau kejanggalan di puting payudara, dokter akan menyarankan pemeriksaan USG atau mamografi,” ujar dr. Resthie Rachmanta Putri, M.Epid seperti dilansir dari situs KlikDokter.

SADANIS dianjurkan bagi wanita berusia 20 tahun ke atas. Pada usia 20-40 tahun, metode ini dilakukan tiap 3 tahun sekali, sedangkan untuk usia di atas 40 tahun dilakukan setahun sekali. Adapun waktu terbaik untuk melakukannya sama dengan SADARI, yaitu pada periode 7-10 setelah haid dimulai.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini