Sukses

Cara Redakan Anak Demam Tanpa Obat

Demam dan pilek jadi kondisi kesehatan yang kerap dialami anak-anak, terlebih ketika musim hujan tiba.

Liputan6.com, Jakarta - Demam dan pilek jadi kondisi kesehatan yang kerap dialami anak-anak, terlebih ketika musim hujan tiba. Namun, ketika anak-anak demam, orangtua tidak perlu langsung memberi obat penurun panas pada anak. Ada upaya yang bisa dilakukan orangtua tanpa perlu melibatkan obat.

Prof Dr Retnosari Andrajati, M.S., Apt dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia mengatakan, orangtua bisa mengompres anak untuk meredakan demamnya.

"Ayah bunda, kalau putranya demam, panas barangkali kita bisa kompres dengan air hangat supaya ada pemindahan panas dari tubuhnya ke kompres tadi," ujar Retno dalam Talkshow Antihoax - FFUI, Sabtu, 22 Oktober 2022.

Kompres, kata Retno, akan lebih baik jika tidak dilakukan dengan air dingin. Orangtua bisa menggunakan air dengan perbedaan suhu yang tidak terlalu kontras dengan suhu tubuh anak.

"Karena kalau dengan es, itu akan sangat kontras sekali misalnya dengan suhu tubuh anak. Jadi jangan terlalu kontras dengan suhu tubuh dari anak-anak Ayah dan Bunda. Yang penting ada perbedaan suhu temperatur dari air dengan suhu tubuh anak," jelasnya.

Disamping kompres, orangtua juga bisa memberi minum anak secara lebih sering guna menurunkan panas.

"Kemudian diberi minum air yang sering. Kalau banyak nanti susah ya, tapi lebih sering diberi air minum jadi itu seperti kompres di dalam tubuh juga ya, airnya masuk kemudian dengan sendirinya juga airnya diharapkan bisa menetralkan panasnya juga."

Retno mengatakan, tindakan mengompres juga bisa diiringi dengan pemberian obat pereda panas pada anak. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Balita Alami Demam dan Batpil 8 Kali Setahun

Spesialis anak di RSUI dr Fahreza Aditya Neldy menambahkan, untuk meredakan demam pada anak bisa dilakukan dengan meletakkan kompres di lipatan-lipatan tubuh atau dibalurkan di seluruh permukaan kulit dan memberikan cukup hidrasi.

Pada anak usia balita, kata Reza, merupakan hal yang normal jika mengalami batuk-pilek-demam sebanyak delapan kali dalam setahun.

"Itu memang sesuatu yang natural bahwa seseorang akan sakit. Bahkan (anak) di bawah lima tahun sangat normal untuk mengalami batuk, pilek, demam, delapan kali dalam setahun karena peredaran virus yang ada," Reza menjelaskan.

Sementara itu, untuk terapi batuk-pilek tidak ada bukti yang paling kuat ada obat batuk pilek yang meredakan gejala terutama di 1-2 pekan pertama.

"Jadi sebenarnya obat batuk-pilek itu ada balik lagi hidrasi yang cukup."

Dengan memberikan hidrasi yang cukup, kata Reza, mukosa saluran napas menjadi tidak terlalu kering sehingga iritan-iritan batuk lebih bisa terkontrol.

Ketika anak sedang batuk-pilek dan saluran pernapasannya meradang, Reza menyarankan agar orangtua tidak menambah paparan iritan. Paparan iritan yang dimaksud seperti asap masakan, asap pembakaran sampah, debu-debu jalanan, dan asap rokok.

3 dari 3 halaman

Kapan Waktunya Membawa Anak ke Dokter?

Lalu kapan saatnya membawa anak yang batuk, pilek dan demam ke dokter? Pada kasus demam, orangtua

"Kita jangan menunda-nunda ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat kalau demamnya itu misalnya lebih dari 40 derajat Celsius disertai kejang, terdapat penurunan kesadaran dan anak menjadi cenderung tidur. Itu sudah tidak bisa kita tunggu, harus segera berobat ke rumah sakit," jelas Reza.

Pada kondisi tersebut penggunaan obat-obat over the counter atau swamedikasi bukan lagi pilihan.

Sementara, tanda bahaya pada anak yang batuk pilek apabila disertai dengan napas cepat.

"Kita bisa melihatnya pada cekungan di dada atau lubang hidungnya kembang kempis dan anak kita menjadi tidak bersemangat. Itu adalah tanda bahaya," ucapnya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.