Sukses

Saran Psikolog Jika Sedang Lelah Berinteraksi dengan Sahabat yang Depresi

Tak dapat dimungkiri, bersahabat dengan pengidap depresi terkadang bisa terasa begitu melelahkan.

Liputan6.com, Jakarta Tak dapat dimungkiri, bersahabat dengan pengidap depresi bisa jadi suatu hal yang sulit. Mulai dari tidak tahu harus berbuat apa hingga bingung ungkapan apa yang perlu disampaikan saat gejala depresinya kambuh.

Terlebih, upaya-upaya yang dilakukan untuk membantunya pun tak selalu dapat diterima dengan baik. Terkadang hubungan persahabatan bisa berjalan satu arah karena ketidakmampuannya untuk merespons diri Anda.

Hal-hal tersebut sangat mungkin untuk menimbulkan rasa lelah. Faktanya, berinteraksi dengan seseorang yang mengalami depresi memang dapat menimbulkan kelelahan terutama saat kondisi mental Anda pun sedang tidak baik-baik saja.

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan saat sedang lelah berinteraksi dengan sahabat yang depresi?

Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani atau yang akrab disapa Nina mengungkapkan bahwa saat menghadapi sahabat yang depresi, Anda perlu untuk tahu sampai batas mana Anda bisa memberikan toleransi pada dirinya.

"Kita perlu tahu kita enggak tahannya sampai dimana, batasannya sampai mana. Jadi kita jangan berusaha terus-menerus jadi pahlawan buat teman kita atau orang lain yang dirasa membutuhkan kita," ujar Nina melalui sambungan telepon pada Health Liputan6.com ditulis Sabtu, (10/9/2022).

"Ada waktunya kita memang perlu istirahat. Istirahatlah, kita perlu waktu untuk diri kita sendiri. Coba cari waktu untuk diri kita. Jadi jangan terus merasa kita harus bantu sahabat. Enggak bisa terus-terusan seperti itu," tambahnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menyikapi Sahabat yang Depresi

Lebih lanjut Nina mengungkapkan bahwa saat dihadapkan dengan sahabat yang depresi, maka hal utama yang bisa dilakukan adalah memberikan waktu untuk mendengarkan. Terutama saat dirinya ingin bercerita.

"Mendengarkan ketika dia mau berbicara. Terus kemudian kita bisa juga dengan mencari bala bantuan. Mengingatkan teman kita untuk bahwa dia punya hak untuk mendapatkan bantuan yang profesional," kata Nina.

"Aku beberapa kali dapat klien itu dari sahabat-sahabat baiknya. Jadi misalnya salah satu si klien ini ingin bunuh diri, kemudian yang menyelamatkannya itu teman-temannya dia. Mencarikan aku waktu itu," tambahnya.

Selain itu, menurut Nina, beberapa psikolog pun biasanya akan bersedia jika ada sahabat yang hendak menemani saat dirinya ingin melakukan konsultasi. Mengingat beberapa orang lebih merasa nyaman jika ditemani orang terdekatnya.

Pendapat selaras diungkapkan oleh psikiater dewasa dan pediatrik, dr Hisla Bates. Menurutnya, sebelum benar-benar menyimpulkan bahwa sahabat depresi, lebih baik jika mengajaknya lebih dulu untuk diagnosis resmi.

3 dari 4 halaman

Jika Jenis Depresi Sudah Jelas Baru Dapat Beralih

Menurut Hisla, penting untuk lebih dulu mengetahui secara resmi atau pasti jenis depresi apa yang dialami oleh teman Anda. Mengingat depresi merupakan hal yang kompleks dan membutuhkan diagnosis yang jelas.

"Setelah diagnosis depresi jelas, baru beralih ke mengatasi gejalanya. Namun biasanya dalam perjalanan itu, sahabat Anda mungkin akan sulit untuk terlibat," kata Hisla.

Hisla mengungkapkan bahwa dalam prosesnya penting untuk tidak memberikan kritik atau penghakiman pada yang bersangkutan. Hal tersebut dianggap dapat memperberat kondisi yang dialaminya.

"Orang yang depresi kerap mengaitkan gejala mereka dengan sekadar kelelahan atau kekurangan energi. Jadi yakinkanlah orang tersebut bahwa Anda tidak akan memberikan penghakiman pada mereka terkait itu," ujar psikiater, Julia Frances Tybor.

"Jelaskan bahwa Anda khawatir dan memperhatikan bahwa ia sedang bertindak seperti tidak biasa. Lakukanlah itu dengan halus dengan menanyakan harinya lebih dulu atau menanyakan bagaimana perasaannya," tambahnya.

4 dari 4 halaman

Ingat Batasan dan Pahami Peran Anda

Selanjutnya, Hisla mengungkapkan bahwa saat membantu sahabat yang mengalami depresi, penting untuk tidak bertindak layaknya terapis. Sehingga menurutnya, jangan pernah berpikir bahwa Anda dapat membantu mengelola gejala depresi teman Anda sendirian.

"Anda tidak dapat menyembuhkan sahabat Anda dengan membicarakan sesuatu atau memberikan nasihat. Depresi terutama yang berat perlu ditangani dengan pelatihan profesional. Anda hanya bisa berada di sana dan memberikan dukungan tanpa menghakimi," ujar Hisla.

Sehingga saat sahabat Anda siap untuk menindaklanjuti depresinya, maka luangkan waktu atau ajukan tawaran untuk menemaninya melakukan konsultasi.

"Banyak psikiater atau psikolog tidak akan keberatan jika memang pasien membutuhkan temannya di sana selama beberapa menit atau bahkan seluruh sesi," ujar psikiater, Julia Frances Tybor.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.