Sukses

Kenapa Program Hamil Bayi Tabung di Indonesia Mahal?

Program kehamilan dengan bayi tabung di Indonesia terbilang mahal jika dibandingkan luar negeri. Kenapa demikian?

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah pasangan mungkin menilai, program bayi tabung di Indonesia begitu mahal. Sementara itu banyak juga yang akhirnya menjalani terapi di luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.

Padahal data IVF Worldwide pada 2002 memperkirakan biaya yang dihabiskan pasangan seluruh dunia dalam menjalani bayi tabung di luar negeri cukup tinggi.

Sebut saja Malaysia dan Singapura yang memperkirakan biaya IVF mencapai US$ 5.725 atau sekitar Rp84,5 juta. Sementara di Indonesia biaya IVF rata-rata sekitar Rp56 juta.

Dalam hal ini Presiden Direktur MERCK Evie Yulin menyampaikan, mahalnya program IVF sebenarnya karena komponen biaya yang terdiri dari serangkaian pemeriksaan medis.

"Kenapa kesannya mahal, karena banyak komponen-komponen biaya untuk serangkaian pemeriksaan laboratorium, obat-obatan, prosedur medis serta pemantauan selama program IVF tersebut. Justru komponen biaya obat-obatan untuk program IVF hanya berkontribusi sekitar 30 persen dari keseluruhan biaya," katanya pada Liputan6.com, Sabtu (27/8/2022).

Evie mengatakan, masih banyaknya pasien yang keluar negeri mestinya menjadi perhatian karena standar layanan fertilitas di Indonesia cukup tinggi dengan pengawasan yang ketat dari pemerintah, PERFITRI dan POGI.

"Saat ini sudah tersedia 51 klinik fertilitas (IVF centers) di Indonesia dengan teknologi yang diaplikasikan pun juga tidak ketinggalan dari negara-negara lain," jelasnya.

Pregnancy rate atau tingkat keberhasilan untuk hamil dari program bayi tabung yang dilakukan klinik fertilitas (IVF centers) di Indonesia setara dengan di Eropa.

"Hal ini menunjukkan bahwa, kapabilitas, fasilitas/ infrastruktur dan teknologi yang ada di Indonesia sudah maju dan bisa menjadi solusi bagi pasangan untuk mendapatkan keturunan," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perkembangan Terapi Infertilitas

Pada pertengahan abad 20, kata Evie, dua hormon utama diekstraksi dan dimurnikan untuk merangsang ovulasi, yang mengarah pada penciptaan pengobatan pertama.

"Kami mampu membawa produk rekombinan human menopausal gonadotropin (hMG) pertama ini di dunia untuk terapi infertilitas," katanya.

Selanjutnya, lanjut Evie, pihaknya saat ini sedang mengembangkan ekosistem kesehatan digital baru yang dapat membantu pasien merasa lebih terlibat, dan dirawat dengan lebih baik, sepanjang perjalanan terapi kesuburan mereka.

"Sistem kqesehatan digital ini juga berupaya memberikan akses real-time kepada para tenaga kesehatan ke status klinis pasien mereka, memungkinkan mereka untuk memantau respons pasien terhadap terapi fertilitas kapan pun diperlukan," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Apa Itu IVF?

IVF adalah program kehamilan yang mengambil sel telur dari ovarium dan menggabungkannya dengan sperma di luar tubuh di laboratorium dalam upaya untuk membuat embrio.

“IVF adalah bentuk paling canggih dari teknologi reproduksi berbantuan yang tersedia untuk membantu pasien hamil atau mempertahankan kesuburan mereka untuk masa depan,” jelas dr. Sanaz Ghazal , spesialis endokrinologi reproduksi dan infertilitas bersertifikat dan OB-GYN di California selatan, dilansir TODAY Parents.

IVF, lanjut Ghazal, merupakan strategi ampuh untuk membantu pasangan mengatasi ketidaksuburan dan berhasil hamil.

Selain biaya perawatan IVF, pasien juga perlu memperhitungkan biaya pengobatan, yang bisa mencapai ribuan dolar tergantung pada jenis dan dosis obat yang digunakan.

"Mungkin juga ada biaya tambahan jika rencana perawatan Anda mencakup penggunaan donor telur, sperma donor, dan/atau pembawa kehamilan (atau pengganti )," kata Ghazal. 

Menurut  American Society of Reproductive Medicine , fertilisasi in vitro berharga US$19.200 atau sekitar Rp 283 juta (kurs 1 USD = 14,769.3 IDR) untuk satu siklus.

 

4 dari 4 halaman

Tips Menjalani IVF

Untuk orang yang menjalani IVF, Ghazal merekomendasikan:

- Jangan membandingkan perjalanan Anda dengan orang lain karena jalan setiap orang berbeda dan tetapkan harapan yang realistis.

- Persiapkan diri Anda untuk menghadapi rintangan di sepanjang jalan, tetapi jangan berkecil hati atau kehilangan harapan.

- Pastikan Anda menjadikan perawatan diri sebagai prioritas, terutama dalam hal kesehatan mental Anda. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.