Sukses

Cacar Monyet Belum Ada di RI, Kemenkes Siapkan Lab dan Rujukan

Penyiapan lab dan rujukan untuk mewaspadai cacar monyet (monkeypox).

Liputan6.com, Jakarta Walaupun cacar monyet (monkeypox) di Tanah Air belum ditemukan, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) Mohammad Syahril mengatakan, Indonesia tetap waspada.

Kemenkes sudah melakukan langkah mitigasi sebagai kewaspadaan cacar monyet. Upaya tersebut dari penyiapan surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan hingga kapasitas lab pemeriksa dan rujukan.

"Indonesia belum ada kasus (cacar monyet). Tetapi karena ini adalah (penyakit) yang bisa menular kepada negara lain, yang dibawa oleh hewan maupun manusia, maka seluruh negara sebetulnya sudah melakukan upaya-upaya kewaspadaan," terang Syahril saat konferensi pers Perkembangan Kasus Hepatitis Akut dan Cacar Monyet di Indonesia di Jakarta pada Selasa, 24 Mei 2022.

"Kalau Indonesia, upaya yang pertama adalah mengupdate (memperbarui) situasi dan Frequently Asked Questions (FAQ) terkait monkeypox yang dapat diunduh melalui https://infeksiemerging.kemkes.go.id. Jadi, bisa mendownload (unduh) di sini pertanyaan-pertanyaan dan jawaban singkat tentang cacar monyet ini."

Selanjutnya, upaya menyiapkan surat edaran (SE) untuk meningkatkan kewaspadaan, baik di wilayah dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), termasuk dinas kesehatan, rumah sakit dan lainnya.

"Penyiapan SE berisi pedoman pencegahan dan pengendalian menyesuaikan situasi dan update mengenai surveilans yang tetap berisiko (terhadap virus cacar monyet)," jelas Syahril.

"Kemudian menyiapkan kapasitas laboratorium dan pemeriksaan dan rujukan, yaitu telah ditetapkannya laboratorium nasional untuk pemeriksaan di Badan Litbangkes Kemenkes--sekarang bernama Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) milik Kementerian Kesehatan. Di sana, disiapkan untuk memberikan penilaian konfirmasi terhadap kasus."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perilaku Hidup Bersih

Demi kewaspadaan terhadap cacar monyet, Mohammad Syahril mengingatkan masyarakat untuk tetap berperilaku hidup sehat. Hal ini bisa belajar dari pengendalian COVID-19, yang mana protokol kesehatan dapat dilakukan dengan baik.

"Masyarakat melakukan upaya pencegahan kehati-hatian. Bagi masyarakat ya tidak panik dan cemas, tapi tetap waspada. Pengalaman dengan COVID-19, kita sudah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui protokol kesehatan," pesannya.

"Ini menjadi modal dasar yang kuat bagi kita untuk mencegah tertularnya. Upaya ini sama saja dengan pencegahan termasuk hepatitis akut, COVID-19, dan penyakit lain."

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis, yang disebabkan oleh virus Human monkeypox. Disebut zoonosis artinya, virus atau penyakit menular dari hewan yang menular ke manusia.

"Dan juga saat ini sudah ada penularan dari manusia ke manusia ya. Sebetulnya cacar monyet ini sudah ada sejak lama, tahun 1958 ditemukan. Kasus pertama muncul dan dilaporkan secara internasional pada anak-anak pada tahun 1970 di Kongo," lanjut Syahril yang juga Direktur Utama RS Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta.

3 dari 4 halaman

Dugaan Kasus Monkeypox

Pada Senin, 23 Mei 2022, Maroko mengumumkan telah mengidentifikasi tiga kasus dugaan virus Human monkeypox. Tiga kasus yang dicurigai itu saat ini menjalani perawatan kesehatan, dalam keadaan sehat dan telah melalui analisis medis, menunggu hasil.

Kementerian Kesehatan Maroko mengatakan, pihaknya telah membentuk satuan tugas khusus untuk memantau situasi nasional.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah mengkonfirmasi kasus cacar monyet di 12 negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Australia, Inggris, Spanyol, Portugal, Jerman, Belgia, Italia, Belanda, Prancis, dan Swedia.

Kasus-kasus ini mengecualikan 21 negara, yang penyakit ini dianggap endemik, yang semuanya di Afrika Barat dan Tengah, dikutip dari Channel News Asia.

Sebelumnya, otoritas kesehatan di Amerika Utara dan Eropa telah mendeteksi puluhan kasus yang diduga atau dikonfirmasi dari monkeypox atau cacar monyet sejak awal Mei 2022, sehingga memicu kekhawatiran penyebaran penyakit endemik di beberapa negara bagian Afrika.

4 dari 4 halaman

Terpapar Setelah Berkunjung ke Negara Lain

Kanada adalah negara terbaru yang melaporkan sedang menyelidiki lebih dari selusin kasus yang diduga cacar monyet, setelah Spanyol dan Portugal mendeteksi lebih dari 40 kasus yang mungkin dan terverifikasi, demikian dilansir dari laman . 

Inggris telah mengkonfirmasi sembilan kasus sejak 6 Mei 2022, dan Amerika Serikat memverifikasi yang pertama pada Rabu (18 Mei 2022), dengan mengatakan seorang pria di negara bagian timur Massachusetts telah dites positif terkena virus setelah mengunjungi Kanada.

Pada Selasa (24/5/2022), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan pejabat kesehatan Inggris dan Eropa mengenai wabah baru cacar monyet.

"Kita benar-benar perlu lebih memahami tingkat cacar monyet di negara-negara endemik untuk benar-benar memahami seberapa banyak yang beredar dan risiko yang ditimbulkannya bagi orang-orang yang tinggal di sana, serta risiko ekspor," kata epidemiologi penyakit menular Dr. Maria Van Kerkhove dalam pernyataannya.

Kasus pertama cacar monyet di Inggris adalah seseorang yang telah melakukan perjalanan dari Nigeria, meskipun kasus selanjutnya mungkin melalui penularan komunitas, menurut UK Health Security Agency (UKHSA) dalam sebuah pernyataan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.