Sukses

Pakar: Imunisasi Lengkap Berdampak pada Penurunan Angka Kematian dan Biaya Pengobatan

Imunisasi merupakan komponen kunci dari perawatan kesehatan primer dan hak asasi manusia yang tidak terbantahkan, serta salah satu investasi kesehatan terbaik yang efektif.

Liputan6.com, Jakarta Imunisasi merupakan komponen kunci dari perawatan kesehatan primer dan hak asasi manusia yang tidak terbantahkan, serta salah satu investasi kesehatan terbaik yang efektif.

Pandemi COVID-19 telah mengingatkan dunia mengenai manfaat imunisasi untuk melawan penyakit, menyelamatkan nyawa, dan menciptakan masa depan yang lebih sehat, lebih aman, dan lebih sejahtera. Untuk itu, ke depannya, sistem imunisasi yang baik sangat diperlukan untuk memastikan bahwa setiap orang dapat terlindungi dari COVID-19 dan berbagai penyakit lainnya.

Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PERALMUNI) bersama Business Unit Vaccines di Sanofi Indonesia berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan Indonesia Influenza Foundation (IIF) meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi lengkap, terutama di masa pandemi COVID-19. 

"Imunisasi tidak hanya mengurangi risiko kesakitan, kecacatan dan kematian terkait penyakit menular, tapi juga membantu mendukung prioritas nasional seperti pendidikan dan pembangunan ekonomi," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS dalam keterangan pers, Rabu (20/4/2022).

Keberhasilan dalam meningkatkan cakupan imunisasi, kata Maxi akan berdampak pada penurunan angka kematian dan kesakitan serta biaya pengobatan. Oleh karena itu, memperluas akses munisasi juga menjadi hal yang sangat penting dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SGDs), karena imunisasi merupakan salah satu investasi terbaik dalam kesehatan global dan memiliki peranan penting dalam mencapai 14 dari 17 SDGs.

"Pandemi semakin memperkuat pentingnya melakukan imunisasi sesuai jadwal demi melindungi diri dan keluarga serta masyarakat sekitar dari penyakit infeksi yang berbahaya, bahkan penyakit yang mematikan," ujarnya.

Saat ini, tersedia berbagai imunisasi yang bermanfaat untuk mencegah lebih dari 20 penyakit yang mengancam jiwa. Imunisasi saat ini mencegah 2 hingga 3 juta kematian setiap tahun akibat penyakit seperti difteri, tetanus, pertusis, influenza, dan campak. Pada 2020 – 2030, diperkirakan bahwa imunisasi akan menyelamatkan lebih dari 32 juta nyawa, di mana 28 juta di antaranya adalah anak-anak berusia di bawah 5 tahun.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pentingnya imunisasi dasar lengkap

Ketua Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), mengatakan salah satu upaya pembentukan generasi sehat adalah menjaga generasi bangsa dari ancaman penyakit menular berbahaya melalui langkah pencegahan atau preventif bertahap yang dimulai dengan pemberian imunisasi kepada bayi dan anak.

Namun, kondisi pandemi COVID-19 telah membuat sebagian orangtua khawatir untuk memberikan imunisasi bagi anaknya. Padahal imunisasi dasar penting bagi bayi dan anak sampai umur 18 bulan untuk melindungi dari berbagai penyakit berbahaya lain yang telah berjalan selama ini.

Apabila banyak bayi dan balita yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap kelak dapat terjadi wabah berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3-I) yang akan mengakibatkan banyak anak sakit berat, cacat, atau meninggal. Maka dari itu, masyarakat harus betul-betul memahami bahwa hanya dengan Imunisasi Rutin Lengkap (IRL), anak-anak dan seluruh masyarakat akan terlindungi secara optimal dari PD3I,

Untuk meningkatkan cakupan imunisasi yang tertinggal disarankan melakukan kejar imunisasi (catch-up immunization). Edukasi kepada orang tua menjadi penting untuk memahami bahwa putra-putrinya harus mengejar imunisasi yang tertinggal.

"Pemberian vaksin kombinasi dan suntikan ganda merupakan pilihan untuk mengejar imunisasi. Selain itu, imunisasi tidak hanya melindungi individu terhadap penyakit infeksi yang serius, namun juga melindungi komunitas yang lebih luas dengan meminimalkan penyebaran penyakit," jelasnya.

 

 

3 dari 4 halaman

Kendala pandemi COVID-19

Dalam kesempatan yang sama, dr. Prima Yosephine, MKM - Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi, Kementerian Kesehatan RI mengatakan selain kondisi pandemi, tantangan terberat program imunisasi di Indonesia saat ini adalah menangkal berbagai pemberitaan negatif tentang imunisasi yang membuat orangtua enggan memberikan imunisasi kepada anak-anak mereka.

"Untuk itu, kami ingin mengajak semua pihak untuk lebih memahami pentingnya imunisasi untuk melindungi kesehatan keluarga. Karena, kesuksesan program imunisasi nasional hanya bisa tercapai jika masyarakat percaya imunisasi merupakan solusi pencegahan penyakit yang aman dan efektif," katanya.

"Mari kita cegah penularan penyakit, wabah, sakit berat, cacat dan kematian bayi – balita dengan imunisasi dasar lengkap dan imunisasi lanjutan, untuk membangun generasi muda Indonesia yang sehat dan sejahtera,"ucapnya lagi.

 

 

4 dari 4 halaman

Imunisasi tak hanya untuk anak-anak

Imunisasi tidak hanya penting bagi bayi dan anak-anak, melainkan juga orang dewasa agar terlindung dari berbagai penyakit. Tetapi, banyak orang belum menyadari pentingnya melakukan imunisasi bahkan tidak mengetahui imunisasi apa saja yang mereka butuhkan.

Pada keadaan tertentu, orang dewasa membutuhkan imunisasi ulangan setiap beberapa periode sesuai kondisi tubuh dan lingkungan saat itu. Dengan menerima imunisasi, seseorang tidak saja melindungi dirinya dari serangan penyakit tapi juga ikut mencegah penyebaran penyakit yang berbahaya.

Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI., Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PERALMUNI), mengatakan, imunisasi masih diperlukan saat seseorang menginjak usia dewasa. Terutama di tengah situasi pandemi, pemberian imunisasi bertambah penting untuk melindungi populasi yang lebih baik dalam COVID-19.

"Di antaranya vaksinasi flu yang merupakan salah satu cara efektif untuk mengurangi penyebaran virus influenza. Terlebih lagi, vaksinasi influenza dinilai penting untuk mencegah timbulnya koinfeksi dengan infeksi virus COVID-19 yang dapat mengakibatkan komplikasi serius," katanya.

Selama pandemi COVID-19, WHO merekomendasikan vaksinasi influenza untuk populasi rentan seperti tenaga kesehatan, lansia, anak kecil, ibu hamil, dan mereka yang mengalami kondisi medis kronis tertentu . Tidak hanya vaksin flu, sangat penting untuk masyarakat agar tidak melupakan pentingnya pemberian imunisasi rutin lain untuk dewasa, seperti Hepatitis A, Hepatitis B, Meningitis, Tdap dan PCV.

Head of Medical, Vaccines - Sanofi Indonesia dr. Dhani Arifandi menyampaikan dukungannya untuk meningkatkan cakupan program imunisasi nasional.

"Kami juga secara berkelanjutan mengedukasi masyarakat di platform digital media sosial @KenapaHarusVaksin, mengadakan CSR Vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat umum, dan berbagai webinar untuk tenaga ahli kesehatan mengenai pentingnya imunisasi lengkap selama pandemi COVID-19. Dalam rangka memperingati Pekan Imunisasi Dunia 2022, Sanofi Indonesia bersama PERALMUNI kembali ingin mengingatkan semua orang untuk diimunisasi, dan tidak menunda jadwal imunisasi untuk anak dan diri sendiri karena pandemi agar kita saling melindungi satu sama lain,” ujar Dhani.

Pencegahan adalah langkah yang lebih baik daripada mengobati dan imunisasi merupakan pencegahan primer, terutama di masa pandemi seperti saat ini. Untuk informasi lebih lanjut tentang program Imunisasi Rutin Lengkap (IRL), silakan berkonsultasi dengan dokter atau menghubungi fasilitas kesehatan terdekat. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.