Sukses

Ikhlas Setelah Ditinggalkan Orang Tersayang, Bagaimana Proses Sebenarnya?

Sepenuhnya mengikhlaskan orang yang tersayang untuk pergi bukanlah hal yang singkat dan mudah.

Liputan6.com, Jakarta Saat kehilangan salah satu orang tersayang dalam hidup, Anda mungkin menyadari bahwa ada begitu banyak emosi dan perasaan yang datang secara bersamaan. Apalagi jika kehilangan tersebut begitu tak terduga.

"Dalam budaya saat ini, seringkali ada banyak tekanan untuk terus maju dan sembuh dengan cepat setelah merasakan kehilangan. Padahal tujuannya bukan hanya soal move on atau melupakan," ujar psikoterapis sekaligus psikiater Frank Anderson, MD dikutip Verywell Mind, Jumat (10/12/2021).

Anda pun mungkin sudah sering mendengar bahwa menyembuhkan luka atau kesedihan setelah kehilangan membutuhkan waktu yang tak tentu. Selama prosesnya pun, Anda membutuhkan kesabaran untuk melewati lika-likunya.

Menurut studi pada Omega-Journal of Death and Dying, berfokus hanya pada fase kesedihan yang sebenarnya begitu berbeda bagi setiap orang dan terburu-buru melewatinya bukanlah pilihan yang tepat.

Mengingat setiap orang memiliki proses pengalaman hidup yang berbeda. Sehingga, seseorang sebenarnya tidak bisa mematokan hanya pada satu format untuk bangkit dari kesedihan.

"Karena tujuan sebenarnya untuk berada pada kondisi mental yang damai, bukan justru mengkhawatirkan dimana Anda pikir Anda seharusnya berada," kata Frank.

"Meskipun begitu mudah untuk jatuh pada perasaan bahwa Anda harus secepatnya bangkit dari kesedihan, tidak apa-apa meluangkan waktu untuk merasakan kesedihan dan duka tersebut," tambahnya.

Frank mengungkapkan ada beberapa cara yang bisa dilakukan saat melewati proses penerimaan atau healing setelah ditinggalkan salah satu orang tersayang. Berikut diantaranya.

1. Merangkul kenangan

Cara pertama yang dapat dilakukan saat seseorang berada dalam proses healing adalah dengan memberikan waktu agar kenangan itu terus muncul, bahkan jika waktu telah begitu berlalu.

"Ketika seseorang memikirkan orang yang telah pergi terus-menerus, berulang kali memutar kenangan, itu seringkali karena ia masih ingin menjaga kenangan itu agar tetap hidup," kata Frank.

Terkadang cara tersebut terasa seperti Anda tidak bisa melewati sesuatu (move on). Padahal pikiran sebenarnya mungkin mencoba untuk mengingat kenangan yang membuat Anda bahagia.

"Jadi ketika Anda terus-menerus mengulang sesuatu, mungkin ada memori penting yang dapat memberikan Anda kedamaian dalam proses penyembuhan tersebut," ujar Frank.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Tidak mengubur perasaan

Frank mengungkapkan bahwa berfokuslah pada apa yang sedang dirasakan, karena sebenarnya itu dapat mengarah ke proses penyembuhan luka. Dalam proses ini, seseorang juga biasanya akan merasa lebih tervalidasi dan dapat mempertimbangkan apa yang sedang dirasakan.

3. Menemukan makna

Sebuah penelitian dalam American Psychological Association mengungkapkan bahwa banyak orang akhirnya bisa melewati proses kesedihan saat mereka sudah menemukan makna dari kehilangan yang dilalui.

Hal inipun dinilai sangat baik karena dapat membiarkan perasaan tetap muncul, namun tetap dapat berpegang pada makna hubungan itu sendiri. Artinya, seseorang pun dapat dengan mudah mengatur emosi yang muncul.

"Kenangan negatif atau perasaan bersalah merupakan proses yang normal saat berduka. Sehingga dengan memvalidasi perasaan-perasaan yang muncul sebenarnya dapat membantu Anda untuk berdamai," ujar Frank.

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.