Sukses

Kenali Risiko Kehamilan pada Penyandang Lupus

Pada kondisi hamil, orang dengan Lupus (odapus) membutuhkan antisipasi ketat baik dari dokter maupun pasien sendiri untuk mencegah keguguran, kecacatan serta kematian janin dalam kandungan, dan mencegah komplikasi pada ibu.

Liputan6.com, Bandung - Lupus merupakan penyakit autoimun, yaitu kondisi ketika kekebalan tubuh menjadi berlebihan dan menyerang dirinya sendiri. Penyakit yang bernama asli Lupus Eritematosus Sistemik ini dapat muncul sebagai nyeri pada sendi, gangguan pada pembuluh darah, gangguan pada ginjal, dan berbagai gejala lain.

Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan (Obstetri dan Ginekologi) Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Adhi Pribadi, Lupus tidak hanya memperberat beban hidup penderita karena pengobatan jangka panjang, namun juga berdampak pada kualitas hidup pasien sebagai anggota keluarga. Terlebih karena biasanya Lupus sering mengenai perempuan usia produktif.

"Pada penyandang Lupus, terdapat risiko pada kehamilan yang lebih besar dibandingkan orang normal, diakibatkan oleh masalah pembuluh darah, penyakit yang kambuh, maupun efek samping dari obat yang dikonsumsi," ujar Adhi dalam keterangan resminya, ditulis Sabtu, 5 Desember 2020.

Kehamilan pada orang dengan Lupus (odapus) lanjut Adhi, membutuhkan antisipasi ketat baik dari dokter maupun pasien sendiri untuk mencegah keguguran, kecacatan serta kematian janin dalam kandungan, dan mencegah komplikasi pada ibu.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lupus Tidak Mengganggu Kesuburan

Sementara itu, dokter spesialis penyakit dalam subspesialisasi reumatologi RSHS, Rachmat Gunadi Wachjudi mengatakan penyandang Lupus dapat hamil sebagaimana wanita pada umumnya. Alasannya ucap Gunadi, karena Lupus tidak mengganggu kesuburan.

"Namun sebaiknya kehamilan perlu direncanakan agar mendapatkan hasil yang baik. Pada penelitian didapatkan kehamilan setelah 6 bulan keadaan penyakit tenang memberikan luaran yang baik," kata Gunadi.

Sedangkan dokter peneliti genetika pada lupus, Edhyana Sahiraatmadja menyatakan bahwa tidak selalu ibu dengan odapus akan memiliki anak yang juga lupus. Walaupun lanjut Edhyana, ada faktor genetik namun sifatnya poligenik dan dibutuhkan faktor-faktor lain seperti lingkungan, infeksi maupun pencetus lain yang menyebabkan individu menderita lupus. (Arie Nugraha)

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.