Sukses

Gejala Flu, Pilek, atau Infeksi Virus Corona Wuhan, Apa Bedanya?

Gejala pada novel coronavirus dengan flu biasa memang ada kesamaannya, tetapi apa sebenarnya yang membedakan gejala dari keduanya?

Liputan6.com, Jakarta Sekilas, gejala infeksi novel coronavirus serupa dengan gejala flu atau pilek. Virus yang merebak di Wuhan, China pada akhir 2019 itu meliputi:

  • Demam
  • Batuk kering
  • Napas pendek
  • Nyeri otot
  • Kelelahan

Sementara gejala lain virus corona yang tidak umum adalah penumpukan dahak, sakit kepala, hemoptisis atau batuk berdarah, dan diare. Sementara pada kasus yang tidak umum lainnya adalah hidung meler dan sakit tenggorokan.

Namun, gejala yang muncul ketika seseorang pilek dan sakit tenggorokan juga merupakan gejala umum dari infeksi saluran pernapasan atas. Maka dari itu, belum tentu seseorang yang menunjukkan gejala batuk atau flu terkena novel coronavirus.

Dilansir dari laman DW pada Senin, (3/2/2020), perlu diketahui bahwa virus baru ini mempengaruhi saluran pernapan bawah dan sebagian besar dari mereka yang terkena virus ini menunjukkan gejala seperti batuk kering, sesak napas, tetapi tidak sakit tenggorokan.

"Banyak dari mereka yang terkena virus baru ini, awalnya tidak menunjukkan gejala," kata Robert Koch Institute (RKI), sebuah badan pengendalian dan pencegahan penyakit pemerintah Jerman.

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Flu dan pilek

Saat flu, kebanyakan orang mengalami tenggorokan gatal, kemudian pilek dan akhirnya batuk.

Gejala-gejala seperti itu ketika disertai juga dengan demam dan sakit kepala dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Sebagai perbandingannya, ketika flu menyerang seseorang akan terasa sakit pada kepala dan anggota badan, batuk kering, suara menjadi serak, tenggorokan terasa sakit, demam tinggi (41 derajat Celsius), dan sering disertai dengan menggigil.

Namun, ketika pilek biasanya gejala akan berlalu dalam beberapa hari dan sebagian besar gejalanya akan hilang setelah sekitar satu minggu.

3 dari 3 halaman

Kapan antibiotik dikonsumsi?

Pada dasarnya, antibiotik memperkuat pertahanan tubuh dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri, tetapi mereka juga menyerang dinding sel atau proses metabolisme mikroorganisme.

Namun, ini hanya bekerja pada bakteri, bukan virus.

Pada akhirnya, jika kamu tidak yakin penyakit apa yang sebenarnya menyerang kesehatan tubuhmu (flu, pilek, atau novel coronavirus), segera untuk menghubungi dokter agar mengetahui kejelasannya.

 

Penulis : Vina Muthi A.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.