Sukses

Stres Bisa Picu Diare, Ini Penjelasan dan Cara Mengatasinya

Stres adalah reaksi normal terhadap situasi yang membuat Anda gugup, dan dapat menyebabkan gejala gastrointestinal (GI) seperti diare.

Liputan6.com, Jakarta - Stres adalah reaksi normal terhadap situasi yang membuat Anda gugup, dan dapat menyebabkan gejala gastrointestinal (GI) seperti diare. Usus memiliki jutaan sel saraf yang peka terhadap perubahan suasana hati.

Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi atau pikiran yang memunculkan perasaan negatif seperti kemarahan atau kegugupan. "Respons fight-or-flight" adalah reaksi tubuh terhadap stres. Tubuh melepaskan hormon stres, seperti adrenalin dan kortisol, ke dalam darah. Akibatnya, tekanan darah, gula darah, dan detak jantung meningkat.

Perubahan-perubahan tersebut memberi Anda energi untuk menghadapi stres. Beberapa orang yang mengalami stres jangka panjang (kronis), membuat tubuh akan sering mempersiapkan diri untuk menghadapi stres, bahkan tanpa adanya bahaya yang dirasakan.

Stres jangka panjang dapat menyebabkan komplikasi seperti:

  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Gangguan pencernaan
  • Sakit kepala yang sering
  • Perasaan marah dan sedih yang terus-menerus
  • Kualitas tidur yang buruk

Mengutip dari WebMd, stres dapat memengaruhi seluruh bagian kehidupan, termasuk emosi, perilaku, kemampuan berpikir, dan kesehatan fisik. Namun, karena setiap orang menangani stres dengan cara yang berbeda, gejala stres dapat bervariasi. 

Tidak semua orang mengalami gangguan pencernaan seperti diare ketika merasakan stres, tetapi mengapa yang lain bisa mengalaminya? Simak terus penjelasan artikel berikut untuk mengetahui bagaimana stres dapat menyebabkan diare dan cara untuk mengatasinya, seperti dilansir dari Health pada Sabtu 4 Mei 2024.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengapa Stres Bisa Menyebabkan Diare?

"Koneksi otak-usus," atau sistem saraf enterik, seperti "otak kecil" di dalam usus terhubung ke sistem saraf pusat Anda. Usus mengandung sekitar 100 juta sel saraf, yang membantu mengontrol pencernaan.

Penelitian telah menunjukkan bahwa "otak besar" dalam tengkorak terus berkomunikasi dengan "otak kecil" dalam usus. Suasana hati dapat memengaruhi perut Anda, dan masalah usus dapat memengaruhi suasana hati.

Stres mengaktifkan sel-sel saraf yang mengandung faktor pelepas kortikotropin (CRF). Kortikotropin adalah hormon yang berhubungan dengan berapa banyak kortisol dalam tubuh pada waktu tertentu.

“Orang bereaksi secara berbeda terhadap gelombang hormon stres ekstra di usus mereka,” kata Carolyn Newberry, MD, seorang ahli gastroenterologi di Weill Cornell Medicine, mengatakan kepada Health.

 

 

 

3 dari 4 halaman

Diare Karena Stres Merupakan Bagian dari Respon

Newberry mengatakan bahwa beberapa orang mengalami diare, sementara yang lain mengalami sembelit, ada juga yang mengalami kembung, mual, sakit perut, atau gabungan dari beberapa gejala.

Gejala-gejala tersebut merupakan bagian dari respon "flight-or-fight" tubuh Anda. Hormon stres membuat makanan bergerak lebih cepat melalui usus daripada biasanya. Tubuh memprioritaskan pengalihan energi ke otot-otot saat merasakan adanya bahaya. Akibatnya, tubuh menghentikan pergerakan usus.

“Usus besar tidak memiliki cukup waktu untuk menyerap air dari sisa makanan ketika mulai kembali, sehingga terlalu banyak air menyebabkan tinja encer dan berair” kata Lisa Ganjhu, DO, seorang ahli pencernaan di NYU Langone Health, mengatakan kepada Health.

4 dari 4 halaman

Cara Mengobati Diare yang Disebabkan oleh Stres

Anda biasanya bisa mengobati diare yang disebabkan oleh stres di rumah dengan perubahan pola makan, cairan, dan minum obat-obatan. Berikut ini pengobatan yang bisa Anda lakukan meliputi:

  • Makan makanan yang hambar: Ini termasuk roti, biskuit, dan pasta. Pastikan Anda beralih kembali ke pola makan yang seimbang dan kaya nutrisi ketika perut Anda terasa lebih baik.
  • Mengisi kembali cairan dan elektrolit yang hilang: Minumlah banyak air, jus buah, kaldu asin, atau minuman olahraga untuk mencegah dehidrasi. Hindari kafein seperti kopi, minuman berenergi, dan soda-yang dapat memperburuk gejala.
  • Minum obat: Imodium (loperamide) dan Pepto-Bismol (bismuth subsalisilat) dapat mengobati diare. Anda mungkin memerlukan obat-obatan lain, seperti antibiotik atau pencahar, jika Anda memiliki gangguan pencernaan yang mendasarinya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini