Sukses

Diabetes adalah Penyakit Metabolisme Kronis, dan Cara Mencegahnya

Diabetes juga merupakan penyebab utama serangan jantung dan stroke.

Liputan6.com, Jakarta Tentu kita tidak asing dengan kata diabetes. Salah satu nama penyakit yang mungkin sering kamu dengar. Biasanya penyakit ini diderita oleh usia lanjut namun tak jarang juga anak muda jadi korbannya.

Diabetes adalah salah satu dari empat prioritas penyakit tidak menular. Diabetes juga merupakan penyebab utama untuk kebutaan, serangan jantung, stroke, gagal ginjal dan amputasi kaki.

80% kejadian diabetes dapat dicegah, lakukan upaya pencegahan sekarang. Satu di antara dua orang penyandang diabetes masih belum terdiagnosis dan belum menyadari bahwa dirinya mengidap diabetes.

Waduh, cukup menyeramkan ya. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut, apa sih yang dimaksud dengan diabetes?

Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) atau diabetes adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin.

Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin.

Berdasarkan Perkeni tahun 2011, diabetes adalah penyakit gangguan metabolisme yang bersifat kronis dengan karakteristik hiperglikemia.

Berbagai komplikasi dapat timbul akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol, misalnya neuropati, hipertensi, jantung koroner, retinopati, nefropati, dan gangren.

Diabetes adalah penyebab kematian terbesar keempat di dunia. Setiap tahun ada 3,2 juta kematian yang disebabkan langsung oleh diabetes.

Terdapat 1 orang per 10 detik atau 6 orang per menit yang meninggal akibat penyakit yang berkaitan dengan diabetes. Penderita diabetes di Indonesia sebanyak 4,5 juta pada tahun 1995, terbanyak ketujuh di dunia.

Sekarang angka ini meningkat menjadi 8,4 juta dan diperkirakan akan menjadi 12,4 juta pada tahun 2025 atau urutan kelima di dunia.

Diabetes adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi kadar gula darah dapat dikendalikan melalui diet, olah raga, dan obat-obatan. Untuk dapat mencegah terjadinya komplikasi kronis, diperlukan pengendalian DM yang baik. Keberhasilan dalam pengobatan diabetes adalah bergantung pada penderita diabetes. Jika, penderita diabetes memiliki pengetahuan yang cukup memadai, kemudian dapat mengubah sikapnya dalam melakukan pengobatan misalnya diet rendah gula.

Diet tersebut dapat mendekatkan kadar gula darah dalam batas normal dan mencegah komplikasi sehingga dapat hidup lebih sejahtera, sehat dan berkualitas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jenis Diabetes

Diabetes Melitus umumnya diklasifikasikan menjadi 4 kategori dengan penyebab yang berbeda-beda.

1. Diabetes Melitus Tipe 1 disebut sebagai “Diabetes Melitus yang Tergantung pada Insulin”. Terkait dengan faktor genetik dan sistem kekebalan tubuh, yang mengakibatkan kerusakan sel-sel yang memproduksi insulin, sehingga sel tidak mampu untuk memproduksi insulin yang dibutuhkan oleh tubuh.

Kelompok orang yang paling sering mengidap penyakit ini adalah anak-anak dan remaja, yang mewakili 3% dari jumlah seluruh pasien yang ada.

2. Diabetes Melitus Tipe 2 disebut “Diabetes Melitus yang Tidak Tergantung pada Insulin”, yang mewakili lebih dari 90% kasus diabetes melitus. Terkait dengan faktor pola makan yang tidak sehat, obesitas, dan kurangnya olahraga.

Sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin dan tidak bisa menyerap dan menggunakan dekstrosa dan kelebihan gula darah yang dihasilkan secara efektif. Jenis diabetes melitus ini memiliki predisposisi genetik yang lebih tinggi daripada Tipe 1.

3. Diabetes Melitus Gestasional, terutama disebabkan oleh perubahan hormon yang dihasilkan selama kehamilan dan biasanya berkurang atau menghilang setelah melahirkan.

Studi dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa wanita yang pernah mengalami diabetes melitus gestasional memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi untuk mengidap penyakit diabetes melitus tipe II, sehingga wanita tersebut harus lebih memerhatikan pola makan yang sehat demi mengurangi risiko tersebut.

4. Jenis lain dari Diabetes Melitus. Ada beberapa penyebab lain yang berbeda dari ketiga jenis diabetes melitus di atas, termasuk sekresi insulin yang tidak memadai yang disebabkan oleh penyakit genetik tertentu, disebabkan secara tidak langsung oleh penyakit lainnya (misalnya pankreatitis, yaitu peradangan pada pankreas), yang diakibatkan oleh obat atau bahan kimia lainnya.

3 dari 3 halaman

Cara mencegah

Karena mencegah lebih baik daripada mengobati, maka penting bagi kamu untuk mengetahui cara mencegah diabetes, agar hidup kita lebih sehat sampai kita tua nanti.

Bagaimana cara untuk mencegah Diabetes Melitus?

1. Menjaga berat badan ideal

Obesitas merupakan faktor risiko utama diabetes melitus. Dengan demikian, kita bisa menurunkan risiko diabetes melitus dengan mencegah obesitas. Mereka yang sudah mengalami kelebihan berat badan wajib menetapkan sasaran penurunan berat badan (5-10% dari beratbadan saat ini).

Pola makan yang seimbang dengan target “Tiga rendah dan satu tinggi” yaitu prinsip pola makan rendah lemak, rendah gula, rendah natrium, dan tinggi serat.

2. Rajin berolahraga

Tetap aktif, berolahraga secara teratur, sangat dianjurkan untuk berolahraga setiap hari selama 30 menit atau lebih selama setidaknya 5 hari seminggu.

3. Rajin melakukan pemeriksaan

Gejala awal dbetes terkadang tidak begitu terlihat dengan penyakit lainnya. Salah satu cara mencegahnya, melakukan pemeriksaan kesehatan yang tepat setiap tahun bisa membantu mendeteksi penyakit ini sesegera mungkin.

Nah, uraian di atas adalah pengertian diabetes, jenis dan cara mencegah diabetes. Semoga bisa menjadi bahan referensi kamu. Jangan lupa untuk selalu hidup sehat agar bisa melihat anak cucumu kelak.

 

Reporter: Tyas Titi Kinapti

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.