Sukses

Autisme Kerap Dijadikan Bahan Lelucon, Simak Kegetiran Hati Anji

Penyanyi Anji menyesalkan istilah autisme sering dipakai sebagai bahan ejekan, baik di dunia nyata maupun media sosial.

Liputan6.com, Jakarta Autisme jangan diolok-olok apalagi dibuat sebagai bahan lelucon untuk bullying. Demikian pesan Anji kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama buat mereka yang aktif di media sosial.

Dalam memperingati World Autism Awareness Day atau Hari Peduli Autis Sedunia yang jatuh pada hari ini, 2 April, penyanyi bernama lengkap Erdian Aji Prihartanto itu menunjukkan kepeduliannya terhadap anak-anak autisme yang berkebutuhan khusus. 

"Pesan paling sederhana dari saya, jangan memakai kata autis dalam bercandaan sehari-hari," terang pelantun hits "Kekasih Terhebat", "Dia", "Bidadari Tak Bersayap", dan "Menunggu Kamu" saat dihubungi Health-Liputan6.com, Senin (2/4/2018).

Terkait soal autisme, masih banyak orang yang keliru dalam menilai apakah seorang anak menyandang autisme atau tidak. Tidak sedikit orang yang menyamaratakan kondisi autisme, padahal sebenarnya tidak demikian. Ada anggapan bahwa semua anak dengan gangguan komunikasi dan gangguan interaksi adalah autisme.

Celakanya, menurut Anji, anak atau remaja yang mengaku kekinian, belum paham sepenuhnya apa itu autisme.

"Misalnya orang yang terlalu (sering) lihat handphone dibilang autis. Orang yang lagi enggak merhatiin apa-apa gitu dibilang autis," sesal Anji.

 

Simak juga video menarik berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Please, jangan bikin remuk hati orang tua penderita autisme

Seperti mengutip laman Health, di Swedia ada 2 juta lebih anak yang menderita autisme. Demikian sebuah studi yang dilakukan Profesor dari Departemen Ilmu Psikologi dan Otak di Indiana University, Brian D' Onofrio. Ia mengatakan, anak yang lahir dari ayah dengan usia lebih dari 45 tahun berisiko menderita autisme atau gangguan autism spectrum disorder (ASD).

Jadi perlu adanya sikap untuk saling menjaga perasaan, terutama untuk keluarga yang hidup berdampingan dengan autisme.

"Karena kalau sampai orang tua atau yang punya saudara autis, bisa merasa sedih mendengar itu (ejekan dan lelucon)," papar Anji.

Penyanyi solo bersuara merdu itu berharap dunia kedokteran bisa memberi angin sejuk untuk menyembuhkan anak dengan autisme.

"Semoga pengembangan terapi untuk teman-teman dengan autis ke depan lebih canggih," harap pria yang ultah setiap 5 Oktober ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.