Sukses

Stres Bikin Lambung Terluka

Akibat dari kondisi ini, produksi asam di dalam lambung akan berlebihan, dan merangsang terjadinya hal-hal tidak mengenakan seperti ini.

Liputan6.com, Jakarta ​Risiko pendarahan pada saluran pencernaan mengintai orang yang terlalu dalam memikirkan suatu hal hingga ia stres. Akibatnya, produksi asam dalam lambung akan berlebihan dan merangsang terjadinya hal-hal tidak mengenakan seperti ini.

Prof. Dr. dr. Ignatius Riwanto, Sp.BD dalam seminar Natural Wellness Symposium SOHO Global Health di Grand Ballroom Grand City, Surabaya, Jawa Timur, ditulis Health Liputan6.com pada Senin (23/6/2014) menjelaskan, sel parietal akan dirangsang oleh asetilkolin, salah satu saraf nervus vagus dari otak. Sehingga, ketika individu terlalu mendalam memikirkan suatu hal, maka saraf nervus vagus juga akan teraktivasi.

"Lalu, asetilkolin akan meningkat yang merangsang sel parietal sehingga asam lambungnya meningkat," kata Ignatius menerangkan.

Untuk mencegahnya, Kepala Divisi Bedah Digestive Departemen Bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang, menyarankan, agar individu yang mengalaminya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi sehingga terhindar dari stres.

Selain itu, apa pun kondisinya sehingga lambung harus bekerja keras akan mengakibatkan pendarahan di saluran cerna.

"Kalau produksi asam berlebihan itu bisa merusak mukosa, lalu bikin tukak, bikin borok, lalu berdarah. Bisa juga, kalau kita minum obat-obatan yang merusak selaput mukosa, bikin luka dan berdarah," kata Ignatius menjelaskan.

Umumnya, kata Ignatius menambahkan, kondisi tidak mengenakkan seperti ini terjadi pada orang dewasa. Berkisar pada usia 30 sampai 60 tahunan.

Lebih lanjut Ignatius menerangkan, pasien dengan muntah darah, merupakan tanda bahwa telah terjadi pendarahan di lambung dan usus dua belas jari. Sementara berak darah, adalah tanda terjadinya pendarahan di usus halus dan usus besar sampai dubur.

Pendarahan pada saluran pencernaan bervariasi. Dari yang sangat ringan hanya berupa bercak-bercak merah atau kehitaman yang bila berlangsung lama dan memicu terjadinya anemia sampai perdarahan akut. Kondisi ini bisa menyebabkan syok dan berujung pada kematian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini