Sukses

Jelang Ramadan, Harga Sewa Pembantu di Arab Melonjak Drastis

Keluarga di Arab Saudi setiap tahunnya menghabiskan sekitar 21 miliar riyal Arab atau sekitar Rp 55,6 triliun untuk menyewa PRT.

Mendekati bulan suci Ramadan, harga sewa untuk seorang pembantu rumah tangga (PRT) di Arab meroket.

Dilansir dari Saudi Gazette, Senin (8/7/2013), harga yang melambung tinggi itu terutama berlaku bagi para pengguna jasa PRT yang menyukai PRT dari suku tertentu.

Menurut para Dewan di Arab, keluarga di Arab Saudi setiap tahunnya menghabiskan sekitar 21 miliar riyal Arab atau sekitar Rp 55,6 triliun untuk menyewa PRT.

Pernyataan itu dibenarkan oleh seorang penyedia jasa PRT yang menyediakan bantuan untuk para keluarga selama Ramadan. Ia mengatakan telah menyelesaikan semua permintaan untuk memenuhi meningkatnya permintaan PRT selama bulan suci Ramadan.

"Pemesanan dibuat oleh calon majikan, setidaknya 3 bulan sebelum Ramadan," kata seorang penyadia jasa PRT yang tidak ingin disebutkan identitasnya.

"Kami tidak memiliki pembantu rumah tangga yang tersisa untuk bekerja di sepanjang bulan Ramadan. Tetapi kami dapat menyewa PRT mereka selama beberapa jam setiap hari," urainya.

Menurut penyedia jasa PRT itu, upah PRT meningkat sekitar 130 persen terutama ketika datangnya Ramadan.

Stok PRT

Salah satu penyedia jasa PRT, Um Haidar, juga mengatakan semua PRT yang disediakannya telah dipesan 2 bulan sebelumnya.

"Persediaan saya menipis. Saya sekarang hanya memiliki PRT asal Sri Lanka yang bisa disewa per jam 20 riyal Arab atau sekitar Rp 53 ribu," urai Um.

Sementara penyedia jasa PRT lain, Abu Lara, akan menyediakan PRT dari Ethiopia dan Nepal. Hal itu dilakukan untuk menyediakan stok PRT bagi para keluarga di Arab. Untuk itu, Abu meminta PRT yang berminat bekerja dengannya untuk menghubunginya sebelum Ramadan tiba.

"Kami memiliki banyak metode untuk menyewa jasa PRT. Sewa selama 1 hari penuh adalah 300 riyal Arab atau sekitar Rp 753 ribu, seminggu 1.500 riyal Arab atau sekitar Rp 3,9 juta dan untuk sebulan 6 ribu riyal Arab atau sekitar Rp 15 juta untuk menyewa PRT dari kebangsaan yang paling disukai," terang Abu sambil menegaskan pembayaran tersebut harus dilakukan di muka.

Abu Lara juga meminta pelanggan untuk mengirim permintaan PRT dan alamat mereka melalui SMS sebelum 26 Syaban atau 6 Juli.

Dia juga meyakinkan calon pelanggannya jika PRT darinya tak akan melarikan diri. Jika terjadi, ia akan mengganti. Begitu pula jika si pengguna jasa tidak senang dengan PRT yang dipekerjakan.


Pesan Lewat Pesan Instan

Khadra Um Hassan, penyedia jasa lainnya juga mengatakan harga PRT yang sebelumnya 1.500 riyal Arab beberapa bulan lalu sekarang meningkat lebih dari 3.500 riyal Arab atau sekitar Rp 9,2 juta.

Dia meminta pelanggan untuk mengirimkan permintaan mereka pada WhatsUp menyatakan alamat mereka dan durasi sewa.

"Saya tidak akan memberi tahu alamat saya kepada pelanggan, tapi saya akan mengirim pembantu rumah tangga mereka dengan taksi," jelas Khadra.

PRT Indonesia Favorit

Sementara menurut Abu Abdullah, pemilik kantor perekrutan PRT mengatakan sejumlah keluarga telah memesan pembantu rumah tangga melalui dirinya sejak 3 bulan lalu.

"Indonesia adalah bangsa yang paling disukai, karena mereka langka di pasaran dan mereka memiliki pengetahuan yang tepat mengenai masakan Arab," papar Abu.

Abu juga mengatakan, beberapa keluarga meminta kantor untuk merekrut PRT bagi mereka dalam kontrak tahunan. Sehingga mereka bisa mendapatkan PRT sebelum Ramadan.

"Hal ini tidak mungkin, karena prosedur perekrutan memakan waktu antara 3 sampai 4 bulan," sambungnya.

Sanksi Perdagangan PRT Ilegal

Menanggapi permintaan PRT yang meningkat tersebut setiap tahunnya saat Ramadan, Ketua komite perekrutan PRT di Provinsi Timur Arab Mohammed Al-Mohammadi mengungkapkan Departemen Tenaga Kerja telah membentuk sebuah komite.

Sementara Nasser Al-Dosary, kepala urusan Deportasi di Provinsi Timur mengatakan akan memberikan sanksi untuk mereka yang memperdagangkan PRT.

"Diperkirakan terancam hukuman 2 sampai 5 tahun penjara, selain denda yang tidak kurang dari 100 ribu riyal Arab atau sekitar Rp 265 juta," ungkap Nasser.

Selain itu, Nasser juga mengimbau agar para keluarga di Arab Saudi tak berurusan dengan para penyedia jasa PRT ilegal. Karena para penyalur PRT ilegal itu telah melanggar peraturan tenaga kerja dan residensi. (Tnt/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini