Sukses

Taipan Properti Vietnam yang Dihukum Mati Karena Korupsi Rp429 Triliun Minta Keringanan Hukuman

Total kerugian akibat kasus korupsi yang melibatkan Truong My Lan setara dengan sekitar 6 persen dari PDB Vietnam pada tahun 2023.

Liputan6.com, Hanoi - Seorang taipan properti Vietnam yang dijatuhi hukuman mati atas kasus penipuan besar-besaran mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk mempertimbangkan pengampunan terhadapnya pada Selasa (26/11/2024), dengan alasan dia sedang berupaya mengembalikan dana yang telah dia salah gunakan.

Truong My Lan (68), pengembang properti ternama, dijatuhi hukuman mati setelah terbukti menggelapkan dana dari Saigon Commercial Bank (SCB), yang menurut jaksa berada di bawah kendalinya. Penipuan ini menyebabkan kerugian sebesar USD 27 miliar atau sekitar Rp429 triliun, menjadikannya salah satu kasus korupsi terbesar dalam sejarah Vietnam.

Lan sedang mengajukan banding atas hukumannya di pengadilan Ho Chi Minh City. Keputusan banding akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan.

Dalam pernyataan terakhirnya di pengadilan, seperti dikutip dari CNA pada Rabu (27/11), Lan menyatakan, "Yang saya pikirkan hanya bagaimana cara mengembalikan utang kepada SBV (Bank Negara Vietnam) dan rakyat. Saya tidak memikirkan apa yang akan terjadi pada diri saya dan keluarga saya."

"Saya merasa sangat terpukul atas penyalahgunaan sumber daya negara," kata Lan, sambil menambahkan bahwa dia merasa sangat malu dengan kasusnya. 

"Semoga Anda bisa mempertimbangkan kembali dan memberikan pengurangan hukuman bagi saya."

Menurut hukum Vietnam, Lan bisa terhindar dari hukuman mati jika dia secara sukarela mengembalikan tiga perempat dari aset yang dicuri dan dianggap telah bekerja sama dengan pihak berwenang. Namun, jaksa menegaskan bahwa dia belum memenuhi syarat tersebut dan menekankan bahwa dampak kejahatannya sangat besar dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Salah satu hal yang masih diperdebatkan dalam pengadilan adalah estimasi kekayaan pribadi Lan. Lan, yang mendirikan grup pengembang properti Van Thinh Phat, mengatakan di pengadilan bahwa "cara tercepat" untuk mengembalikan uang yang dicuri adalah dengan "melikuidasi SCB dan menjual aset kami untuk mengembalikan dana SBV dan rakyat".

Puluhan ribu orang yang menyimpan tabungan mereka di SCB kehilangan uang, yang mengejutkan negara komunis tersebut dan memicu protes dari para korban yang kembali berdemonstrasi pada hari Selasa di depan SBV di Hanoi.

SBV juga mengatakan pada bulan April bahwa mereka telah menyalurkan dana untuk menstabilkan SCB, meskipun jumlah pastinya tidak diungkapkan.

Pada persidangan pertama pada April lalu, Lan terbukti menggelapkan USD 12,5 miliar, namun jaksa mengatakan total kerugian akibat penipuan ini mencapai USD 27 miliar.

Selain Lan, ada 47 terdakwa lain yang juga mengajukan permohonan pengurangan hukuman dalam proses banding yang dimulai pada awal November.

Bulan lalu, Lan juga dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dalam kasus pencucian uang terpisah.

 

Â