Sukses

Houthi Serang Kapal Kargo di Laut Merah Usai dapat Peringatan dari AS

Kelompok Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kapal kargo berbendera Malta di Laut Merah ketika Amerika Serikat melemparkan peringatan.

Liputan6.com, Laut Merah - Kelompok Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kapal kargo berbendera Malta di Laut Merah ketika Amerika Serikat melemparkan peringatan.

Amerika Serikat mengatakan bahwa pihaknya telah melancarkan serangan baru terhadap sasaran-sasaran Houthi di tengah meningkatnya ketegangan di sekitar jalur utama tersebut.

“Sebuah kapal berbendera Malta milik Yunani dilaporkan menjadi sasaran dan terkena dampak rudal saat transit di selatan Laut Merah menuju utara,” kata perusahaan manajemen risiko maritim Ambrey dalam peringatannya, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (17/1/2024).

Juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemberontak Yaman menargetkan kapal Zografia dengan rudal angkatan laut pada Selasa (16/1) ketika kapal tersebut menuju ke Israel, sehingga mengakibatkan “serangan langsung”.

Tidak ada laporan korban luka. Kapal itu sedang menuju utara, tepatnya menuju Terusan Suez ketika diserang, kata Kementerian Perkapalan dan Kebijakan Pulau Yunani.

Sebelumnya pada Selasa (16/1), militer AS mengatakan bahwa pihaknya melancarkan serangan baru terhadap Houthi, dengan meluncurkan rudal anti-kapal dalam serangan ketiga terhadap kelompok yang didukung Iran dalam beberapa hari terakhir.

Menurut pernyataan Komando Pusat AS, serangan itu menghancurkan empat rudal balistik Houthi yang siap diluncurkan dan menimbulkan ancaman bagi kapal dagang dan angkatan laut AS di wilayah tersebut.

Serangan Houthi di Zografia melibatkan rudal balistik anti-kapal, kata pernyataan itu. Sembari menambahkan bahwa kapal tersebut melanjutkan transit di Laut Merah setelah dihantam dan mengatakan bahwa kapal tersebut tetap layak berlayar.

Kelompok Houthi yang didukung Iran telah menyerang kapal komersial yang mereka katakan memiliki hubungan dengan Israel sejak November 2023, sehingga mengganggu jalur perdagangan maritim.

Kelompok Houthi mengatakan serangan itu merupakan respons terhadap pemboman Israel di Gaza.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Houthi Serang Kapal Kargo AS dengan Rudal Balistik

Kelompok Houthi terus menyerang kapal komersial yang melintasi Laut Merah dan Teluk Aden. Terbaru, mereka menyerang kapal kontainer berbendera Kepulauan Marshall, Gibraltar Eagle, milik Amerika Serikat (AS) yang sedang melintasi Teluk Aden dengan rudal balistik.

Serangan tersebut mengenai ruang kargo kapal dan diperkirakan tidak menyebabkan kerusakan signifikan.

Houthi, yang telah berupaya menguasai Yaman selama lebih dari 20 tahun, mengatakan lebih dari 30 serangan terhadap kapal komersial selama enam minggu terakhir adalah bagian dari upaya untuk memberikan tekanan pada Israel agar mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza.

"Posisi kami terhadap peristiwa di Palestina dan agresi terhadap Gaza tidak berubah dan tidak akan berubah, baik setelah serangan maupun ancaman. Serangan untuk mencegah kapal-kapal Israel atau mereka yang menuju pelabuhan Palestina yang diduduki terus berlanjut," ujar kepala perunding Houthi, Mohammed Abdulsalam, mengatakan pada Senin (15/1/2024), seperti dilansir The Guardian, Selasa (16/1).

Kelompok Houthi menambahkan gencatan senjata di Jalur Gaza akan segera menyebabkan bebasnya arus kapal melalui Laut Merah.

Qatar menjadi pengguna kapal kontainer terbesar yang mengumumkan tidak akan mengirimkan gas cair melalui Laut Merah dalam waktu dekat. Tingkat lalu lintas dikatakan telah menurun secara keseluruhan sejak serangan di AS dan Inggris pada Kamis (11/1).

3 dari 4 halaman

Akankah AS Cs Lancarkan Serangan Lanjutan?

Keberhasilan komparatif Houthi pada Senin menimbulkan pertanyaan tentang apakah aliansi angkatan laut AS-Inggris di lepas pantai Yaman harus melakukan serangkaian serangan lebih lanjut atau bahkan mempertimbangkan untuk bekerja sama secara aktif dengan pasukan darat dari Dewan Kepemimpinan Presidensial Yaman (PLC) yang diakui PBB yang berbasis di Aden.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan serangan terhadap Houthi yang dilakukan pada 11 Januari dimaksudkan sebagai "aksi tunggal terbatas" dan bukan serangkaian serangan berkelanjutan.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dia berharap Houthi akan mundur setelah respons yang diperlukan dan proporsional, namun Sunak menambahkan Inggris tidak akan ragu melindungi keamanan dan kepentingannya.

"Kami tetap siap mendukung kata-kata kami dengan tindakan," tegasnya.

 

4 dari 4 halaman

Serangkaian Serangan ke Gibraltar Eagle

Sebelumnya pada Senin, badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris melaporkan sebuah kapal tak dikenal telah menghalangi dua kapal kecil yang ingin naik ke kapal tersebut.

Pada hari yang sama, Komando Pusat AS mengatakan bahwa dua jam sebelum serangan terhadap Gibraltar Eagle, sebuah rudal jelajah yang ditembakkan dari daerah yang dikuasai Houthi gagal terbang dan mendarat di laut sehingga tidak menimbulkan kerusakan.

Pada Minggu (14/1), sebuah jet tempur AS juga menembak jatuh rudal jelajah milik Houthi yang ditembakkan dari wilayah Houthi dan ditujukan ke kapal perusak AS USS Laboon.

Sumber-sumber di Yaman mengatakan warga telah mendengar ledakan di dekat pelabuhan Hodeidah, yang menyiratkan bahwa AS dan Inggris terus melakukan operasi dalam upaya untuk memadamkan ancaman yang ditimbulkan oleh rudal Houthi. Banyak serangan pada 11 Januari ditujukan ke Hodeidah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.