Sukses

Rusia dan Korea Utara Makin Mesra

Ketika isolasi internasional terhadap Rusia semakin meningkat akibat perang Ukraina, para analis mengatakan Rusia telah melihat peningkatan nilai dalam hubungannya dengan Korea Utara.

Liputan6.com, Moskow - Rusia akan mengembangkan hubungan dengan Korea Utara di semua bidang berdasarkan kesepakatan antara para pemimpin mereka pada September. Hal tersebut disampaikan Kremlin pada Senin (15/1/2024), di tengah kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Korea Utara Choe Son Hui ke Moskow.

Menlu Choe Son Hui tiba pada Minggu (14/1) untuk melakukan pembicaraan dengan timpalannya Menlu Sergei Lavrov dalam upaya kedua negara memperdalam hubungan ekonomi, politik, dan militer. Demikian laporan kantor berita Korea Utara, KCNA, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (16/1).

Ketika isolasi internasional terhadap Rusia semakin meningkat akibat perang Ukraina, para analis mengatakan Rusia telah melihat peningkatan nilai dalam hubungannya dengan Korea Utara.

Bagi Korea Utara, hubungan dengan Rusia tidak selalu sehangat saat masa kejayaan Uni Soviet, namun negara ini mendapat manfaat dari kebutuhan Rusia akan teman.

"Korea Utara adalah tetangga dan mitra terdekat kami, yang dengannya kami berniat mengembangkan lebih lanjut kemitraan di semua bidang," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya berjanji membantu Korea Utara membangun satelit.

"Dialog di semua tingkatan akan terus berlanjut ... Kami menantikan perundingan yang intens dan bermanfaat," ujar Peskov.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Putin Akan Kunjungi Korea Utara?

Rusia telah meningkatkan hubungan dengan Korea Utara sejak dimulainya perang Ukraina hampir dua tahun lalu. Hubungan keduanya memicu kekhawatiran Barat, terutama setelah tuduhan bahwa Rusia menembakkan rudal balistik buatan Korea Utara ke sasaran di Ukraina.

KCNA melaporkan pula bahwa Korea Utara terus mendorong pengembangan rudal balistik dan telah melakukan uji coba rudal hipersonik berbahan bakar padat dengan jangkauan menengah - tindakan yang dikutuk oleh Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, dan Jepang.

Rusia dan Korea Utara sendiri membantah adanya kesepakatan terkait transfer senjata.

Peskov menuturkan lebih lanjut bahwa Rusia berharap kunjungan Presiden Putin ke Korea Utara, atas undangan Kim Jong Un, akan dilakukan di masa mendatang. Dia mengaku belum ada tanggal yang disepakati.

"Mengingat hubungan Rusia-Korea Utara berkembang dari segala sisi ... segala macam masalah dapat didiskusikan antara Lavrov dan Choe Son Hui," tutur Artyom Lukin, dari Universitas Federal Timur Jauh Rusia.

"Jika dia bertemu dengan presiden Rusia, ini mungkin merupakan indikasi lain Putin akan mengunjungi Pyongyang tahun ini."

3 dari 3 halaman

Kunjungan Menlu Korea Utara Mencakup Perundingan

Tanda yang mencolok dari hubungan yang semakin erat antara Rusia dan Korea Utara terjadi pada Juli, ketika Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengunjungi Pyongyang, tepatnya menghadiri pameran senjata yang mencakup rudal balistik.

Kunjungan tersebut dilanjutkan dengan lawatan Kim Jong Un ke Rusia, kunjungan luar negeri pertamanya sejak pandemi COVID-19.

"Singkatnya, Korea Utara merasa semakin tidak aman dan rentan dibandingkan Korea Selatan," kata Lukin. "Rusia saat ini adalah satu-satunya kekuatan yang dapat membantu meningkatkan keamanan strategis militernya."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan kunjungan Menlu Choe Son Hui akan mencakup perundingan, namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut.

"Orang-orang Barat terus-menerus melontarkan cerita bahwa Rusia kembali berperilaku berbeda, tidak punya hak untuk berkomunikasi dengan Korea Utara," kata Zakharova di saluran TV pemerintah Rossiya-1 pada Minggu. "Kami memiliki hak untuk melakukan apapun yang kami anggap perlu, dengan mempertimbangkan fakta bahwa kami terus-menerus menyatakan penghormatan terhadap hukum internasional."

Menlu Choe Son Hui pada Oktober mengatakan bahwa kritik AS dan sekutunya terhadap dugaan pengiriman senjata Korea Utara ke Rusia telah dipolitisasi dan diputarbalikkan, sambil mengatakan bahwa hubungan antara Moskow dan Pyongyang akan mencapai fase baru yang lebih tinggi.

Rusia dan Korea Utara belum berkomentar secara spesifik mengenai tuduhan Moskow menggunakan rudal Korea Utara di Ukraina.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.